11 Mei 2023

Pentingnya Tawadhu, Sifat Rendah Hati yang Perlu Dimiliki

Pahami manfaat memiliki sifat ini
Pentingnya Tawadhu, Sifat Rendah Hati yang Perlu Dimiliki

Apakah Moms familiar dengan istilah tawadhu? Tawadhu artinya rendah hati.

Sifat ini menjadi salah satu akhlak baik yang perlu dimiliki umat muslim.

Dalam agama Islam terdapat karakter atau kondisi lahir dan batin manusia yang dikenal dengan istilah akhlak.

Selanjutnya, akhlak dibagi menjadi dua yakni akhlak baik dan buruk.

Akhlak baik atau (akhlaq mahmudah) meliputi segala perbuatan baik seperti sabar, syukur, ikhlas, qana’ah, rendah hati (tawadhu’), jujur (sidq), dermawan (jud), amanah, pemaaf, dan lapang dada.

Sedangkan akhlak buruk (akhlaq madzmumah) di dalamnya meliputi emosi atau gampang marah (kidb), pelit (syukh), khianat, dendam, dan dengki.

Meskipun dalam diri manusia selalu memiliki dua sisi mata uang yakni buruk dan baik, tapi, tentunya diharapkan untuk bisa selalu berbuat dan menebar kebaikan dengan sesama umat.

Hal ini untuk menciptakan perdamaian dan persatuan seluruh manusia di dunia.

Sifat rendah hati merupakan salah satu bentuk akhlak baik. Mengajarkan anak dan diri sendiri untuk rendah hati merupakan upaya untuk memiliki akhlak yang mulia.

Ada banyak manfaat jika Moms dan Si Kecil mempraktikkan sikap tawadhu dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Baca Juga: 10 Aplikasi Islam, Bantu Menjalankan Ibadah Sehari-hari

Apa Artinya Tawadhu?

Perempuan Muslim
Foto: Perempuan Muslim (Freepik.com/freepik)

Menurut buku berjudul Akidah Akhlak Kelas VIII (Kemenag, 2020) pengertian tawadhu adalah sikap dan perbuatan manusia yang mencerminkan kerendahan hati, tidak sombong dan tinggi hati, serta tidak mudah tersinggung.

Ajaran umat muslim untuk memiliki sikap ini tertera dalam Alquran surah Al Furqan ayat 63, yang berbunyi:

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan,” (QS. Al Furqan:63)

Selain itu, orang yang tawadhu tidak merasa dirinya lebih baik dari orang lain.

Mereka selalu sadar bahwa kenikmatan, rezeki, kebahagiaan, dan segala hal yang ada di dunia ini terjadi karena atas izin Allah.

Sementara itu, menurut jurnal Madaniyah, dijelaskan bahwa secara etimologi kata tawadhu berasal dari kata wadh’a yang berarti merendahkan.

Kata ini juga berasal dari kata ittadha’a dengan arti merendahkan diri.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Buku Kisah Nabi, Yuk, Kenalkan Si Kecil Cerita Teladan dari para Utusan Allah SWT!

Pengertian Tawadhu Menurut Para Ahli

Wanita Berhijab
Foto: Wanita Berhijab (Orami Photo Stocks)

Para ahli di bidang agama dan tafsir memiliki makna tersendiri mengenai pengertian tawadhu.

Berikut ini pengertiannya menurut para ahli.

1. Menurut Al-Ghozali

Tawadhu menurut Al-Ghozali adalah mengeluarkan kedudukan kita dan menganggap orang lain lebih utama dari pada kita.

2. Menurut Ahmad Athoilah

Tawadhu menurut Ahmad Athoilah adalah sesuatu yang timbul karena melihat kebesaran Allah, dan terbukanya sifat-sifat Allah.

Baca Juga: 4 Sifat Wajib bagi Rasul Beserta Artinya yang Harus Diyakini dan Diteladani, Masya Allah!

3. Menurut WJS Poerwadarminta

Tawadhu adalah perilaku manusia yang mempunyai watak rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh, atau merendahkan diri agar tidak kelihatan sombong, angkuh, congkak, dan besar kepala.

4. Menurut Yunahar Ilyas

Tawadhu artinya rendah hati dan tidak sombong. Lawan dari sifat ini adalah sombong atau takabur.

Dengan kata lain, ini adalah perilaku yang selalu menghargai keberadaan orang lain, serta memuliakan orang lain.

Selain itu, perilaku ini berarti suka mendahulukan kepentingan orang lain dan menghargai pendapat orang lain.

5. Tawadhu Menurut Al-Huft

Tawadhu adalah menumbuhkan rasa persamaan, tanpa saling merendahkan melainkan menghormati dan toleransi.

Arti lainnya berarti merasa senasib, suka akan keadilan, saling menyayangi. Semua ini dapat timbul dengan rasa rendah hati.

Dari kelima penjelasan di atas dapat diartikan bahwa tawadhu adalah sikap rendah hati. Lawannya adalah sombong atau takabur.

Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan.

Rendah hati tidak sama dengan rendah diri, karena rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri.

Sekalipun dalam prakteknya orang yang rendah hati cenderung merendahkan dirinya di hadapan orang lain. Tapi, sikap tersebut bukan lahir dari rasa tidak percaya diri.

Baca Juga: Tadabbur Al-Quran, Sikap yang Harus Diteladani Umat Muslim

Ciri-ciri Orang yang Bersikap Tawadhu

Keluarga Muslim Makan Bersama
Foto: Keluarga Muslim Makan Bersama (Freepik.com/freepik)

Melansir dari NU Online, ada sejumlah ciri yang menunjukkan seseorang bersikap tawadhu, yakni:

1. Tidak Berambisi Menjadi Populer

Tidak suka atau tidak berambisi menjadi orang terkenal.

Hal ini dilakukan untuk menghindari sikap sombong atau menonjolkan diri hanya demi mencari popularitas.

Atau dalam arti lain, orang yang tawadhu adalah orang yang ikhlas bekerja tanpa pamrih ingin mendapatkan kemasyhuran di tengah-tengah masyarakat, apalagi mencari pujian.

2. Menjunjung Tinggi Kebenaran

Mereka yang ber-tawadhu akan menjunjung tinggi kebenaran tanpa memandang hal-hal duniawi, seperti status sosial dari orang yang menyatakan suatu hal.

Ini sejalan dengan nasihat Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA berbunyi:

La tandhur ilâ man qâla, wandhur ilâ ma qâla.

Artinya: "Jangan melihat siapa yang mengatakan, lihatlah apa yang dikatakannya."

Sehingga dapat diartikan bahwa orang yang tawadhu adalah orang yang sportif dan jujur.

Baca Juga: 13+ Keutamaan Majelis Ilmu dan Adabnya, Umat Muslim Wajib Tahu!

3. Tidak Segan Bergaul dengan Fakir Miskin

Seseorang yang memiliki sifat tawadhu tidak akan segan bergaul dengan fakir miskin dan bahkan tulus mencintai serta melindunginya.

Hal ini merupakan sikap yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana dikisahkan dalam kitab Maulid Al-Barzanji, karya Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, halaman 123, sebagai berikut:

Wakâna shallallâhu alaihi wassalam syadidal haya’i wattwadhu’i.... yuhibbul fuqarâ’a wal masâkina wayajlisu ma’ahum.

Artinya: "Rasulullah SAW adalah pribadi yang sangat pemalu dan amat tawadhu.

Beliau mencintai fakir miskin dan tidak segan-segan bergaul dengan duduk bersama mereka."

4. Suka Membantu Orang Lain

Ciri orang yang ber-tawadhu lainnya adalah suka membantu orang lain yang sedang kesulitan.

Selain itu, mereka juga tidak merasa tinggi hati atau rendah diri ketika dimintai bantuan oleh orang fakir miskin maupun orang yang memiliki pangkat dan jabatan.

Baca Juga: 7+ Hadis tentang Amal Saleh dan Keutamaannya, Umat Muslim Wajib Tahu!

5. Mengucapkan Terima Kasih dan Maaf

Orang yang ber-tawadhu tidak segan mengucapkan terima kasih kepada siapa pun yang telah membantunya dan tanpa memandang status sosial orang tersebut.

Ia juga tak sungkan mengucapkan maaf apabila melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja sehingga melukai perasaan orang lain.

Manfaat Bersikap Tawadhu

Perempuan Muslim Berdoa
Foto: Perempuan Muslim Berdoa (Freepik.com/wayhomestudio)

Sikap terpuji yang dianjurkan dalam ajaran Islam ini memiliki segudang kebaikan, lho.

Ini dia manfaat dari menerapkan sikap rendah diri dan tidak sombong yang perlu kita pahami.

1. Terhindar dari Sifat Takabur

Ketika seorang umat muslim bersikap rendah hati saat bersosialisasi di lingkungannya, ia dapat terhindar dari sifat takabur atau sombong.

Sebagaimana yang kita ketahui, takabur atau sombong termasuk dalam sikap yang paling dibenci oleh Allah SWT.

Sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Al-Kharaithi, imam Al-Hasan bin Sufyan, Ibnu La’al, dan imam Ad-Dailami dari sahabat Anas bin Malik r.a, berikut ini:

"Tidak ada manusia kecuali di kepalanya ada dua rantai, rantai di langit ke tujuh dan rantai di bumi ke tujuh.

Jika ia tawadhu’ maka Allah akan mengangkatnya dengan rantai ke langit ke tujuh, dan jika ia sombong maka Allah akan merendahkannya dengan rantai ke bumi ke tujuh."

2. Diangkat Derajatnya oleh Allah SWT

Orang-orang yang selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong juga akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.

Ini menjadi keutamaan sikap tawadhu yang paling banyak didambakan oleh umat Islam.

Ketentuan ini telah diriwayatkan dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:

“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya.

Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya,” (HR. Muslim).

Sebaliknya, orang yang memiliki sifat takabur akan dilaknat dan dihinakan oleh Allah SWT.

Baca Juga: Mengenal Muhasabah, Introspeksi Diri yang Dianjurkan dalam Islam

3. Menciptakan Keharmonisan dalam Hubungan dengan Orang Lain

Tidak hanya membawa berkah untuk kehidupan kita, sikap rendah hati dan tidak sombong juga dapat berdampak positif dalam lingkungan sosial.

Moms yang selalu bersikap tawadhu dapat menciptakan sekaligus menjaga keharmonisan selama berhubungan baik dengan orang lain.

Rasulullah SAW pun bersabda:

“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian tawadhu’, hingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya atas orang lain, dan tidak ada lagi orang yang menyakiti atas yang lain,” (HR. Muslim: 2865).

4. Dilindungi dari Laknat Allah SWT

Sikap sombong sangat dibenci oleh Allah SWT sehingga orang-orang yang takabur akan dihinakan dan dilaknat.

Sementara itu, umat Islam yang selalu rendah hati dan tidak sombong akan dijauhkan dari laknat Allah SWT.

Sufyan bin ‘Uyainah berkata:

“Siapa yang maksiatnya karena syahwat, maka taubat akan membebaskan dirinya.

Buktinya saja Nabi Adam ‘alaihis salam bermaksiat karena nafsu syahwatnya, lalu ia bersitigfar (memohon ampun pada Allah), Allah pun akhirnya mengampuninya.

Namun, jika siapa yang maksiatnya karena sifat sombong (lawan dari tawadhu’), khawatirlah karena laknat Allah akan menimpanya.

Ingatlah bahwa Iblis itu bermaksiat karena sombong (takabur), lantas Allah pun melaknatnya.”

Baca Juga: 5+ Manfaat Sifat Malu dan Hikmahnya dalam Ajaran Islam

5. Mencegah Penyakit Hati

Tidak hanya memupuk cinta dan persaudaraan yang indah, sikap tawadhu juga dapat menghindarkan kita dari berbagai penyakit hati.

Hal ini karena tawadhu dapat mencegah kita untuk bersikap tinggi hati atau sombong kepada orang lain.

Tawadhu juga dapat menciptakan rasa syukur dan cukup dalam diri kita sehingga tidak mudah iri atau dengki terhadap orang lain.

Itulah pengertian tawadhu dalam ajaran agama Islam.

Jangan lupa untuk selalu menanamkan sikap rendah hati ini pada diri sendiri dan keluarga ya, Moms!

  • https://media.neliti.com/media/publications/195087-ID-indikator-tawadhu-dalam-keseharian.pdf
  • ]https://islam.nu.or.id/post/read/82959/lima-tanda-orang-tawadhu-menurut-sayyid-abdullah-al-haddad
  • http://etheses.iainkediri.ac.id/1867/3/932123216_bab%202.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb