07 Januari 2021

Terapi Plasma Konvalesen Sedang Tren untuk Pengobatan COVID-19, Apa Itu?

Terapi ini ternyata sudah ada sejak lama
Terapi Plasma Konvalesen Sedang Tren untuk Pengobatan COVID-19, Apa Itu?

Apakah Moms mulai sering membaca di media sosial tentang orang yang mencari donor plasma konvalesen?

Donor darah penyintas ini tengah menjadi tren karena dianggap bisa cukup kuat dan efektif dalam menangani kondisi seseorang yang terinfeksi COVID-19.

Tren ini dimulai dengan unggahan Gubernur Ganjar Pranowo yang mengunggah potret rekannya yang membaik usai menerima donor plasma.

Mau tahu secara rinci apa itu terapi plasma konvalesen? Ini penjelasan lengkapnya!

Baca Juga: Presiden Jokowi Tandatangani PP Predator Seksual Anak, Pelaku Bisa Dikebiri Kimia

Sebagai Transfer Antibodi Antara Penyintas

Peneliti Sebutkan Bahwa 75% Pasien Corona Alami Kerusakan Organ.jpg
Foto: Peneliti Sebutkan Bahwa 75% Pasien Corona Alami Kerusakan Organ.jpg (Orami Photo Stocks)

Foto: Orami Photo Stock

Mengutip American Society of Hematology, penggunaan plasma konvalesen dikumpulkan dari individu yang sebelumnya terinfeksi untuk mentransfer antibodi secara pasif.

Hal ini dilakukan untuk melindungi atau mengobati manusia, dan metode ini sudah ada sejak hampir 100 tahun yang lalu.

Hasil dari rangkaian kasus kecil selama MERS sebelumnya dan wabah virus SARS menunjukkan bahwa metode plasma konvalesen ini aman dan dapat memberikan manfaat klinis, termasuk pembersihan virus yang lebih cepat, terutama bila diberikan pada awal perjalanan penyakit.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan, terapi ini berpijak pada pemahaman bahwa seorang penyintas infeksi, ketika sembuh akan membentuk antibodi dalam tubuhnya.

Pada kasus infeksi COVID-19, acuannya adalah penyintas penyakit itu diharapkan sudah membentuk antibodi. Plasma penyintas kemudian diberikan kepada orang lain yang sedang menghadapi infeksi virus yang sama.

"Harapannya, antibodi yang diberikan melalui plasma ini tadi, membantu untuk melawan infeksi yang sedang berjalan," ujar Tonang mengutip Kompas.com.

Secara sederhana, Tonang mengatakan, terapi plasma konvalesen dipahami sebagai transfer antibodi antara penyintas suatu infeksi kepada orang yang sedang menghadapi infeksi COVID-19.

Baca Juga: 7 Fakta Mengejutkan Tentang Manfaat Donor Darah

Tranfusi Produk Darah

transfusi darah saat hamil 2.jpg
Foto: transfusi darah saat hamil 2.jpg (Americanpregnancy.org)

Foto: Orami Photo Stock

Mayo Clinic menjelaskan, darah yang didonasikan oleh orang yang sembuh dari infeksi virus memiliki antibodi terhadap virus yang menyebabkannya.

Darah yang didonorkan diproses untuk membuang sel darah, meninggalkan cairan (plasma) dan antibodi. Ini dapat diberikan kepada orang dengan infeksi yang sama untuk meningkatkan kemampuannya melawan virus.

Terapi plasma konvalesen ini dapat membantu orang pulih dari suatu infeksi penyakit. Sehingga dapat mengurangi keparahan atau memperpendek lamanya penyakit.

Terapi plasma ini diberikan dengan cara mengambil plasma darah yang mengandung antibodi dari donor, kemudian ditransfusikan kepada pasien yang membutuhkan.

Mengenai metode transfusi darah, Tonang menjelaskan bahwa ada pemahaman yang harus diketahui oleh masyarakat tentang metode ini. Produk darah bisa mencakup sel darah, maupun plasma darah.

"Dalam konsep transfusi darah sekarang ini, sudah memilih memberikan yang namanya komponen darah. Artinya, dari satu darah utuh, orang butuh plasmanya, maka yang diberikan plasmanya saja," jelas Tonang.

Begitu juga bila ada yang membutuhkan trombosit, maka yang diberikan hanya trombositnya saja. Atau misal ada yang butuh sel darah merah, maka yang diberikan hanya sel darah merahnya saja.

Khusus untuk infeksi COVID-19, yang dimaksud adalah pemberian antibodi. Tetapi, dalam kondisi biasa, transfusi plasma itu sebetulnya untuk memberikan faktor pembekuan darah.

Baca Juga: Vaksin Menyebabkan Autisme? Ini Kata Ahli!

Terapi Ini Tidak Sama dengan Vaksin

vaksin COVID-19
Foto: vaksin COVID-19

Foto: Orami Photo Stock

Tonang mengatakan, terapi plasma konvalesen tidak bisa dibandingkan dengan pemberian vaksin COVID-19. Karena keduanya memiliki target yang berbeda.

Terapi ini hanya diberikan pada pasien yang terinfeksi COVID-19 yang keadaannya sudah berat. Jika keadaannya sedang atau ringan, terapi ini justru tidak boleh diberikan.

Sementara pada pemberian vaksin, diberikan kepada orang yang belum pernah menderita penyakit tersebut. Sehingga, baik terapi plasma konvalesen dan pemberian vaksin adalah dua hal yang berbeda.

Itu dia Moms, penjelasan mengenai terapi plasma konvalesen untuk membantu menangani kondisi infeksi COVID-19. Semoga berguna.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb