09 Maret 2023

Tinea Versicolor atau Panu: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

Akrab disebut panu dan menyerupai vitiligo
Tinea Versicolor atau Panu: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

Tinea versicolor atau akrab disebut panu adalah infeksi jamur pada kulit yang cukup sering ditemukan.

Jamur ini mengganggu pigmentasi normal kulit, sehingga menyebabkan bercak-bercak kecil dan berwarna.

Melansir Mayo Clinic, bercak kecil mungkin lebih terang atau lebih gelap daripada warna aslinya.

Tinea versicolor paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. Paparan sinar matahari bisa membuat tinea versicolor lebih kentara.

Tinea versicolor juga disebut pityriasis versicolor tidaklah menyakitkan atau menular. Tetapi, kondisi ini bisa menyebabkan tekanan emosional atau penurunan rasa percaya diri.

Krim antijamur, losion, dan sampo dapat membantu mengatasi tinea versicolor.

Namun, setelah sembuh dari keluhan tersebut, warna kulit mungkin tetap tidak merata selama beberapa minggu atau bulan.

Parahnya, kondisi ini bisa kambuh ketika cuaca hangat dan lembap.

Yuk, cari tahu selengkapnya tentang tinea versicolor alias panu lewat ulasan di bawah ini, Moms!

Baca Juga: Penyebab Infeksi Jamur Candida pada Bayi dan Cara Mencegahnya

Gejala Tinea Versicolor

Jari Tangan Jamuran
Foto: Jari Tangan Jamuran (shutterstock)

Pertumbuhan jamur pada kulit bisa menyebabkan warna area kulit yang terinfeksi berbeda dari kulit di sekitarnya.

Adapun tanda dan gejala infeksi tinea versicolor meliputi:

  • Bercak kulit, bisa berwarna putih, merah muda, merah atau cokelat. Bahkan bercaknya bisa lebih terang atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya.
  • Bekas tinea versicolor biasanya lebih terlihat dengan di kulit berwarna gelap.
  • Bintik-bintik bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, tapi paling sering terlihat di leher, dada, punggung dan lengan.
  • Bintik-bintik dapat menghilang selama cuaca dingin dan menjadi lebih buruk selama cuaca hangat dan lembap.
  • Bercak kulit ini kering, bersisik, gatal dan terasa sakit.

Bercak kulit yang berubah warna adalah gejala tinea versicolor yang paling nyata, dan bercak ini biasanya muncul di lengan, dada, leher, atau punggung.

Baca Juga: Waspadai Gejala Lupus, Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Wanita

Tinea versicolor yang berkembang pada orang dengan kulit gelap dapat menyebabkan bercak-bercak kulit jadi lebih terang, sehingga dikenal sebagai hipopigmentasi.

Bagi sebagian orang, kulit bisa menjadi lebih gelap, bukan cerah. Kondisi ini dikenal sebagai hiperpigmentasi.

Namun, beberapa orang yang terkena tinea versicolor tidak memiliki perubahan signifikan dalam warna atau penampilan kulit mereka.

Selain perubahan warna kulit , juga mungkin mengalami kulit gatal.

Penyebab Tinea Versicolor

Pengertian Panu
Foto: Pengertian Panu (Orami Photo Stock)

Tinea versicolor terjadi ketika jamur Malassezia tumbuh dengan cepat di permukaan kulit. Malassezia, jamur lipofilik dimorfik, juga dikenal sebagai Pityrosporum.

Sebenarnya, jamur ini adalah flora yang biasa terdapat pada kulit normal.

Malassezia terdapat di kulit yang sehat, dan paling umum di daerah berminyak seperti wajah, kulit kepala, dan punggung.

Namun, Malassezia dapat menyebabkan tinea versicolor ketika berubah menjadi bentuk patogen atau merusak.

Faktor-faktor yang menyebabkan jamur ini menjadi patogen di antaranya adalah kecenderungan genetik, kondisi lingkungan seperti panas dan kelembapan, defisiensi imun, kehamilan, kulit berminyak, dan penggunaan losion serta krim berminyak.

Dikutip dari Journal de Mycologie Médicale, hingga saat ini, 14 spesies Malassezia penyebab tinea versicolor telah diidentifikasi.

Spesies utama jamur penyebab tinea versicolor adalah Malassezia furfur, Malassezia globosa, dan Malassezia sympodialis.

Berikut ini adalah faktor risiko penyebab tinea versicolor.

Baca Juga: Sering Dialami Anak, Apa Perbedaan Panu, Kurap, dan Kudis?

1. Cuaca Panas dan Lembap

Tinea versicolor atau panu dilaporkan terjadi di seluruh dunia, tetapi lebih sering terjadi pada kondisi hangat dan lembap.

Prevalensinya setinggi 50% di negara tropis dan serendah 1,1% di daerah beriklim dingin seperti Swedia.

2. Kulit Berminyak

Pityriasis versicolor terjadi lebih sering pada remaja dan dewasa muda mungkin karena peningkatan produksi sebum.

Pasalnya, ini memungkinkan lingkungan yang lebih kaya lemak atau minyak di mana Malassezia dapat tumbuh.

3. Keringat Berlebih

Jamur menyukai kulit yang lembap. Keringat yang berlebih mendukung pertumbuhan jamur tinea versicolor.

Setelah berolahraga, sebaiknya keringat dilap dan tunggu hingga kering. Hindari langsung mandi.

4. Sistem Kekebalan yang Melemah

National Center for Biotechnology Information meninjau imunodefisiensi menjadi penyebab berbagai peningkatan infeksi jamur superfisial dan invasif.

Infeksi jamur yang ditemukan peneliti bisa terjadi karena kesalahan gen bawaan tunggal dari imunitas.

Di dalam jurnal tersebut, peneliti menemukan bahwa infeksi jamur lain juga dapat terjadi dari kesalahan kekebalan bawaan yang belum diketahui sampai saat ini.

5. Perubahan Hormon

Beberapa hormon, terutama hormon seks, meningkatkan sekresi minyak sehingga meningkatkan risiko tinea versicolor.

Tinea versicolor juga bisa terjadi pada orang-orang dari semua latar belakang etnis, tapi lebih umum pada remaja dan dewasa muda.

Orang dewasa lebih mungkin mengembangkan tinea versicolor jika mereka mengunjungi suatu daerah dengan iklim subtropis.

Baca Juga: Waspada Tinea Captitis, Infeksi Jamur di Kulit Kepala Anak

Penyakit Kulit yang Disangka Tinea Versicolor

Infeksi Jamur di Kaki
Foto: Infeksi Jamur di Kaki (shutterstock)

Beberapa kondisi kulit dengan gejala yang tumpang tindih seperti vitiligo sering disalahartikan sebagai tinea versicolor.

Vitiligo bisa berbeda dari tinea versicolor yang termasuk:

  • Vitiligo tidak mempengaruhi tekstur kulit.
  • Vitiligo biasanya muncul di jari, pergelangan tangan, ketiak, mulut, mata atau selangkangan.
  • Vitiligo sering membentuk tambalan yang simetris.

Ruam yang disebabkan oleh pityriasis rosea juga mirip dengan tinea versicolor, tetapi ruam ini biasanya didahului oleh herald patch.

Herald patch satu-satunya bercak merah kulit bersisik yang muncul beberapa hari atau minggu sebelum ruam.

Belum diketahui penyebab masalah kulit ini. Tapi, seperti tinea versicolor, masalah kulit ini tidak berbahaya atau menular.

Baca Juga: Mengenal Masalah Kulit Vitiligo, Gejala, Komplikasi dan Efek Psikologisnya!

Mengobati Tinea Versicolor

Gejala Tinea Versicolor
Foto: Gejala Tinea Versicolor (Orami Photo Stock)

Dikutip dari jurnal yang diterbitkan dalam National Center for Biotechnology Information, obat oles bisa digunakan sebagai pengobatan pertama untuk tinea versicolor.

Obat oles yang bisa digunakan di antaranya agen antijamur nonspesifik (sulfur ditambah asam salisilat, selenium sulfida 2,5%, dan zinc-pyrithione) yang menghilangkan jaringan mati dan penyebaran ke area lain.

Kedua, bisa menggunakan obat antijamur spesifik, yang memiliki efek fungisida atau fungistatik.

Obat antijamur yang biasa digunakan termasuk imidazol (clotrimazole 1%, ketoconazole 2%, econazole, isoconazole, miconazole), ciclopirox olamine 1%, dan allylamine (terbinafine 1%).

Obat luar berbentuk semprotan atau larutan berbusa dalam sampo lebih disukai daripada krim, karena krim lebih berminyak dan lebih sulit untuk diaplikasikan, terutama di daerah yang luas.

Ketoconazole adalah pengobatan topikal yang paling umum digunakan untuk mengobati tinea versicolor.

Ini dapat diaplikasikan sebagai krim (dua kali sehari selama 15 hari) atau dalam larutan berbusa (dosis tunggal).

Baca Juga: Sering Dialami Anak, Apa Perbedaan Panu, Kurap, dan Kudis?

Mencegah Tinea Versicolor

Kulit Gatal Akibat Panu
Foto: Kulit Gatal Akibat Panu

Panu dapat diobati dengan beragam perawatan, salah satunya yaitu oles obat gatal. Meski demikian, jamur akan kembali setelah pengobatan dilakukan.

Jika kambuh, sampo dan obat-obatan penunjang menjadi tambahan perawatan yang dibutuhkan.

Untuk membantu mencegah ruam datang kembali, gunakan sampo khusus saat mandi.

Ini sangat penting dilakukan apalagi di musim panas. Saat itulah ruam kemungkinan besar akan kembali.

Cara untuk mencegah tinea versicolor muncul kembali, dapat menerapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Menghindari produk kulit yang memicu minyak berlebih.
  • Hindari cuaca panas dan lembap.
  • Jauhi hal-hal yang menyebabkan kulit berkeringat lebih.
  • Kenakan pakaian longgar agar kulit tetap sejuk dan kering.

Baca Juga: Ketahui Mengenai Campak Saat Hamil dan Cara Mencegahnya

Meskipun tinea versicolor adalah kondisi kulit yang tidak berbahaya, orang yang mengalaminya sering kali merasa tidak nyaman dengan perubahan warna kulit yang ditimbulkannya.

Cara terbaik untuk mengatasi rasa malu akibat ruam ini adalah dengan mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya memburuk hingga kulit kembali normal.

Penggunaan sunblock juga dapat mencegah terjadinya penyakit kulit ini.

Tidak kalah penting adalah menghindari losion atau krim tubuh yang menghasilkan minyak, karena minyak dapat memperparah ruam.

Untuk sunblock, pilih produk yang berlabel oil-free atau noncomedogenic.

Demikian penjelasan tentang tinea versicolor dan cara membedakan dengan penyakit kulit serupa.

Semoga Moms terhindar dari penyakit ini, ya. Apabila terlanjur mengalaminya, jangan tunda untuk segera berobat ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482500/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4098727/
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30340859/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb