26 Juli 2018

Usia Berapa Anak Boleh Ikut Les?

Alasan yang digunakan oleh orang tua adalah takut anak-anaknya tidak bisa ikut bersaing.
Usia Berapa Anak Boleh Ikut Les?

Moms, ingatkah Anda zaman sekolah dulu? Ketika memasuki usia sekolah dasar, beberapa anak mulai mengikuti les di luar jam sekolah. Jenisnya beragam, mulai dari les musik, bahasa inggris, atau lainnya.

Zaman sekarang, les mulai diikuti anak sejak dini. Moms mungkin menyadarinya ketika anak yang baru berusia 3-4 tahun, mengikuti les membaca, menghitung, atau bahasa asing.

Beberapa alasan yang digunakan oleh orang tua adalah takut anak-anaknya tidak bisa ikut bersaing. Tidak jarang orang tua yang tadinya santai, malah menjadi khawatir ketika melihat fenomena tersebut. Alhasil, ikut mendaftarkan Si Kecil ke berbagai tempat les.

Wah, apa anak sekecil itu memang sudah membutuhkan les? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.

Perubahan Ekspektasi

Salah satu alasan orang tua khawatir adalah karena perubahan kurikulum. Beberapa sekolah dasar favorit mengadakan tes baca, tulis, hitung (calistung) sebagai tes seleksi masuk sekolah.

Dengan kata lain, anak diharapkan sudah bisa membaca sebelum masuk SD. Tahun 2017, Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan, melarang pengadaan tes calistung untuk masuk SD.

“Banyak orang berasumsi bahwa cara termudah untuk meningkatkan level pendidikan adalah dengan mengajari anak-anak pada usia yang sangat dini,” jelas Kathy Hirsh-Pasek, Ph.D., ahli perkembangan psikologis di Temple University dan penulis buku Einstein Never Used Flash Cards.

Tidak heran banyak TK yang sudah mengajarkan membaca, layaknya pelajaran kelas 1 SD. Sementara itu, kegiatan yang biasanya dilakukan di TK, seperti mengenal huruf atau menghitung 1-20, diajarkan di preschool.

Baca Juga : Ini Tandanya Anak Siap Untuk Masuk Sekolah, Tak Hanya Mengenai Umurnya Saja Lho Moms

Dampak bagi Anak?

Menurut Dean Bradley, wakil presiden Kumon North America, tempat les untuk anak mulai usia 4 tahun, anak-anak akan diajari dengan cara yang menyenangkan.

“Kami ingin memberikan pengalaman pertama belajar yang menyenangkan, jadi anak-anak yang mengikuti program kami sangat menggemarinya,” ujar Dean, seperti dikutip dari laman Parenting.com.

Namun, bagi beberapa psikolog dan pengajar, program ini mengabaikan cara belajar anak usia preschool.

“Belum ada statistik yang menunjukkan bahwa mengajari anak-anak kecil membaca dan berhitung akan berdampak pada nilai akademik mereka secara jangka panjang. Anak yang sudah bisa membaca saat TK belum tentu akan jadi yang paling pintar saat SD,” ujar Michael Thompson, Ph.D., penulis buku Raising Cain and The Pressured Child.

Kapan Usia Ideal untuk Les?

Memberikan les pada usia dini tidak disarankan. Anak-anak lebih butuh bermain untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan motorik.

Pada anak usia 5-6 tahun, proses belajar masih disarankan berbentuk kegiatan fisik, karena anak-anak terkadang tidak merespons proses belajar yang berlebihan di usia dini. Daripada belajar menghitung, menyusun balok lebih baik bagi mereka.

Nah, anak kelas 2-3 SD atau sekitar 7-8 tahun dapat memanfaatkan bantuan guru les, jika memang dibutuhkan. Salah satu tanda ia membutuhkan les tambahan adalah ketika anak kesulitan mengikuti seluruh pelajaran di sekolah.

“Mulailah dengan 2 sesi per minggu. Kemudian turunkan menjadi sekali seminggu ketika anak sudah mulai menunjukkan kemajuan,” ujar Margaret Pierce, Ed.D., profesor Pendidikan di Massachusetts.

Jika anak mendapat nilai yang cukup, B misalnya, sebaiknya tidak perlu perlu mengikuti les agar nilai tersebut menjadi A. Hal ini justru membuat anak tertekan dan gelisah karena harus mencapai nilai tertentu.

Daripada memberikan les, Moms dapat mengajaknya belajar dengan cara lain, misalnya mengajak anak ke science center, museum, dan area outdoor. Yang penting adalah membuat Si Kecil menjadi pelajar yang antusias.

Sementara itu, untuk les musik, para tutor menyarankan untuk memulai pada usia 7-10 tahun karena anak sudah bisa berkonsentrasi cukup panjang. Mengajari musik sebelum usia 6, berisiko membuat frustasi dan anak justru tidak suka lagi dengan musik.

(HIL)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb