02 Oktober 2017

7 Fakta Mengenai Cerebral Palsy Pada Bayi

Yuk, pahami apa saja faktor penyebab cerebral palsy sejak kehamilan maupun setelah bayi lahir.
7 Fakta Mengenai Cerebral Palsy Pada Bayi

Cerebral Palsy adalah kelainan atau cacat fisik yang mempengaruhi pergerakan dan postur tubuh. Dengan kata lain, cerebral palsy merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok kelainan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak. Hal tersebut disebabkan kerusakan otak yang berkembang selama kehamilan atau sesaat setelah kelahiran bayi.

Dan berikut ini merupakan 7 fakta cerebral palsy yang mungkin selama ini belum Mama ketahui, seperti yang dirangkum dari cerebralpalsy.org.au :

1. Disebabkan oleh berbagai kondisi

Cerebral palsy merupakan hasil kombinasi kejadian sebelum, selama, atau setelah kelahiran yang menyebabkan luka pada otak bayi yang sedang berkembang. Bagi kebanyakan bayi yang lahir dengan cerebral palsy, penyebabnya tetap tidak diketahui. Saat ini diketahui bahwa penyebab cerebral palsy umumnya merupakan serangkaian kejadian yang jika digabungkan menyebabkan atau mempercepat cedera pada otak bayi yang sedang berkembang.

Baca Juga: Bayi Cerdas Sejak dalam Kandungan? Ini Tipsnya!

2. Bayi prematur memiliki faktor risiko tinggi

Bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu), bayi yang lahir dengan berat badan rendah, mengalami thrombophilia, ketidaksamaan golongan darah RH atau ABO antara ibu dan bayi, infeksi pada ibu dengan campak Jerman atau penyakit virus lainnya pada awal kehamilan, infeksi bakteri pada ibu maupun bayi atau janin yang secara langsung menyerang sistem saraf pusat bayi, kehilangan oksigen selama proses kehamilan atau melahirkan, ikterus segera setelah lahir merupakan faktor risiko cerebral palsy.

Laki-laki, bayi prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi kembar (kembar dua, tiga, dan seterusnya) memiliki risiko yang tinggi untuk mengidap cerebral palsy.

3. Terjadi selama kehamilan

Pada kebanyakan kasus, cedera otak yang menyebabkan cerebral palsy terjadi selama masa kehamilan. Artinya bayi mengalami cerebral palsy sejak masih berada di dalam kandungan.

Baca Juga: 4 Masalah Janin Ini Terjadi Akibat Stres Pada Ibu Hamil

4. Mempengaruhi penderitanya dengan cara berbeda

Cerebral palsy mempengaruhi penderitanya dengan cara yang berbeda dan bisa mempengaruhi pergerakan tubuh, pengendalian otot, koordinasi otot, tonus otot, refleks, postur dan keseimbangan tubuh.

5. Gejalanya bisa membaik atau memburuk seiring waktu

Meskipun cerebral palsy merupakan kondisi yang diderita seumur hidup atau permanen, beberapa gejala cerebral palsy bisa membaik atau memburuk seiring waktu. Penderita cerebral palsy mungkin juga mengalami gangguan belajar, visual, pendengaran, berbicara hingga mengalami epilepsi.

Baca Juga: Penyebab Anak Terlambat Bicara dan Cara Mencegahnya

6. Mengalami kecacatan motorik

Kecacatan motorik terlihat mulai dari yang ringan hingga serius, tergantung pada masing-masing individu yang memiliki cerebral palsy. Adapun gangguan motorik yang umumnya dialami anak dengan cerebral palsy adalah kelumpuhan di salah satu sisi tubuhnya hingga membutuhkan bantuan untuk bergerak. Anak dengan kemampuan fisik signifikan mungkin membutuhkan perawatan selama 24 jam setiap hari.

7. Penderita cerebral palsy mengalami Hemiplagia

Anak dengan cerebral palsy akan mengalami hemiplegia, menyebabkan sebagian tubuhnya tidak bisa digerakkan hingga membutuhkan bantuan orang lain untuk bergerak merupakan tanda-tanda umum dari cerebral palsy. Sekitar 40 persen penderita cerebral palsy dinyatakan mengalami hemiplegia.

Mengingat cerebral palsy berhubungan dengan perkembangan motorik bayi. Maka dari itu, jika Mama mencurigai bahwa keterlambatan tumbuh kembang Si Kecil selama ini, khususnya yang berhubungan dengan motorik merupakan hal yang janggal, segera konsultasikan dengan dokter. Meski tidak menutup kemungkinan keterlambatan tumbuh kembang motorik Si Kecil merupakan kondisi normal, namun bisa jadi sebaliknya yakni mungkin saja buah hati Mama memiliki cerebral palsy.

(RGW)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb