20 Juni 2022

8 Jenis Penyakit Psikologi atau Gangguan Mental yang Perlu Dipahami

Kesehatan mental merupakan masalah serius sehingga perlu mengetahui gejalanya
8 Jenis Penyakit Psikologi atau Gangguan Mental yang Perlu Dipahami

Penyakit psikologi yang ditandai dengan gangguan kesehatan mental adalah masalah serius di Indonesia.

Tercatat, 14 juta penduduk Indonesia memiliki masalah dengan kesehatan mentalnya.

Kesehatan mental merupakan masalah serius sehingga Moms perlu memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasi penyakit psikologi.

Baca Juga: Ini Penjelasan Mengapa Halaman Rumah Ternyata Mempengaruhi Kesehatan Mental Kita

Jenis-jenis Penyakit Psikologi

Terdapat beberapa jenis gangguan mental atau penyakit psikologi yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja? Yuk simak!

1. Gangguan Kecemasan

Gejala kecemasan.jpeg
Foto: Gejala kecemasan.jpeg (Helpguide.org)

Foto ilustrasi gangguan kecemasan. Sumber: Orami Photo Stock

Nama lain dari gangguan kecemasan yang mungkin sering Moms dengar adalah anxiety disorder.

“Biasanya, penderita akan merespons benda atau situasi tertentu dengan sangat ketakutan, disertai gejala panik seperti detak jantung yang cepat dan berkeringat,” kata Dr. Timothy Scarella, instruktur psikiatri di Harvard Medical School.

Moms mungkin pernah mengalami panik saat ujian atau wawancara kerja. Namun, gangguan kecemasan berbeda dengan pengalaman Moms saat melakukan ujian tersebut.

Anxiety disorder merupakan gangguan mental, yang membuat penderitanya hidup dengan penuh kecemasan, ketakutan, serta kekhawatiran berlebih.

Baca Juga: Jangan Andalkan Internet, Ini Bahaya Mendiagnosis Kesehatan Mental Sendiri

2. Gangguan Suasana Hati

cara mengobati kesedihan mendalam setelah suami meninggal dunia 01
Foto: cara mengobati kesedihan mendalam setelah suami meninggal dunia 01

Foto ilustrasi gangguan suasana hati. Sumber: Orami Photo Stock

Disebut juga gangguan afektif, melibatkan perasaan sedih atau perasaan merasa terlalu bahagia, atau fluktuasi dari kebahagiaan dan kesedihan ekstrem.

Beberapa contoh penyakit psikologi yang termasuk gangguan suasana hati adalah bipolar, depresi jangka panjang, gangguan afektif musiman, perubahan suasana hati dan iritabilitas yang terjadi selama fase pramenstruasi, serta depresi karena penyakit fisik.

Baca Juga: Ternyata Penyakit Bipolar Dapat Disembuhkan Secara Alami, Berikut 3 Caranya

3. Gangguan Psikotik

artikel hero skizofrenia
Foto: artikel hero skizofrenia

Foto ilustrasi gangguan psikotik. Sumber: Orami Photo Stock

Gangguan psikotik melibatkan kesadaran dan pemikiran yang menyimpang.

"Gejala paling umum dari kelainan psikotik adalah halusinasi, seperti mendengar suara dan khayalan yang tidak bisa dilihat orang lain,” kata Dr Scarella.

Mengutip WebMD, beberapa penyakit psikologi yang termasuk dalam gangguan psikotik ini, di antaranya:

  • Skizofrenia, orang dengan penyakit ini mengalami perubahan perilaku dan gejala lain, seperti delusi dan halusinasi yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Penyakit psikologi ini biasanya memengaruhi kehidupan penderitanya di tempat kerja atau sekolah, serta hubungan mereka dengan orang lain.
  • Paraphrenia, penyakit psikologu ini memiliki gejala yang mirip dengan skizofrenia dan biasanya dimulai pada usia lanjut, ketika orang sudah tua.
  • Gangguan skizofreniformis, gangguan mental ini termasuk gejala skizofrenia, tetapi gejalanya berlangsung lebih singkat, antara 1 dan 6 bulan.
  • Gangguan skizoafektif, merupakan orang yang memiliki gejala skizofrenia dan gangguan mood, seperti depresi atau gangguan bipolar.
  • Gangguan psikotik singkat, orang dengan penyakit ini biasanya mengalami perilaku psikotik yang singkat secara tiba-tiba, seringkali sebagai respons terhadap peristiwa yang sangat menegangkan, seperti kematian dalam keluarga. Pemulihannya cenderung cepat, biasanya kurang dari sebulan.
  • Gangguan psikotik bersama (juga disebut folie à deux), biasanya terjadi ketika satu orang dalam suatu hubungan memiliki delusi dan orang lain dalam hubungan tersebut juga mengalami delusi tersebut.
  • Gangguan delusi, penderitanya mengalami delusi (kepercayaan yang salah dan tetap) yang melibatkan situasi kehidupan nyata yang mungkin benar tetapi sebenarnya tidak, seperti diikuti, diplot, atau menderita penyakit. Khayalan berlangsung setidaknya selama 1 bulan.
  • Gangguan psikotik yang diinduksi zat, kondisi ini disebabkan oleh penggunaan atau penarikan dari obat-obatan, seperti halusinogen dan kokain, yang menyebabkan halusinasi, delusi, atau kebingungan bicara.
  • Gangguan psikotik akibat kondisi medis lain, halusinasi, delusi, atau gejala gangguan psikotik lain dapat terjadi karena penyakit lain yang memengaruhi fungsi otak, seperti cedera kepala atau tumor otak.

Baca Juga: 4 Manfaat Anak Punya Teman Khayalan, Jangan Langsung Khawatir!

4. Gangguan Makan

woman-with-anorexia (1).jpg
Foto: woman-with-anorexia (1).jpg

Foto ilustrasi gangguan makan. Sumber: Orami Photo Stock

Biasanya diakibatkan emosi ekstrem, sikap, dan perilaku yang melibatkan berat badan dan makanan.

Penyakit psikologi yang termasuk gangguan makan paling umum, yaitu:

  • Anoreksia: penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang
  • Bulimia: makan secara berlebihan kemudian mencoba mengeluarkan kembali apa yang telah mereka makan, seperti dimuntahkan
  • Binge eating disorder: makan dalam jumlah banyak dan sulit dihentikan.

Baca Juga: Hubungan Antara Depresi dan Gangguan Makan, Ketahui Gejalanya

5. Gangguan Kontrol Impuls dan Kecanduan

Penyebab perut buncit - merokok.jpg
Foto: Penyebab perut buncit - merokok.jpg (Kxan.com)

Foto ilustrasi kecanduan rokok. Sumber: Orami Photo Stock

Penyakit psikologis lainnya adalah gangguan kontrol impuls dan kecanduan.

Penderita gangguan kontrol impuls tidak dapat menahan dorongan untuk melakukan tindakan yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain.

Contoh gangguan ini adalah pyromania (gangguan mental yang ditandai muncul dorongan kuat untuk sengaja menyulut api untuk meredakan ketegangan dan biasanya menimbulkan perasaan lega atau puas setelah melakukannya) dan kleptomania (mencuri).

Orang dengan gangguan kontrol impuls dan kecanduan memiliki keterlibatan sangat dalam dengan objek kecanduan mereka sehingga mereka mulai mengabaikan tanggung jawab dan hubungan dengan orang lain.

Baca Juga: Yuk! Kenali Gejala hingga Faktor Penyebab Perilaku Impulsif

6. Gangguan Obsesif-Kompulsif

Jangan Remehkan, Ini 7 Cara Mengatasi OCD
Foto: Jangan Remehkan, Ini 7 Cara Mengatasi OCD

Foto ilustrasi OCD. Sumber: Orami Photo Stock

Ragam penyakit psikologi selanjutnya adalah OCD atau obsessive-compulsive disorder yaitu sering mengalami pikiran obsesif dan perilaku kompulsif.

Ada pikiran, gambar, atau dorongan yang tidak diinginkan dan tidak menyenangkan memasuki pikiran dan menyebabkan rasa cemas, jijik atau tidak senang.

“Contohnya, bila seseorang takut rumahnya dirampok, ia merasa perlu semua jendela dan pintu terkunci beberapa kali sebelum mereka dapat meninggalkan rumah. Contoh lain saat seseorang mencuci tangan berulang kali karena takut kuman,” kata Dr Scarella.

7. Gangguan Stres Pasca-Trauma

gangguan PTSD
Foto: gangguan PTSD (Freepik.com)

Foto ilustrasi gangguan PTSD. Sumber: Orami Photo Stock

Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah kondisi yang dapat berkembang setelah kejadian traumatis, seperti pelecehan seksual, kekerasan, kecelakaan, bencana alam, atau kematian seseorang yang dicintai.

Mengutip American Psychiatric Association, orang dengan PTSD memiliki pikiran atau perasaan yang intens dan mengganggu terkait dengan pengalaman mereka yang berlangsung lama setelah peristiwa traumatis berakhir.

Penderita PTSD mungkin menghidupkan kembali peristiwa itu melalui kilas balik atau mimpi buruk, mereka mungkin merasa sedih, takut atau marah, dan merasa terpisah atau terasing dari orang lain.

Biasanya, orang dengan PTSD juga akan menghindari situasi atau orang yang mengingatkan mereka pada peristiwa traumatis.

Selain itu, mereka mungkin memiliki reaksi negatif yang kuat terhadap sesuatu yang dianggap biasa oleh orang lain. Misalnya, suara keras atau sentuhan yang tidak disengaja.

Baca Juga: 6 Cara Mengatasi PTSD yang Paling Efektif

8. Gangguan Kepribadian

Ayo Hindari, Ini Dia 4 Penyebab Anak Kurang Percaya Diri 1.jpg
Foto: Ayo Hindari, Ini Dia 4 Penyebab Anak Kurang Percaya Diri 1.jpg (oxfordlearning.com)

Foto ilustrasi gangguan kepribadian. Sumber: Orami Photo Stock

Gangguan kepribadian adalah masalah kesehatan mental yang memengaruhi sikap, kepercayaan, dan perilaku. Dua jenis gangguan kepribadian antara lain:

  • Borderline personality disorder, yaitu perubahan suasana hati yang intens, ketakutan akan ditinggalkan, perilaku impulsif, dan tidak stabil.
  • Antisocial personality disorder, saat seseorang mengalami hal-hal seperti mengabaikan perasaan dan kebutuhan orang lain, memanipulasi orang lain untuk keuntungan diri sendiri, sulit mempertahankan hubungan, tidak merasa bersalah atas tindakan kurang menyenangkan yang dilakukan, serta merasa mudah bosan atau agresif.

Baca Juga: 6 Manfaat Mendengarkan Musik untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Itulah jenis penyakit psikologi atau gangguan mental yang umum terjadi.

Perhatikan selalu kesehatan mental Moms, keluarga, dan orang-orang terdekat Moms, ya, karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

  • https://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/always-worried-about-your-health-you-may-be-dealing-with-health-anxiety-disorder
  • https://www.webmd.com/schizophrenia/guide/mental-health-psychotic-disorders
  • https://www.psychiatry.org/patients-families/ptsd/what-is-ptsd

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb