12 April 2019

9 Imunisasi yang Ditujukan dan Direkomendasikan untuk Orang Dewasa

Vaksin apa saja yang sudah Moms dan Dads dapatkan?
9 Imunisasi yang Ditujukan dan Direkomendasikan untuk Orang Dewasa

Tidak hanya Si Kecil yang butuh imunisasi, orang dewasa pun butuh. Faktanya, imunisasi pada orang dewasa bahkan dapat mencegah tingkat kematian hingga seratus kali lipat dibandingkan dengan anak-anak, lho!

Menurut dr. Hadianti Adlani, dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Pondok Indah, imunisasi dewasa dianjurkan untuk mereka yang sudah berusia di atas 12 tahun, yang menginginkan kekebalan terhadap penyakit-penyakit seperti influenza, pneumokokus, hepatitis A dan B, MMR, DPT dan DT.

Selain itu, imunisasi juga bertujuan untuk pencegahan jangka panjang, karena imun yang dihasilkan oleh tubuh biasanya hanya memberikan kekebalan selama beberapa tahun.

Baca Juga: Yuk Ketahui Beda Vaksin MR dan MMR

Untuk waktu pemberian imunisasinya sendiri tergantung dari masing-masing jenis imunisasi yang diambil. Ada bisa diberikan 1 tahun sekali, 10 tahun sekali hingga 20 tahun sekali. Agar lebih jelas dan detail, bisa cek jenis-jenis imunisasi dewasa di bawah ini, ya.

1. Influenza

vaksin flu
Foto: vaksin flu

Foto: hellosehat.com

Penyakit yang biasanya datang menyerang akibat perubahan cuaca ini ditandai dengan batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot hingga demam. "Vaksin ini diberikan satu tahun sekali, terutama pada saat peralihan cuaca," jelas dr Hadianti.

2. Tetanus, Difteri, dan Pertusis

Vaksin ini berguna untuk mencegah tiga macam penyakit sekaligus, yaitu tetanus yang dapat menyebabkan kejang otot; difteri yang menyerang pernapasan, kelumpuhan, gagal jantung hingga kematian; serta pertusis atau batuk rejan. Vaksin ini cukup diberikan 10 tahun sekali.

3. Varicella (Cacar Air)


Vaksin ini bisa diberikan kepada orang yang belum pernah terkena cacar air atau orang yang dekat dengan orang terkena cacar air, agar tidak tertular.

Vaksin ini terdiri dari 2 dosis yang diberikan dengan jarak 4-8 minggu dan bisa diberikan kapan pun. Pengulangannya dapat dilakukan setiap 20 tahun sekali.

4. Human Papillomavirus (HPV)

vaksin hpv
Foto: vaksin hpv (Orami Photo Stock)

Foto: mommiesdaily.com

Vaksin yang diberikan untuk mencegah virus HPV. Virus HPV merupakan virus yang menyebabkan penyakit infeksi pada kulit, kutil kelamin, hingga kanker.

"Vaksin ini terdiri dari 3 dosis yang dapat mulai diberikan pada usia 11 atau 12 tahun, lalu tahap kedua 1-2 buan setelahnya dan tahap ketiga diberikan 6 bulan setelah vaksin pertama," kata dr Hadianti.

Baca Juga: Vaksin Bayi, Perlu atau Tidak?

5. Hepatitis A

vaksin hepatitis a
Foto: vaksin hepatitis a

Foto: beachsiderehoboth.com

Penyakit ini biasanya datang dari makanan, dan menyerang anak-anak. Makanya vaksin ini dapat diberikan pada mulai dari usia 2 tahun. Kemudian diulangi 10 tahun sekali.

6. Hepatitis B

Virus ini dapat menyebabkan penyakit peradangan hati akut, hingga memicu timbulnya kanker hati. Vaksin ini idealnya diberikan ketikan masih bayi, namun dapat juga diulang 6 bulan sekali.

7. Measles, Mumps, dan Rubella (MMR)

vaksin
Foto: vaksin

Foto: inews.id


Vaksin ini diberikan untuk mencegah 3 penyakit, measles atau campak, mumps atau gondongan, dan rubella atau campak jerman. Vaksin ini bisa digunakan 1 dosis atau 2 dosis.

dr Hadianti menjelaskan, vaksin ini digunakan sebanyak 2 dosis yang diberikan dengan jarak pemberian 4 minggu. Pemberian vaksin ini dapat diulang 10 tahun sekali.

Baca Juga: Rachel Vennya Bawa Anak Jalan-Jalan ke Kenya, Ini Vaksin yang Harus Disiapkan

8. Pneumonia


Pneumonia disebabkan oleh bakteri Streptococcus yang menyerang lewat saluran napas dan menular lewat udara. Penyakit ini rentang terhadap orang berusia di atas 60 tahun.

9. Meningitis Meningokokal


Vaksin ini diberikan untuk mencegah bakteri dan virus, khususnya untuk orang-orang yang sering bepergian ke luar negeri. Vaksin ini terdiri dari satu dosis saja.

Itulah beberapa vaksin yang direkomendasikan untuk orang dewasa. Agar lebih pasti, sebaiknya sebelum vaksin, Moms atau Dads konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Hal ini untuk mencegah kemungkinan buruk yang terjadi dan efek samping yang tidak diinginkan.

(AWD/AND)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb