11 Juni 2022

Akathisia, Dorongan Keinginan Kuat untuk Terus Bergerak Akibat Pengaruh Obat Antipsikotik

Biasanya disertai juga dengan kecemasan dan kegelisahan
Akathisia, Dorongan Keinginan Kuat untuk Terus Bergerak Akibat Pengaruh Obat Antipsikotik

Para pengguna obat antipsikotik, seperti pengidap gangguan kesehatan mental termasuk skizofrenia dan bipolar, berisiko mengalami efek samping berupa akathisia.

Akathisia adalah gangguan gerakan yang membuat penderitanya punya dorongan untuk terus bergerak dan susah diam.

Biasanya, orang yang mengalaminya selalu merasa gelisah, senang berjalan di tempat, maupun melakukan gerakan-gerakan lainnya.

Tahukah Moms apa gejala kondisi ini? Yuk, kita gali lebih dalam seputar akathisia, mulai dari jenis, penyebab, hingga penanganannya!

Baca Juga: Venustraphobia, Fobia Saat Berhadapan dengan Wanita Cantik

Gejala Akathisia

akathisia
Foto: akathisia

Foto: Orami Photo Stock

Tanda atau gejala utama bila seseorang mengalami akathisia adalah selalu merasa gelisah dan punya keinginan yang kuat untuk terus bergerak.

Perasaan tersebut biasanya tidak akan hilang sampai pengidap menyalurkan keinginannya untuk bergerak.

Bagian tubuh yang paling sering terpengaruh yakni kaki, terutama saat seseorang sedang duduk.

Umumnya, gejala akathisia meliputi kondisi berikut:

  • Menggoyangkan anggota tubuh sambil berdiri atau duduk.
  • Melompat-lompat menggunakan satu kaki untuk menahan berat tubuh.
  • Berjalan bolak balik (mondar-mandir).
  • Jalan di tempat.
  • Menyilangkan kaki sambil mengayunkannya saat duduk.
  • Tampak cemas dan gelisah.
  • Sering menggerutu.
  • Mengangkat kaki seolah sedang berbaris.
  • Berjalan sembari terseok-seok.

Selain itu, ada gejala lain yang bisa muncul seperti:

  • Tidak sabar
  • Mudah panik
  • Stres
  • Mudah marah

Melansir dari National Alliance on Mental Illness, gejala penyakit ini bisa berkisar dari ringan hingga berat dan biasanya terjadi pada fase perawatan gangguan kesehatan mental yang berbeda.

Sekilas, beberapa gejalanya mungkin terlihat sama seperti orang yang sedang gelisah saat menunggu, misalnya refleks menggoyang-goyangkan kaki.

Namun, jika diteliti lebih lanjut, gejala akathisia cenderung lebih intens dan sering dialami penderitanya.

Baca Juga: 12 Manfaat Spa bagi Kesehatan Tubuh dan Mental

Penyebab Akathisia

Penyebab Akathisia
Foto: Penyebab Akathisia (Shutterstock.com)

Foto: Orami Photo Stock

Seperti yang sempat disinggung di awal, tidak semua orang yang minum obat antipsikotik mengalami akathisia.

Namun, ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya, yakni:

  • Minum obat antipsikotik pertama kali dengan dosis yang tinggi.
  • Minum dari dosis aman tiba-tiba langsung menaikkan dosis.
  • Menghentikan konsumsinya secara mendadak.

Berbagai obat antipsikotik yang berisiko menjadi penyebabnya, meliputi:

  • Aripiprazole
  • Klorpromazin
  • Droperidol
  • Flufenazin
  • Haloperidol
  • Loxapine
  • Olanzapine
  • Perfenazin
  • Pimozida
  • Proklorperazin
  • Risperidone
  • Tioridazin
  • Thiotixene
  • Trifluoperazin

Selain obat antipsikotik, obat selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dan antiemetik punya risiko yang sama.

Berbagai obat SSRI yang berisiko menjadi penyebabnya, meliputi:

  • Citalopram
  • Fluoxetine
  • Fluvoxamine
  • Paroxetine
  • Sertraline

Sementara obat antiemetik yang berisiko menjadi penyebab akathisia adalah metoklopramid dan proklorperazin.

Sampai saat ini, dokter maupun para pakar kesehatan belum menemukan alasan pasti mengapa obat-obatan tersebut dapat menimbulkan efek samping berupa akathisia.

Namun, obat-obatan tersebut diperkirakan mampu menghambat kerja dopamin, yakni senyawa kimia yang bertugas membantu kerja sel-sel otak.

Secara spesifiknya, di bagian otak yang berperan mengontrol gerakan tubuh, dopamin bekerja dalam mengontrol otot.

Bukan hanya obat-obatan, beberapa kondisi kesehatan juga diduga menjadi penyebab kondisi ini, seperti:

Baca Juga: 4 Resep Cookies Oat, Lezat dan Sehat!

Jenis Akathisia

Jenis Akathisia
Foto: Jenis Akathisia

Foto: Orami Photo Stock

Akathisia mungkin tidak selalu dialami oleh orang yang rutin minum obat antipsikotik.

Namun, beberapa orang dengan skizofrenia, bipolar, depresi berat, maupun gangguan kesehatan mental lainnya berisiko mengalami kondisi ini.

Kondisi yang berasa dari bahasa Yunani yakni "akathemi" yang artinya tidak pernah duduk ini, umumnya tidak langsung kentara setelah minum obat antipsikotik.

Setelah beberapa minggu pertama rutin minum obat antipsikotik, akathisia baru akan muncul.

Tak hanya satu, ada beberapa jenis akathisia yang perlu Moms, tahu. Berikut masing-masing jenisnya berdasarkan waktu kemunculannya.

  • Akathisia akut (acute). Mulai muncul setelah minum obat antipsikotik dan berlangsung kurang dari 6 bulan.
  • Akathisia kronis (chronic). Berlangsung selama lebih dari 6 bulan.
  • Akathisia tardif (tardive). Mulai muncul setelah minum obat antipsikotik cukup lama (berbulan-bulan atau bertahun-tahun)
  • Penarikan akathisia (withdrawal). Mulai berkembang kurang lebih 6 minggu setelah mengganti atau berhenti minum obat antipsikotik.

Baca Juga: Ketahui Fungsi Pembuluh Darah Arteri Pulmonalis dan Cara Kerjanya dalam Tubuh

Diagnosis Akathisia

Diagnosis Akathisia
Foto: Diagnosis Akathisia (Orami Photo Stocks)

Foto: Orami Photo Stock

Ketika seseorang dengan gangguan kesehatan mental mengalami akathisia tetapi belum terdeteksi, kondisi psikisnya mungkin dikira semakin memburuk.

Padahal, bukan kondisi gangguan kesehatan mentalnya yang memburuk, tetapi efek dari obat yang dikonsumsi sehari-hari jadi penyebabnya.

Alhasil, pengidap gangguan kesehatan mental bisa salah diagnosis dan malah diberikan obat-obatan dengan dosis yang lebih tinggi.

Ini yang kemudian membuat gejala akathisia memburuk.

Itulah mengapa penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat bila seseorang dengan gangguan kesehatan mental sedang rutin minum obat antipsikotik mengalami gejala seperti di atas.

Nah, berikut cara mendiagnosisnya.

1. Pemeriksaan Fisik

Untuk mendiagnosisnya, pertama-tama dokter memeriksa tubuh pasien dengan meminta agar tahan berdiri dan duduk selama beberapa menit.

Dokter akan memerhatikan apakah ada gejala yang mengarah ke akathisia atau tidak, seperti menggoyangkan kaki, tangan, maupun anggota tubuh lainnya.

Dokter dapat menggunakan skala penilaian khusus untuk membantu menilai seberapa parah gejala yang dialami.

2. Pengecekan Riwayat Kesehatan

Setelah selesai dengan pemeriksaan fisik, diagnosis dilanjutkan dengan mencari tahu riwayat kesehatan, seperti penyakit apa saja yang pernah dialami sebelumnya.

Bukan hanya itu, dokter biasanya juga menanyakan sedang rutin minum obat apa dan kondisi lain yang mungkin dimiliki.

Pemeriksaan tersebut akan membantu dokter untuk memastikan apakah gejala yang terjadi memang benar akathisia atau justru kondisi medis lain dengan gejala yang hampir mirip.

Kondisi medis lain yang punya gejala serupa seperti akathisia yakni sebagai berikut.

Sindrom Kaki Gelisah

Adanya keinginan untuk terus menggerakkan kaki, tetapi biasanya muncul di malam hari. Kadang, kaki bisa mengalami rasa sakit.

Diskinesia Tardif

Efek samping dari obat antipsikotik yang menyebabkan gerakan berulang-ulang, contohnya berkedip dan meringis, tetapi tidak ada kendali untuk melakukan gerakan ini.

Sementara pada akathisia, seseorang punya pilihan untuk bergerak atau tidak.

Kecemasan

Akathisia kerap membuat seseorang merasa gelisah dan tidak nyaman sehingga mudah untuk salah mengartikannya sebagai kondisi ini.

Selain ketiga hal di atas, ADHD dan depresi pun memiliki gejala yang serupa seperti akathisia.

Baca Juga: Mengenal Decolsin, Obat Flu Batuk Khusus Orang Dewasa

Cara Mengobati Akathisia

akathisia
Foto: akathisia

Foto: Orami Photo Stock

Moms, tak perlu khawatir bila ada orang terdekat yang mengalami akathisia. Sebab, pada dasarnya, kondisi ini dapat ditangani.

Pengobatannya bisa dilakukan dengan menurunkan dosis obat antipsikotik maupun obat untuk gangguan kesehatan mental yang sedang rutin diminum saat.

Selain itu, dokter atau psikiater juga bisa memberikan resep agar Moms beralih ke obat lain.

Sementara untuk gejalanya bisa dikelola dengan obat-obatan berikut:

  • Beta blocker (misalnya propanolol)
  • Benzodiazepine (misalnya lorazepam)
  • Antikolinergik
  • Antidepresan tertentu, (misalnya mirtazapine atau trazodone)
  • Obat untuk penyakit Parkinson (misalnya amantadine)
  • Vitamin B6

Hindari mengubah dosis dan jenis obat yang biasa diminum setiap harinya tanpa arahan dari dokter.

Jika memang diperlukan, dokter akan mempertimbangkan obat dan pengobatan yang sesuai dengan gejala seseorang dengan akathisia.

Meski kondisi ini sebenarnya lebih mudah dicegah daripada diobati, seseorang dengan kondisi ini tetap bisa minum obat antipsikotik bila memang diperlukan.

Namun, dengan catatan, dokter sudah memberi saran mengenai jenis obat antipsikotik yang perlu diminum beserta anjuran dosis yang serendah mungkin, ya, Moms!

  • https://www.webmd.com/schizophrenia/what-is-akathisia
  • https://www.healthline.com/health/akathisia
  • https://www.verywellmind.com/akathisia-definition-restless-movement-disorder-380558#what-is-akathisia
  • https://www.nami.org/FAQ/Mental-Health-Medication-FAQ/I-have-recently-started-a-new-drug-I-have-been-ha

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb