26 Mei 2022

Dionicol, Jenis Antibiotik untuk Atasi Infeksi pada Pencernaan dan Pernapasan

Efektif mengobati berbagai jenis infeksi
Dionicol, Jenis Antibiotik untuk Atasi Infeksi pada Pencernaan dan Pernapasan

Dionicol merupakan jenis antibiotik yang digunakan untuk mengatasi berbagai jenis infeksi.

Beberapa infeksi yang dapat diatasi dengan obat tersebut, termasuk infeksi saluran pencernaan, pernapasan, saluran kemih, meningitis, gonore, dan lainnya.

Obat ini mengandung thiamphenicol yang memiliki spektrum luas dan bekerja dengan menghambat sintesis sel bakteri.

Proses tersebut akan menghambat pertumbuhan virus dan bakteri, sehingga gejala infeksi akan mereda secara bertahap.

Dionicol tersedia dalam 2 bentuk, yaitu kaplet dan sirup. Berkaitan dengan manfaat, dosis, dan efek samping penggunaan, di bawah ini ulasan selengkapnya!

Baca juga: Hydromamma untuk Promil, Amankah untuk Dikonsumsi?

Kegunaan Dionicol

bakteri listeria.jpg
Foto: bakteri listeria.jpg (Orami Photo Stocks)

Foto: bakteri (Orami Photo Stock)

Beberapa jenis bakteri yang dapat dihempas menggunakan antibiotik ini, termasuk:

  • Salmonella sp.
  • Haemophilus influenzae
  • Rickettsia
  • Chlamydia psittaci
  • Gram negatif

Antibiotik ini hadir dalam 2 bentuk, yaitu kaplet dan sirup. Dionicol termasuk dalam golongan obat keras, sehingga penggunaannya harus berdasarkan resep dokter.

Di dalam antibiotik terdapat 500 miligram kandungan thiamphenicol sebagai bahan aktif.

Obat dibanderol dengan harga mulai dari Rp 15.000,00 hingga Rp 30.000,00 per strip, tergantung pada apotek masing-masing.

Sedangkan dalam bentuk sirup, terdapat 125 miligram per 5 mililiter kandungan thiamphenicol sebagai bahan aktif.

Obat dibanderol dengan harga mulai dari Rp 8.000,00 hingga Rp 20.000,00 per strip, tergantung pada apotek masing-masing.

Dosis dan Cara Penggunaan Dionicol

fungsi dionicol
Foto: fungsi dionicol (ifars.co.id)

Foto: dosis obat (ifars.co.id)

Dosis penggunaan obat harus sesuai dengan rekomendasi dokter karena dosis masing-masing pengguna akan berbeda.

Dosis akan disesuaikan berdasarkan usia, dan jenis serta tingkat keparahan infeksi yang dialami.

Obat dalam bentuk kaplet

  • Orang dewasa dan anak berusia di atas 2 minggu: sebanyak 50 miligram per kilogram berat badan per hari. Dosis tersebut dibagi dalam 3-4 jadwal konsumsi.
  • Bayi di bawah usia 2 minggu dan prematur: sebanyak 25 miligram per kilogram berat badan per hari. Dosis tersebut dibagi dalam 4 jadwal konsumsi.

Obat dalam bentuk sirup

  • Orang dewasa: sebanyak 250-500 miligram, yang di minum 4 kali sehari.
  • Anak-anak: sebanyak 50 miligram per kilogram berat badan, yang terbagi dalam 3-4 jadwal konsumsi.

Apakah Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil?

Dionicol masuk ke dalam kategori C. dari studi yang dilakukan pada hewan, kandungan dalam obat menunjukkan efek buruk pada janin.

Sejauh ini belum ada penelitian lebih lanjut terkait penggunaan obat pada wanita hamil.

Penggunaan obat pada ibu hamil hanya dapat diberikan jika manfaat yang diperoleh lebih besar ketimbang potensi risikonya.

Baca juga: Otopain, Obat Tetes Telinga untuk Atasi Masalah Infeksi

Perhatian Sebelum Penggunaan Obat

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan dionicol. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Disarankan untuk mengonsumsi air putih minimal 2 liter selama pemakaian obat guna mencegah pembentukan kristal pada urine.
  • Dosis penggunaan pada penderita fungsi ginjal dan hati sebaiknya dikurangi untuk mencegah akumulasi obat dalam tubuh.
  • Obat tidak bisa dikonsumsi oleh seseorang dengan riwayat alergi terhadap kandungan thiamphenicol dan chloramphenicol.
  • Jangan menggunakan antibiotik ini untuk infeksi yang disebabkan oleh virus.
  • Lakukan pemeriksaan darah secara periodik jika obat digunakan dalam jangka panjang.
  • Penggunaan obat tidak disarankan untuk ibu hamil dan menyusui.

Cara Tepat Menyimpan Obat

Dionicol sebaiknya disimpan dalam suhu ruangan dan dijauhi dari paparan sinar matahari langsung.

Sama halnya dengan penggunaan obat lainnya, obat ini harus disimpan dengan cara yang benar.

Begini cara menyimpan dionicol:

  • Obat seharusnya disimpan di dalam suhu ruangan. Jangan menyimpan pada kulkas atau tempat yang terkena paparan sinar matahari langsung.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam freezer atau dibekukan.
  • Obat tidak boleh disimpan di tempat yang terjangkau oleh anak-anak maupun hewan peliharaan.
  • Obat harus dibuang jika sudah habis masa berlakukan. Namun, pelajari lebih lanjut bagaimana tips aman membuang produk obat karena bisa saja mencemari lingkungan.
  • Obat tidak bisa dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga karena berisiko mencemari lingkungan.
  • Obat tidak bisa dibuang pada toilet atau saluran pembuangan air.

Berkaitan dengan tata cara pembuangan obat yang aman, Moms bisa tanyakan pada apoteker secara langsung saat membeli obat.

Interaksi Obat Terhadap Kandungan

Obat berpotensi menimbulkan interaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan jenis obat lain.

Cara kerja obat juga akan berubah, sehingga keefektivitasannya tidak dapat dirasakan tubuh secara maksimal.

Alih-alih bermanfaat, obat justru bisa sama memicu munculnya zat beracun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, beritahu dokter jika sedang mengonsumsi jenis obat apapun, termasuk vitamin dan obat herbal.

Berikut ini beberapa jenis obat yang dapat berinteraksi dengan dionicol:

  • Warfarin dan sulfonylurea. Keduanya dapat meningkatkan risiko efek samping dan meningkatkan kadar fenitoin dalam plasma darah.
  • Fenobarbital dan rifampisin. Keduanya dapat meningkatkan metabolisme obat dalam tubuh.
  • Dicumarol, klorpropamid, ceftazidime, methotrexate, clopidogrel, dan glyburide. Beberapa obat dapat menimbulkan efek interaksi dalam intensitas sedang.

Efek Samping Dionicol

alergi
Foto: alergi (Shutterstock.com)

Foto: Orami Photo Stock

Sama seperti penggunaan obat jenis lainnya, dionicol juga dapat menimbulkan sejumlah efek samping penggunaan, termasuk:

  • Reaksi hipersensitivitas atau alergi dan gangguan pada saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare.
  • Memicu munculnya sariawan, ensefalopati, depresi, sakit kepala, ototoksisitas, dan anemia hemolitik.
  • Memicu perdarahan dan neuritis jika digunakan dalam jangka panjang.
  • Peningkatan tekanan pada sumsum tulang belakang
  • Risiko sindrom abu-abu pada bayi baru lahir dan prematur.
  • Dalam kasus yang jarang dialami, syok anafilaktik bisa saja terjadi.

Peringatan Sebelum Konsumsi Dionicol

Ada beberapa peringatan yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, yaitu:

  • Gangguan ginjal atau hati perlu berhati-hati saat mengonsumsi obati ini.
  • Keratoderma (kulit menguning) dilaporkan 4-6 minggu setelah mulai mengonsumsi obat ini dengan dosis tinggi.
  • Konsumsi vitamin antioksidan, termasuk beta-karoten, bersamaan dengan obat ini dapat mengganggu penyembuhan setelah angioplasti.
  • Dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kardiovaskular (penyakit arteri koroner dan kematian kardiovaskular), terutama pada perokok.
  • Peningkatan insiden kanker paru-paru setelah suplementasi chloraphenicol telah dilaporkan dalam uji klinis perokok dewasa dan seseorang yang terpapar asbes.

Baca juga: Ketahui Renalyte, Larutan Steril untuk Gantikan Cairan Tubuh yang Hilang

Itulah penjelasan terkait dengan dionicol dan tata cara penggunaan yang tepat. Perhatikan dengan seksama, agar efektivitas obat dapat dirasakan tubuh!

  • https://www.drugs.com/international/thiamphenicol.html
  • https://go.drugbank.com/drugs/DB08621
  • https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-biology/thiamphenicol
  • https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/thiamphenicol

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb