10 Agustus 2022

Ascardia (Aspirin/Obat Nyeri): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Mampu meredakan demam dan sakit kepala
Ascardia (Aspirin/Obat Nyeri): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Pernahkah Moms mendengar aspirin? Aspirin adalah obat penghilang rasa nyeri, seperti sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri haid. Salah satu merek aspirin yang dijual di Indonesia adalah Ascardia.

Apa saja manfaatnya, bagaimana dosis, dan efek sampingnya?

Simak penjelasan selengkapnya mengenai Ascardia di bawah ini.

Baca Juga: Sering Mengonsumsi Obat Anti Nyeri? Ini Bahayanya

Manfaat Ascardia

ilustrasi-minum-obat
Foto: ilustrasi-minum-obat (Canva.com)

Foto Ilustrasi Minum Obat (Orami Photo Stock)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Ascardia mengandung aspirin.

Dikutip dari Medical News Today, aspirin adalah obat antiinflamasi nonsteroid (nonsteroidal anti-inflammatory drug/NSAID).

Aspirin bekerja dengan menghalangi zat alami tertentu dalam tubuh untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.

Aspirin mengandung salisilat, senyawa yang ditemukan pada tanaman seperti pohon willow dan myrtle.

Menurut jurnal yang diterbitkan oleh National Library of Medicine, penggunaan tanaman tersebut pertama kali tercatat sekitar 4.000 tahun yang lalu.

Hippocrates menggunakan kulit pohon willow untuk menghilangkan rasa sakit dan demam, dan beberapa orang masih menggunakan kulit pohon willow sebagai obat alami untuk sakit kepala dan nyeri ringan.

Obat-obatan yang masuk kategori NSAID, termasuk Ascardia, memberikan efek menghilangkan rasa sakit, menurunkan demam, dan menurunkan peradangan dalam dosis yang lebih tinggi.

Dosis Ascardia

minum obat
Foto: minum obat (Shutterstock.com)

Foto Minum Obat (Orami Photo Stock)

Ascardia (acetosal) diberikan dengan dosis berikut:

  • Dosis dewasa: 80-160 mg/hari.
  • miokard infark: 300 mg/hari.
  • transient iskemik: sampai 1000 mg/hari.
  • Dosis dewasa: 3-4 x sehari 4-6 tablet.
  • Dosis anak usia 5-12 tahun: 3-4 x sehari 2-3 tablet.
  • Dosis anak usia 1-4 tahun: 3-4 x sehari 1 tablet.

Jika menggunakan obat ini untuk pengobatan sendiri, ikuti semua petunjuk pada paket produk.

Jika memiliki pertanyaan, tanyakan kepada dokter atau apoteker saat membeli obat.

Jika dokter meresepkan dosis yang berbeda, minumlah persis seperti yang ditentukan.

Untuk anak di bawah 12 tahun, sebaiknya tidak mengonsumsi obat ini tanpa petunjuk dari dokter.

Untuk orang dengan stroke atau serangan jantung, dokter mungkin meresepkan obat ini dalam dosis rendah untuk mencegah pembekuan darah.

Efek ini mengurangi risiko stroke dan serangan jantung.

Jika baru saja menjalani operasi pada arteri yang tersumbat (seperti operasi bypass, endarterektomi karotis, stent koroner), dokter juga mungkin mengarahkan pasien untuk menggunakan aspirin dalam dosis rendah sebagai "pengencer darah" untuk mencegah pembekuan darah.

Baca Juga: 10 Obat Nyeri Saat Berhubungan, Bisa Dicoba Moms

Ascardia untuk Ibu Hamil dan Menyusui

obat-diare-untuk-ibu-hamil
Foto: obat-diare-untuk-ibu-hamil

Foto Ibu Hamil Minum Obat (Orami Photo Stock)

Beri tahu dokter jika Moms sedang hamil atau berencana untuk hamil.

Obat ini dapat membahayakan bayi yang belum lahir dan menyebabkan masalah dengan persalinan normal.

Obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan pada kehamilan dari 20 minggu sampai melahirkan.

Jika dokter memutuskan bahwa Moms perlu menggunakan obat ini antara 20 dan 30 minggu kehamilan, Moms harus menggunakan dosis efektif terendah untuk waktu sesingkat mungkin.

Dalam beberapa kasus, aspirin dosis rendah (biasanya 81-162 miligram sehari) dapat digunakan dengan aman selama kehamilan untuk mencegah kondisi tertentu.

Bicaralah dengan dokter untuk lebih jelasnya.

Aspirin dapat masuk ke dalam ASI.

Bila digunakan dalam jumlah besar (seperti untuk mengobati rasa sakit atau demam), dapat membahayakan bayi dan menyusui saat menggunakan obat ini tidak dianjurkan.

Namun, aspirin dosis rendah untuk serangan jantung atau pencegahan stroke dapat digunakan jika diarahkan oleh dokter. Konsultasikan dengan dokter sebelum menyusui.

Baca Juga: Amankah Obat Cetirizine untuk Ibu Hamil? Ini Jawabannya!

Efek Samping Ascardia

sakit perut bagian tengah
Foto: sakit perut bagian tengah (Orami Photo Stocks)

Foto Ilustrasi Efek Samping Ascardia (Orami Photo Stock)

Setelah mengetahui manfaat dan dosisnya, ketahui efek samping Ascardia yang mungkin terjadi.

Berikut ini ulasannya:

1. Sakit Perut dan Mulas

Salah satu efek samping Ascardia yang mungkin terjadi adalah sakit perut dan mulas.

Jika salah satu dari efek ini bertahan atau memburuk, beri tahu dokter atau apoteker segera.

2. Reaksi Alergi

Reaksi alergi yang serius terhadap obat ini jarang terjadi.

Namun, segera dapatkan bantuan medis jika melihat gejala reaksi alergi yang serius, termasuk:

  • Demam
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Muncul ruam, gatal/bengkak (terutama pada wajah/lidah/tenggorokan)
  • Pusing parah
  • Kesulitan bernapas

3. Sindrom Reye

Efek samping aspirin yang paling serius adalah sindrom Reye.

Meskipun kejadiannya jarang, namun sangat fatal.

Sindrom Reye adalah sebuah penyakit yang jarang namun parah yang ditandai dengan ensefalopati akut dan hati berlemak.

Penyakit ini dapat terjadi bila anak-anak atau remaja diberikan aspirin untuk demam atau penyakit lain atau infeksi.

4. Efek Samping Lain

Obat ini mungkin jarang menyebabkan pendarahan serius dari perut/usus atau bagian tubuh lainnya.

Namun, tidak menutup kemungkinan itu bisa terjadi.

Jika mengalami salah satu atau lebih efek samping di bawah ini, segera cari bantuan medis, antara lain:

  • Sakit perut/perut yang parah atau tidak hilang
  • Tinja berwarna hitam
  • Muntah yang terlihat seperti bubuk kopi
  • Kesulitan berbicara
  • Kelemahan pada salah satu bagian tubuh
  • Perubahan penglihatan mendadak
  • Sakit kepala parah

Jika dokter mengarahkan untuk menggunakan obat ini, ingatlah bahwa dokter telah menilai bahwa manfaatnya lebih besar daripada risiko efek sampingnya.

Banyak orang yang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping yang serius.

Beritahu dokter segera jika mengalami efek samping yang serius.

Baca Juga: Mengenal Dexketoprofen, Salah Satu Obat Pereda Nyeri

Tindakan Pencegahan

Remaja konsumsi obat medis.jpeg
Foto: Remaja konsumsi obat medis.jpeg (Orami Photo Stock)

Foto Minum Obat (Orami Photo Stock)

Untuk menghindari efek samping di atas, sebaiknya lakukan tindakan pencegahan.

Dikutip dari WebMD, ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan.

Sebelum mengonsumsi aspirin, termasuk Ascardia, beri tahu dokter atau apoteker jika alergi terhadap aspirin atau ke salisilat lainnya (seperti kolin salisilat); atau obat pereda nyeri atau penurun demam lainnya (NSAID seperti ibuprofen, naproxen); atau jika memiliki alergi lain.

Produk ini mungkin mengandung bahan yang tidak aktif, yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau masalah lain.

Obat ini tidak boleh digunakan jika memiliki kondisi medis tertentu.

Sebelum menggunakan obat ini, konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika memiliki gangguan pendarahan/pembekuan darah (seperti hemofilia, defisiensi vitamin K, jumlah trombosit yang rendah).

Kondisi Kesehatan yang Perlu Diperhatikan

Jika memiliki masalah kesehatan berikut, konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat ini:

  • Penyakit ginjal
  • Penyakit hati
  • Diabetes
  • Masalah perut (seperti maag, mulas, sakit perut)
  • Asma sensitif aspirin (riwayat memburuknya bernapas dengan hidung meler/tersumbat setelah minum aspirin atau NSAID lainnya)
  • Pertumbuhan di hidung (polip hidung)
  • Asam urat
  • Defisiensi enzim tertentu (defisiensi piruvat kinase atau G6PD).

Obat ini dapat menyebabkan pendarahan lambung.

Penggunaan alkohol dan tembakau setiap hari, terutama bila dikombinasikan dengan produk ini, dapat meningkatkan risiko untuk efek samping ini.

Batasi minuman beralkohol dan berhenti dari kebiasaan merokok.

Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

Sebelum menjalani operasi, beri tahu dokter atau dokter gigi bahwa Moms sedang mengonsumsi obat ini.

Anak-anak dan remaja berusia kurang dari 18 tahun tidak boleh mengonsumsi aspirin jika mereka menderita cacar air, flu, atau penyakit apa pun yang tidak terdiagnosis atau jika mereka baru saja menerima vaksin.

Dalam kasus ini, mengonsumsi aspirin meningkatkan risiko sindrom Reye, penyakit yang jarang namun serius.

Beri tahu dokter segera jika melihat perubahan perilaku dengan mual dan muntah.

Ini mungkin merupakan tanda awal sindrom Reye.

Orang dewasa yang lebih tua mungkin lebih sensitif terhadap efek samping obat ini, terutama pendarahan lambung/usus.

Aspirin tidak dianjurkan untuk digunakan untuk mengobati rasa sakit atau demam selama kehamilan.

Sebelum menggunakan obat ini, wanita usia subur harus berbicara dengan dokter mereka tentang manfaat dan risikonya.

Baca Juga: Pregabalin, Obat untuk Mengatasi Berbagai Nyeri Saraf

Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang Ascardia. Semoga bermanfaat!

  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/161255#what-is-aspirin
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519032/
  • https://www.webmd.com/drugs/2/drug-21141/enteric-coated-aspirin-oral/details#

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb