13 Juli 2022

Chancroid, Infeksi Menular Seksual yang Menyebabkan Luka pada Alat Kelamin

Chancroid pada wanita seringnya telat didiagnosis
Chancroid, Infeksi Menular Seksual yang Menyebabkan Luka pada Alat Kelamin

Chancroid adalah kondisi bakteri yang menyebabkan luka terbuka pada atau di sekitar alat kelamin. Penyakit ini merupakan jenis infeksi menular seksual sehingga dapat ditularkan saat melalui kontak seksual.

Chancroid juga biasanya dikenal dengan soft chancre atau chancre lunak. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyi (H. ducreyi) yang menyerang jaringan di area genital dan memberikan luka terbuka.

Luka ini bisa mengeluarkan darah atau cairan lainnya yang kemudian berisiko menularkan ke orang lain ketika melakukan hubungan seksual.

Chancroid bisa menyerang pria maupun wanita dari segala usia terlebih bagi yang aktif melakukan hubungan seksual.

Melansir dari WebMD, penyakit menular seksual ini cukup berbahaya sebab berisiko untuk terserang penyakit lainnya yang sama berbahayanya.

Simak selengkapnya mengenai chancroid di sini.

Baca Juga: Mengenal Demiseksual, Ketertarikan Seksual Berdasarkan Kedekatan Emosi

Penyebab Chancroid dan Faktor Risiko

chancroid
Foto: chancroid (https://halodoc.com/)

Foto ilustrasi chancroid (Sumber: Orami Photo Stocks)

Seperti yang sudah disinggung di atas, chancroid disebabkan oleh bakteri H. ducreyi yang bisa ditularkan saat melakukan kegiatan seksual.

Melansir dari Cleveland Clinic, bakteri H. ducreyi bisa memasuki tubuh melalui robekan kecil di kulit selama aktivitas seksual.

Kulit yang tidak memiliki luka terbuka atau lecet, tidak akan menginfeksi.

Sementara, chancroid sendiri paling berisiko bagi yang aktif secara seksual. Berikut beberapa faktor risiko lainnya yang perlu diketahui:

  • Berhubungan seks dengan pekerja seks atau dengan orang yang tidak jelas riwayat kesehatannya
  • Gangguan penggunaan narkoba atau alkohol
  • Praktik seksual dengan cara apapun
  • Beganti-ganti pasangan seks
  • Berjenis kelamin laki-laki

Meskipun lebih berisiko pada laki-laki, perempuan juga masih memiliki risiko, lho Moms. Namun, biasanya tidak menimbulkan gejala yang parah sehingga kerap telat didiagnosis.

Chancroid yang terjadi pada perempuan biasanya luka timbul di dalam vagina sehingga sulit untuk dilihat dan dirasakan.

Nah, selain itu chancroid tidak akan menginfeksi orang yang tidak aktif secara seksual atau tidak berganti-ganti pasangan. Jadi Moms tidak perlu terlalu cemas, ya!

Baca Juga: 10 Jenis Penyakit Menular Seksual, Tak Hanya HIV/AIDS!

Gejala Chancroid

Gejala dari chancroid bisa berbeda-beda namun biasanya gejala akan muncul 4 hingga 7 hari setelah terpapar. Gejalanya juga akan berbeda di pria maupun wanita.

1. Gejala secara Keseluruhan

Secara keseluruhan, chancroid bisa menimbulkan gejala berikut:

  • Adanya benjolan di sekitar kelamin dan sensasi nyeri pada kulit kelamin.
  • Bisul namun tepian bisul terasa kasar hingga bisa berubah menjadi benjolan yang lebih besar.
  • Kulit memerah dan terlihat mengkilat di area luka.
  • Keluar nanah dan cairan yang dapat menularkan ke orang lain.
  • Luka menyebar ke area lain yang sehat dan meluas.
  • Nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil.
  • Selangkangan membengkak atau di perut bagian bawah dan paha.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening yang dapat menembus kulit hingga menyebabkan abses yang cukup besar.
  • Benjolan berisi nanah hingga benjolan yang berisi cairan.

Baca Juga: 3 Fungsi Bulu Ketiak, Salah Satunya Bisa Meningkatkan Daya Tarik Seksual

2. Gejala Chancroid pada Laki-Laki

gejala chancroid
Foto: gejala chancroid (Istockphoto)

Foto ilustrasi chancroid (Sumber: Orami Photo Stocks)

Gejala penyakit menular seksual ini lebih berisiko pada laki-laki dan gejala fisiknya lebih mudah dilihat terutama di penis.

  • Benjolan kecil berwarna merah
  • Luka di penis atau di sekitar penis
  • Luka yang lama-lama terbuka dalam waktu sekitar 1 hari
  • Ulkus atau luka di setiap area kelamin dan skrotum.
  • Timbul rasa nyeri di area luka.

3. Gejala Chancroid pada Perempuan

Luka biasanya timbul di dalam vagina dan gejalanya dapat berkembang seiring waktu. Salah satu gejalanya adalah kelenjar getah bening yang membengkak.

  • Terdapat 4 benjolan merah di labia, antara labia, dan anus. Bisa juga timbul di paha. Labia sendiri adalah lipatan kulit yang menutupi kelamin wanita.
  • Nyeri dan sensasi terbakar saat buang air kecil. Tapi gejala ini muncul ketika benjolan terbuka. Jika tidak terbuka maka kemungkinan tidak akan menimbulkan rasa sakit.

Baca Juga: 5 Gangguan dan Penyakit Penyebab Mimisan

4. Gejala Lainnya

Gejala lainnya ini bisa membantu untuk lebih mengenali kondisi chancroid.

Luka akibat chancroid bisa berbentuk seperti berikut:

  • Ukuran ulkus atau luka dapat bervariasi dan biasanya berkisar antara 1 hingga 2 cm. Beberapa kondisi bisa dalam bentuk yang lebih besar.
  • Bentuk ulkus memiliki bagian tengah yang bertekstur lunak dan berwarna abu-abu hingga kekuningan dengan tepi yang terlihat jelas.
  • Ulkus dapat berdarah dengan mudah jika disentuh.

Pengobatan Chancroid

pengobatan chancroid
Foto: pengobatan chancroid

Foto ilustrasi obat (Sumber: Orami Photo Stocks)

Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention pengobatan chancroid bisa berupa antimikroba guna menyembuhkan infeksi untuk mengatasi gejala klinis dan mencegah penularan ke orang lain.

Dalam kasus lanjut, pengobatan tentu saja bisa berbeda, ya Moms. Namun pengobatan yang paling umum adalah penggunaan antibiotik.

Antibiotik bisa menyembuhkan luka pada kurun waktu kurang lebih 2 minggu. Ada beberapa jenis obat antibiotik atau antimikroba yang biasa dikonsumsi untuk mengobat chancroid.

Beberapa di antaranya adalah:

  • Azitromisin, 1 gram diminum secara oral dan merupakan dosis 1 kali.
  • Ceftriaxone, 250 miligram (mg) diberikan melalui suntikan dan merupakan dosis 1 kali.
  • Ciprofloxacin, 500 mg diminum 2 kali sehari selama 3 hari. Namun obat ini tidak diizinkan dikonsumsi bagi ibu hamil dan menyusui karena akan memengaruhi janin.
  • Eritromisin, 500 mg diminum 3 kali sehari selama 7 hari.

Baca Juga: Infeksi Streptococcus, Kondisi Radang Tenggorokan yang Sangat Menular

Obat-obatan ini tentunya tidak boleh dikonsumsi tanpa konsultasi ke dokter, ya Moms. Jadi pastikan Moms kunjungi dokter terlebih dahulu agar mendapatkan pengobatan yang tepat.

Setelah pasien mendapatkan pengobatan yang tepat, kondisi ini bisa sembuh dalam waktu kurang lebih 1 sampai 2 minggu.

Jika kasus parah, tentunya membutuhkan waktu lebih lama untuk penyembuhan.

Namun jika lebih dari 2 minggu kondisi luka memburuk, dokter akan menyarankan untuk melakukan tes tambahan.

Sebab ada kemungkinan infeksi virus terlibat terhadap chancroid, seperti HIV atau Human Immunodeficiency Virus.

Sementara, untuk menghindari penularan, terdapat beberapa langkah yang bisa diterapkan guna memastikan bahwa chancroid benar-benar tidak akan menularkan lagi.

  • Jangan berhubungan seks sampai luka benar-benar sembuh
  • Jaga agar area di sekitar luka tetap bersih dan kering‌
  • Jangan memakai pakaian ketat yang dapat berisiko mengiritasi luka dan memperburuk kondisi luka.

Nah, itu dia Moms informasi seputar chancroid yang perlu Moms ketahui.

Guna menghindari penularan penyakit seksual, pastikan Moms dan Dads periksakan diri terlebih dahulu, ya sebelum berhubungan seksual!

  • https://www.healthline.com/health/chancroid#symptoms
  • https://www.webmd.com/sexual-conditions/what-is-chancroid
  • https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/chancroid.htm
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22444-chancroid-soft-chancre

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb