13 Juni 2022

Fasialis, Saraf yang Berperan Mengatur Ekspresi dan Indera Perasa di Kulit Wajah

Terkena pukulan atau benturan juga dapat mempengaruhi saraf fasialis
Fasialis, Saraf yang Berperan Mengatur Ekspresi dan Indera Perasa di Kulit Wajah

Saraf fasialis adalah saraf kranialis ke-7 yang berperan penting dalam mengatur ekspresi dan indra perasa di kulit wajah seperti mengangkat alis, tersenyum, da mengerutkan kening.

Di samping itu, dikutip dari studi Unkris Jakarta saraf ini juga memiliki fungsi lain, yakni:

  • Penyalur sensasi dari anggota anterior lidah dan rongga mulut
  • Menempuh persarafan parasimpatis saraf facialis, kelenjar saliva, lakrimal, hidung dan kelenjar palatina untuk memproduksi sekresi
  • Bertanggung jawab atas sebagian besar sensasi rasa di lidah
  • Mengontrol otot-otot yang membuat ekspresi wajah
  • Mengontrol otot di telinga bagian dalam yang memoderasi kenyaringan suara
  • Membantu mengeluarkan air mata

Baca Juga: 4 Kesalahan Mencuci Wajah, Hindari ya Moms!

Mengenal Saraf Fasialis

Fasialis -1
Foto: Fasialis -1

Foto: Med.stanford.edu

Saraf fasilis adalah yang saraf ketujuh dari 12 saraf kranial yang berada dalam sistem saraf. Terdapat dua saraf wajah, masing-masing berada di setiap sisi kepala. Posisi saraf fasilis sendiri berada di:

  • Dimulai di batang otak
  • Berjalan melalui dasar tengkorak di dekat saraf vestibulocochlear, saraf kranial kedelapan, yang membantu mendengar dan menjaga keseimbangan
  • Memasuki wajah melalui lubang di tulang dekat pangkal telinga
  • Bercabang keluar melalui lubang di dekat kelenjar parotis yang merupakan kelenjar ludah utama

Selain itu, saraf fasialis jug memiliki lima cabang saraf berbeda yang melakukan fungsi motorik yang juga berbeda, di antaranya:

  • Frontal (temporal): Mengontrol otot dahi
  • Zygomatic: Membantu memejamkan mata
  • Buccal: Memungkinkan menggerakkan hidung, mengedipkan mata, dan mengangkat bibir atas dan sudut mulut untuk membuat senyuman
  • Mandibula marginal: Menarik bibir bawah ke bawah (seperti kerutan) dan berjalan melalui telinga tengah untuk membantu merespons suara keras
  • Serviks: Mengontrol gerakan di dagu dan sudut bawah mulut

Baca Juga: Kulit Wajah Sehat, Ini 4 Tandanya!

Kelainan Saraf Fasialis

bells-palsy.jpg
Foto: bells-palsy.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Karena memiliki peran yang penting di wajah, sering juga ditemukan kelaianan atau gangguan. Beberapa di antaranya yakni:

1. Penyakit Parotis

Tumor parotis, trauma atau operasi parotis dapat merusak cabang dari saraf fasialis. Ini akan berdampak palsy wajah ipsilateral (satu sisi) dan kehilangan fungsi fungsionalnya. Sejauh ini, jarang sekali terjadi pasien yang dapat pulih sempurna dari kondisi ini.

2. Hyperacusis

Disfungsi dari otot terkecil disebabkan oleh saraf fasialis dapat berdampak gejala yang menyedihkan. Otot stapedius mengatur gerakan dari rantai tulang pendengaran dan bila tidak aktif, suara akan menyimpang dan bergema, yang disebut kelainan hyperacusis

3. Bell's Palsy

Merupakan kelainan yang sering dijumpai belakang suatu peristiwa kerusakan saraf fasialis, atau yang juga sering disebut dengan facial palsy.

Penyebab sebenarnya sampai kini sedang belum dikenali secara pasti. Akan tetapi beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya.

Misalnya spasme pembuluh darah arteri di kanal wajah yang memasok nutrisi dari saraf fasialis ataupun peradangan dan pembengkakan saraf dalam kanal tulang probabilitas bertanggung jawab terhadap kondisi ini.

Penyakit Bell's Palsy pertama kali diketahui oleh seorang ahli anatomi dari Inggris bernama Charles BellStudi Unika Atmajaya menyatakan bahwa dari beberapa penelitian dan penyelidikan yang telah dilakukan, ternyata 75% dari paralis fasial adalah Bell's Palsy.

Gejalanya adalah mulut moncong (mulut mengok) secara mendadak tanpa sakit sebelumnya. Ini pada umumnya terjadi pada orang dewasa, dan pada anak-anak belum ada kasus Bell's Palsy yang dilaporkan.

Terapi yang diberikan adalah pengobatan secara konservatif, dalam jangka waktu 4-5 minggu otot yang limpuh secara berngsur mulai dirangsang kembali dan selama 2-3 bulan 95% dapat dinyatakan sembuh.

Oleh karena itu, dijelaskan dalam Stanford Medicine, cedera atau gangguan pada cabang saraf tertentu dapat mengakibatkan:

  • Frontal: Kelumpuhan dahi/ketidakmampuan menggerakkan alis. Biasanya, ini berarti alis 'menggantung' di depan mata dan dapat mengganggu penglihatan
  • Zygomatic: Kesulitan menutup mata yang kuat
  • Buccal: Kesulitan tersenyum dan menggerakan mulut. Makanan atau cairan bisa keluar dari mulut secara tidak terduga karena gerakan bibir yang tidak normal.
  • Mandibula marginal: otot-otot yang dipersarafinya terlibat dengan gerakan sudut mulut ke bawah. Cedera di sini dapat menyebabkan senyum asimetris dan masalah dengan makan dan minum
  • Serviks: Ini bisa dibilang cabang yang paling tidak penting. Cedera saraf ini menyebabkan kelumpuhan otot platysma, lapisan tipis yang terletak jauh di dalam kulit yang dapat menyebabkan asimetri bibir bawah saat tersenyum pada beberapa orang.

Selain itu, secara umum terdapat juga beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan saraf fasialis, antara lain:

  • Kecelakaan dan patah tulang wajah
  • Kanker seperti kanker kelenjar ludah dan meningioma (tumor dasar tengkorak)
  • Infeksi telinga atau tumor telinga seperti neuroma akustik dan schwannoma
  • Operasi wajah, termasuk prosedur kosmetik seperti facelift.
  • Sindrom Guillain-Barré, penyakit autoimun
  • Penyakit Lyme, yakni infeksi bakteri yang disebabkan oleh gigitan kutu
  • Blok saraf untuk prosedur gigi dan neuropati.
  • Sindrom Ramsay Hunt, atau gangguan neurologis yang disebabkan oleh infeksi cacar air atau virus herpes zoster
  • Sarkoidosis
  • Terkena pukulan

Baca Juga: Bye Wajah Kusam! Ini 5 Cara Mudah Mencerahkan Wajah

Tanda Kelumpuhan Saraf Fasialis

kedutan-bibir-kiri-bawah.jpg
Foto: kedutan-bibir-kiri-bawah.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Gejala kelumpuhan saraf ini dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Gejalanya mungkin dapat terjadi sementara atau permanen. Saat mengalaminya, seseorang mungkin akan mengalami:

  • Bicara tidak jelas atau bicara cadel
  • Banyak air liur, makanan jatuh dari mulut, dan bermasalah saat makan dan minum
  • Alis terkulai di sisi wajah yang terkena
  • Kedutan wajah (tics)
  • Ketidakmampuan untuk menggerakkan otot-otot wajah seperti dahi, alis, dan sudut mulut
  • Senyum miring atau merubah penampilan wajah
  • Kehilangan indra penciuman atau indra pengecapan
  • Adanya penyumbatan di hidung
  • Kesulitan menutup mata atau berkedip
  • Suara yang diperkuat dari telinga di sisi wajah yang terkena.
  • Bermasalah saat berkedip atau menutup mata sepenuhnya

Saraf fasilis memainkan peran kunci dalam membuat ekspresi wajah. Saraf ini juga membantu gerakan yang tidak dipikirkan, seperti berkedip, dan sensasi seperti mencicipi.

Kondisi kesehatan, cedera dan operasi dapat mempengaruhi saraf wajah. Jika mengalami kelemahan atau kelumpuhan saraf fasialia sementara atau permanen, bicarakan dengan dokter pilihan perawatan.

  • http://p2k.unkris.ac.id/en3/3065-2962/Saraf-Fasialis_172015_sttmcileungsi_p2k-unkris.html
  • https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=a&id=122953
  • https://my.clevelandclinic.org/health/body/22218-facial-nerve
  • https://med.stanford.edu/ohns/OHNS-healthcare/facialnervecenter/about-the-facial-nerve.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb