25 Maret 2023

Penyakit Kardiomiopati: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Kondisi ini bisa sangat membahayakan dan bisa tanpa gejala, Moms
Penyakit Kardiomiopati: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Kardiomiopati bisa menjadi penyakit yang berbahaya untuk kita. Pasalnya, kondisi ini berkaitan erat dengan kesehatan jantung.

Seperti yang sudah diketahui, jantung memiliki tugas penting sebagai alat vital manusia.

Tugas jantung adalah memompa darah agar bisa mengalir ke seluruh tubuh.

Lalu, apa sih kondisi kardiomiopati itu? Lalu, apa yang membuat kondisi ini berbahaya bagi jantung dan hidup kita?

Simak di sini yuk, Moms!

Baca Juga: Mengetahui Langkah-langkah Pertolongan Pertama Serangan Jantung, Catat!

Apa Itu Kardiomiopati?

Pengertian Kardiomiopati (Orami Photo Stocks)
Foto: Pengertian Kardiomiopati (Orami Photo Stocks)

Hypertrophic cardiomyopathy (HCM) atau kardiomiopati adalah jenis penyakit jantung kompleks yang memengaruhi otot jantung. Kondisi ini juga dikenal dengan kardiomiopati hipertrofi.

Penyakit ini menyebabkan penebalan otot jantung, kekakuan ventrikel kiri, perubahan katup mitral dan perubahan sel.

Senada dengan itu, definisi kardiomiopati pun dijelaskan oleh dr. Alexandra Gabriella, Sp.JP, Dokter Spesialis Spesialis Jantung & Pembuluh Darah yang melakukan praktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Dijelaskan oleh dr. Alexandra, kardiomiopati adalah penyakit kelemahan pada otot jantung.

Baca Juga: Serba-serbi Penyakit Jantung Lemah, Bisa Sebabkan Gagal Jantung Jika Tak Diobati

Sementara itu, penebalan otot jantung (miokardium) dilansir dari Cleveland Clinic, paling umum terjadi pada septum.

Septum adalah dinding otot yang memisahkan sisi kiri dan sisi kanan jantung. Biasanya kondisi ini terjadi ketika septum antara ruang bawah jantung atau ventrikel menebal.

Septum menebal dapat menyebabkan penyempitan yang dapat memblokir atau mengurangi aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta.

Sehingga, ventrikel harus memompa lebih keras untuk mengatasi penyempitan atau penyumbatan.

Kardiomiopati hipertrofi juga dapat menyebabkan penebalan di bagian lain dari otot jantung, seperti bagian bawah jantung yang disebut apeks, ventrikel kanan atau di seluruh ventrikel kiri.

Dalam kebanyakan kasus, kondisi tersebut tidak menyebabkan gejala apa pun.

Umumnya, penderita masih bisa menjalani hidup normal. Namun, beberapa orang mungkin bisa mengembangkan kondisi serius secara perlahan atau tiba-tiba.

Baca Juga: Gagal Bayi Tabung Meningkatkan Risiko Sakit Jantung, Benarkah?

Gejala Penyakit Kardiomiopati

Kardiomiopati Hipertrofi (Pixabay)
Foto: Kardiomiopati Hipertrofi (Pixabay) (pixabay.com)

Kondisi kardiomiopati sendiri perlu sangat diwaspadai. Hal itu dikarenakan kebanyakan penderitanya tidak mengalami gejala apa pun.

Meski demikian, tidak semua penderita kondisi ini bebas dari gejala, Moms! Seperti yang dilansir dari National Heart, Lungs, dan Blood Institute, gejala berikut dapat terjadi selama aktivitas fisik.

Berikut gejala yang bisa terjadi akibat penyakit tersebut:

  • Sakit dada
  • Sesak napas
  • Pingsan
  • Pusing
  • Penglihatan berkunang-kunang
  • Jantung terasa berdebar-debar (palpitasi)
  • Batuk terutama saat posisi tidur telentang

Gejala lain kardiomiopati hipertrofi yang mungkin terjadi mendadak, termasuk kelelahan, jantung berdebar dan tekanan darah tinggi.

Penyebab Penyakit Kardiomiopati

Penyebab Kardiomiopati (Orami Photo Stocks)
Foto: Penyebab Kardiomiopati (Orami Photo Stocks)

Kardiomiopati hipertrofi biasanya disebabkan oleh gen-gen abnormal atau mutasi gen yang menyebabkan otot jantung menebal tidak normal.

Penyebab kardiomiopati pun dijelaskan oleh dr. Alexandra.

Ia mengatakan penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti infeksi kuman, genetik, hipertensi, diabetes, setelah melahirkan, maupun sumbatan koroner.

Penyakit tersebut juga bisa terjadi apabila seseorang memiliki susunan sel otot jantung yang abnormal.

Baca Juga: Lambung Bocor, Masalah Pencernaan yang Bisa Mengancam Jiwa

Tingkat keparahan kardiomiopati hipertrofi pada beberapa orang pun sangat bervariasi.

Kebanyakan penderita memiliki bentuk septum di antara dua ruang bawah jantung (ventrikel) membesar dan membatasi aliran darah keluar dari jantung.

Namun, penyakit tersebut juga bisa terjadi tanpa penyumbatan aliran darah yang signifikan, seperti kardiomiopati hipertrofik non-obstruktif.

Namun, ruang pemompa utama jantung atau ventrikel kiri mungkin menjadi kaku, mengurangi jumlah darah ditahan oleh ventrikel dan jumlah darah yang dipompa keluar ke tubuh.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Penyebab Kanker Lambung yang Jarang Disadari

Sementara itu, penyebab lain kardiomiopati hipertrofi bisa karena kondisi medis, seperti penuaan dan tekanan darah tinggi.

Dampak dari kardiomiopati adalah kondisi cepat lelah, akibat menurunnya kemampuan memompa dari otot jantung.

Baca Juga: Ini 4 Jenis Olahraga yang Tidak Disarankan untuk Penderita Penyakit Jantung

Faktor Risiko Kardiomiopati

Faktor Risiko Kardiomiopati
Foto: Faktor Risiko Kardiomiopati (Orami Photo Stocks)

Perlu diwaspadai, ada beberapa risiko kardiomiopati.

Beberapa kelompok orang bisa memiliki risiko lebih besar terkena kondisi ini.

Kelompok tersebut adalah:

  • Kelompok yang memiliki riwayat kardiomiopati pada anggota keluarga
  • Kelompok yang menderita hipertensi kronis
  • Kelompok yang memiliki penyakit tiroid atau diabetes
  • Kelompok yang tergolong obesitas
  • Mengalami kekurangan vitamin dan mineral
  • Memiliki kebiasaan minum alkohol dalam jumlah yang berlebihan
  • Memiliki riwayat kemoterapi atau radioterapi
  • Pernah mengalami serangan jantung, penyakit jantung koroner, atau infeksi pada jantung
  • Memiliki riwayat penyakit hemokromatosis, amiloidosis, atau sarkoidosis
  • Penyalahgunaan obat-obatan, seperti kokain, amfetamin, dan steroid anabolik

Baca Juga: 4 Manfaat Vitamin K2 untuk Tubuh, Bisa Jaga Kesehatan Jantung!

Cara Mengatasi Kardiomiopati

Cara Mengatasi Kardiomiopati (Orami Photo Stocks)
Foto: Cara Mengatasi Kardiomiopati (Orami Photo Stocks)

Cara mengatasi kardiomiopati adalah dengan mengonsumsi obat-obatan jantung secara teratur dan sesuai dengan saran dari dokter.

Pada kondisi akut, maka tatalaksananya juga harus mengatasi penyebab dasar.

Apabila status volume berlebih, maka diperlukan perawatan, dan pada kondisi yang lebih stabil maka dapat dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

Baca Juga: Serba-serbi USG Doppler, Bisa Deteksi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Seperti yang sudah disebutkan, penyakit ini memiliki pengobatan yang berbeda-beda. Hal tersebut akan tergantung dari tingkat keparahan kondisi si penderita.

Fokus dari pengobatan ini adalah untuk meredakan gejalanya serta mencegah komplikasi terjadi.

Penderita dengan gejala ringan akan dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat.

Pola hidup sehat yang dianjurkan adalah:

  • Berhenti merokok
  • Kelola stres dengan baik
  • Mengonsumsi makanan bergizi
  • Jaga berat badan ideal
  • Olahraga rutin
  • Tidur dan istirahat yang cukup
  • Batas konsumsi minuman beralkohol

Baca Juga: Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Sementara itu, penderita dengan gejala bisa diberikan pengobatan dengan cara yang berbeda.

Ada beberapa jenis obat-obatan yang bisa diberikan untuk pasien dengan gejala.

Obat kardiomiopati yang bisa dikonsumsi adalah:

  • Antiaritmia untuk menjaga detak jantung agar teratur
  • Antihipertensi untuk menjaga dan mengelola tekanan darah
  • Antikoagulan untuk mengencerkan darah
  • Penghambat aldosterone untuk menyeimbangkan kadar mineral dalam tubuh
  • Diuretik untuk mengurangi penumpukan cairan dalam tubuh

Jika pengobatan tidak ampuh untuk meredakan gejala, maka pasien biasanya bisa menjalani operasi jantung.

Baca Juga: Sumber Nutrisi untuk Menjaga Kesehatan Paru-paru agar Tidak Kena Corona

Cara Memberi Dukungan

Kardiomiopati Hipertrofi (Pixabay)
Foto: Kardiomiopati Hipertrofi (Pixabay) (pixabay.com)

Hidup dengan penyakit kardiomiopati hipertrofi tentu bukan hal mudah.

Bagaimanapun juga, penyakit ini bisa meningkatkan risiko masalah emosional.

Beberapa orang kesulitan melakukan penyesuaian terhadap kondisinya, seperti membatasi olahraga dan mengandalkan obat-obatan selama sisa hidupnya.

Jika, keluarga Moms mengalami kesulitan dalam menghadapi kardiomiopati hipertrofi, dokter mungkin akan menyarankan terapis atau bergabung dengan kelompok dengan penyakit sama.

Penderita juga bisa mendapat manfaat dari obat-obatan yang dikonsumsi untuk mengatasi gangguan kecemasan atau depresi.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Jantung Koroner, Bisakah Sembuh Total?

Nah, itu dia Moms penjelasan mendalam mengenai kardiomiopati. Jangan lupa untuk selalu waspada dan jaga kesehatan, ya!

Jika merasa mengalami gejala yang berkaitan dengan kondisi tersebut, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter.

Semakin dini dideteksi dan diobati, risiko komplikasi dapat dihindari!

  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17116-hypertrophic-cardiomyopathy
  • https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/cardiomyopathy
  • https://www.nhs.uk/conditions/cardiomyopathy/#:~:text=Cardiomyopathy%20is%20a%20general%20term,pump%20blood%20around%20the%20body.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb