09 September 2022

5 Jenis KB yang Cocok untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi

Jangan sampai salah pilih, ya
5 Jenis KB yang Cocok untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi

Jangan asal pakai, kenali KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi berikut ini, ya!

Ketika membicarakan tentang keluarga, akan ada beberapa topik yang muncul untuk didiskusikan bersama pasangan.

Salah satunya adalah terkait kontrasepsi yang kira-kira cocok untuk digunakan.

Elizabeth Shih, M.D. dokter di Michigan Medicine menyatakan bahwa alat kontrasepsi harus sesuai dengan gaya hidup dan kebiasaan kita, lho.

Riwayat kesehatan memegang peranan penting, terlebih jika perokok aktif atau menderita penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi (hipertensi).

Lantas, bagaimana cara menentukan alat kontrasepsi yang cocok untuk penderita hipertensi? Yuk, simak ulasannya!

Baca Juga: Metode Amenore Laktasi, Kontrasepsi Alami Lewat Menyusui Bayi

Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi

Cara Menentukan Alat Kontrasepsi yang Cocok dengan Tubuh 1.jpg
Foto: Cara Menentukan Alat Kontrasepsi yang Cocok dengan Tubuh 1.jpg

Foto: Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi (sexualhealthcentre.com)

Sebelum memilih KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi, kenali dulu daftar jenis-jenisnya.

Ada beberapa jenis tipe alat kontrasepsi yang bisa Moms pilih sebagai referensi.

Berikut daftarnya yang umum digunakan:

1. Metode Pembatasan

Kontrasepsi metode pembatasan ini akan menghalangi sperma untuk menuju sel telur.

Alat kontrasepsi ini biasanya berbentuk kondom, spons kontraseptif, dan diafragma.

Secara umum, kondom untuk pria adalah kontrasepsi yang paling efektif untuk mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual.

Tak hanya pria, kondom juga hadir untuk wanita dengan bentuk silinder memanjang.

Efektivitas dari kondom wanita pun terbilang cukup tinggi untuk mencegah kehamilan dan menurunkan risiko infeksi menular seksual.

2. Metode Jangka Panjang

Beragam Jenis Alat Kontrasepsi  dan Kelebihannya
Foto: Beragam Jenis Alat Kontrasepsi dan Kelebihannya (https://ichef.bbci.co.uk/images/ic/1200x675/p04z74tk.jpg)

Foto: Pil KB Hormonal (Orami Photo Stocks)

Ada dua tipe kontrasepsi jangka panjang, yakni hormonal dan implan.

Tipe kontrasepsi hormonal akan meningkatkan hormon progesteron yang membuat lendir rahim semakin banyak.

Dengan demikian, proses peningkatan hormon ini bisa mencegah sperma untuk mencapai sel telur.

Tipe hormonal akan tetap membuat wanita tetap ovulasi dan menstruasi seperti biasa.

Untuk tipe hormonal biasanya berupa spiral yang bisa digunakan hingga 10 tahun.

Sementara itu, tipe kontrasepsi implan biasanya berbentuk tabung kecil dan fleksibel berukuran sekitar 4 cm.

Tabung ini akan ditanam di bawah kulit oleh tenaga medis, biasanya efektif hingga 3 tahun.

Baca Juga: 5 Gangguan dan Penyakit Penyebab Mimisan

3. Metode Suntikan

Banyak orang mempercayai KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi adalah metode suntikan.

Metode ini biasa disebut KB suntik di masyarakat umum.

Zat progestin (progesteron sintetis) akan disuntikkan ke tubuh setiap 3 bulan sekali.

Diketahui juga, KB jenis suntikan ini terbagi dalam jangka pendek dan permanen, seperti berikut ini:

  • Metode Hormonal Jangka Pendek

Metode ini biasanya berbentuk pil KB yang akan mencegah kehamilan dengan menghentikan ovulasi.

Cara kerjanya yakni dengan memperbanyak lendir rahim agar sperma tak bisa mencapai sel telur.

Melansir National Health Services, jenis KB ini akan cocok untuk mereka yang tak ingin memiliki buah hati untuk sementara waktu.

  • Metode Steril Permanen

Untuk yang memang sudah tak ingin hamil selamanya, ada kontrasepsi permanen.

Untuk pria, prosedur vasektomi akan melibatkan bedah yang akan memotong dan menyegel saluran dari skrotum.

Tujuan pembedahan ini agar tak membawa sperma ke dalam cairan semen yang biasa dikeluarkan saat orgasme.

Untuk perempuan biasanya akan dilakukan bedah saluran ligasi yang akan memblokir tuba falopi, sehingga mencegah sperma untuk sampai ke sel telur.

Baca Juga: Mengenal Jerawat Hormonal, dari Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Kadar Tekanan Darah Normal dan Tinggi

3 - 6 Efek Samping yang Dirasakan Tubuh Setelah Hemodialisa.jpg
Foto: 3 - 6 Efek Samping yang Dirasakan Tubuh Setelah Hemodialisa.jpg

Foto: Tekanan Darah (Orami Photo Stocks)

Pemeriksaan tensi perlu dilakukan untuk mengetahui apakah termasuk dalam penderita tekanan darah tinggi atau bukan.

Adanya pedoman terbaru pada tahun 2017 terkait kadar tekanan darah normal, di antaranya:

  • Tekanan darah normal: kurang dari 120 (sistolik)/80 (diastolik) mm Hg.
  • Tekanan darah risiko tinggi: antara 120 dan 129 mm Hg (sistolik) dan kurang dari 80 mm Hg (diastolik).
  • Tkanan darah tinggi: 130 mm Hg (sistolik) dan 80 mm Hg (diastolik) atau lebih tinggi.

Dengan perhitungan yang diperbarui ini, hampir setengah dari orang dewasa Amerika memiliki tekanan darah tinggi.

Wanita kulit hitam sangat berisiko tinggi mengalami tensi tinggi, terlebih mereka yang berusia di atas 19 tahun.

Baca Juga: 4 Makanan Penyebab Stroke, Kenali dan Hindari Sebelum Terlambat!

KB yang Cocok untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi

Cara Menentukan Alat Kontrasepsi yang Cocok dengan Tubuh 2.jpg
Foto: Cara Menentukan Alat Kontrasepsi yang Cocok dengan Tubuh 2.jpg (Orami Photo Stock)

Foto: Alat Kontrasepsi Pil KB (time.com)

Berbicara tentang tekanan darah tinggi, ini akan menyangkut penyakit lainnya seperti risiko serangan jantung dan stroke.

Dengan demikian, pemilihan KB yang cocok untuk penderita darah tinggi pun perlu dikenali.

Berikut ini adalah beberapa rekomendasi para pakar untuk penderita tekanan darah tinggi dalam menggunakan alat kontrasepsi.

1. Suntik KB

Suntik KB yang dilakukan 3 bulan sekali umumnya mengandung hormon progesteron.

Metode KB suntik dipercayai cocok untuk penderita tekanan darah tinggi dengan efektivitias hampir 99%.

Namun, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tidak mengajurkan metode ini apabila tekanan darah tinggi di angka tertentu.

Hal ini apabila tekanan darah sistolik lebih dari 160 dan darah diastolik lebih dari 100.

Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter apabila ingin menggunakan jenis metode ini ya, Moms.

Ini lantaran tidak semua tekanan darah tinggi boleh suntik KB sebagai pencegah kehamilan.

2. Pil KB

pil kb.jpg
Foto: pil kb.jpg (vox.com)

Foto: Efektivitas Pil KB (Orami Photo Stocks)

Pil KB adalah alat kontrasepsi lain yang umum digunakan untuk penderita tekanan darah tinggi.

Diketahui, pil KB memiliki efektivitas 91% untuk mencegah kehamilan bagi pasangan suami istri.

Artinya, 9 dari 100 wanita akan tetap bisa hamil meskipun menggunakannya.

Harvard Health Publishing menjelaskan bahwa KB yang mengandung estrogen dapat meningkatkan tekanan darah lebih tinggi.

Oleh karena itu, pemilihan pil KB perlu dengan dosis yang tepat agar tidak berlebihan.

Baca Juga: 8 Ciri Kekurangan Asam Folat saat Hamil, Waspada!

3. IUD

IUD adalah jenis KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi lainnya.

Perangkat yang berbentuk 'T' dan dimasukkan ke dalam rahim ini dinilai memiliki efektivitas sampai 99%.

Mengutip dalam self.com, IUD bisa bertahan sampai 10 tahun lamanya pada sebagian wanita.

Dinilai alat kontrasepsi yang bebas hormon, ini lebih cocok digunakan penderita tekanan darah tinggi tanpa khawatir risiko penyakit lainnya.

Cara kerja IUD adalah dengan melepaskan progestin ke dalam tubuh.

4. KB Implan

kb implan
Foto: kb implan

Foto: KB Implan (Orami Photo Stocks)

KB implan untuk darah tinggi juga sering digunakan dalam mencegah kehamilan.

Implan adalah sebuah batang berukuran kecil yang dimasukkan ke lengan oleh tenaga medis.

Alat kontrasepsi implan ini dapat bertahan hingga 3-5 tahun lamanya tergantung jenis yang digunakan.

Cara kerjanya yakni dengan melepaskan sejenis progestin (bukan estrogen) dan mencegah terjadinya ovulasi.

Efektivitas sampai 99% ini menjadikan KB yang paling populer dan umum digunakan wanita.

5. Kondom

Kondom adalah alat kontrasepsi bebas hormon yang umum digunakan pria ataupun wanita.

Kelebihannya, ini termasuk KB yang juga melindungi dari infeksi menular seksual (IMS).

KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi ini dapat dijangkau dengan mudah, baik dibeli melalui apotek atau minimarket.

Pemakaian kondom yang tepat pun perlu diperhatikan agar kehamilan tidak terjadi.

Hindari menggunakan pelumas berbahan kimia apabila sedang menggunakan kondom wanita ataupun pria.

Baca Juga: Mengenal KB Steril, Prosedur Kontrasepsi yang Sangat Efektif Cegah Kehamilan

Tips Pemakaian KB untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi

Cara Menentukan Alat Kontrasepsi yang Cocok dengan Tubuh 3.jpg
Foto: Cara Menentukan Alat Kontrasepsi yang Cocok dengan Tubuh 3.jpg

Foto: Gaya Hidup Sehat (flo.health)

Pemakaian alat kontrasepsi untuk penderita tekanan darah tinggi perlu dalam pantauan dokter.

Selain tekanan darah tinggi, kondisi kesehatan lain seperti obesitas, migrain, dan penyakit kronis lainnya juga perlu disoroti.

Ada beberapa tips yang bisa diikuti agar efektivitas pil KB tetap optimal pada penderita tekanan darah tinggi:

1. Hindari KB dengan Hormon Dosis Tinggi

Perempuan dengan migrain akut biasanya akan mengalami gangguan saraf jika terpapar estrogen sintetis terlalu banyak.

Faktor lain tak kalah berisiko adalah ketika sudah berusia di atas 35 tahun dan memiliki hipertensi.

Mereka dengan gangguan kesehatan tersebut memiliki peluang untuk terserang gangguan jantung jika hormon di tubuh tidak seimbang.

Ini artinya, akan selalu ada kemungkinan untuk berganti metode kontrasepsi selama masih aktif secara seksual.

Hal ini lantaran karena gaya hidup seseorang mungkin juga akan berubah, bukan?

2. Rutin Konsultasi Dokter

Jika memang tidak cocok dengan kontrasepsi yang sekarang digunakan, selalu konsultasikan dengan dokter kandungan.

Meski tahan lama sebuah alat kontrasepsi bisa bertahun-tahun, tak ada salahnya rutin berkonsultasi dokter setiap bulannya.

Tujuan pemeriksaan ini untuk mencegah ketidakselarasan atau alat KB yang tidak optimal cara kerjanya.

Alat KB yang tidak bekerja optimal bisa berisiko terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

Konsultasi dengan dokter ini pun guna memantau perkembangan tekanan darah dari berbagai risiko penyakit lainnya.

3. Pemeriksaan Tekanan Darah Rutin

Bagi wanita berusia 35 tahun ke bawah dengan riwayat tekanan darah normal, KB yang mengandung estrogen dapat digunakan.

Pastikan untuk memeriksakan tekanan darah oleh ahli kesehatan dalam waktu satu bulan setelah memulai pencegah kehamilan apapun.

Selain itu, pemeriksaan tekanan darah rutin dianjurkan dua kali setahun.

Demikian pula, risiko serangan jantung dapat terjadi apabila memiliki hipertensi dan menggunakan kontrasepsi estrogen dosis tinggi.

Untuk mencegah hal tidak diinginkan, pastikan memeriksakan tekanan darah dengan rutin setiap bulannya.

Baca Juga: 6 Manfaat Ikan Sarden, Dapat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang cara memilih KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi.

Guna memastikan KB yang cocok untuk penderita tekanan darah tinggi, selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, ya, Moms!

  • https://www.nhs.uk/conditions/contraception/
  • https://www.health.harvard.edu/blog/birth-control-and-high-blood-pressure-which-methods-are-safe-for-you-2020111321327
  • https://www.cdc.gov/bloodpressure/index.htm
  • https://www.self.com/story/birth-control-and-high-blood-pressure
  • https://dktindonesia.org/articles/tekanan-darah-tinggi-ini-5-metode-keluarga-berencana-yang-baik-bagi-anda/
  • https://www.webmd.com/sex/birth-control/birth-control-blood-pressure

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb