02 April 2023

Luka Sunat Tidak Kunjung Sembuh, Apa Penyebabnya?

Yuk kita cari tahu, Moms
Luka Sunat Tidak Kunjung Sembuh, Apa Penyebabnya?

Luka sunat tidak kunjung sembuh jadi peringatan bagi orangtua.

Jika Si Kecil mengalami kondisi ini, Moms dan Dads perlu membawanya segera ke dokter.

Selain mempercepat proses pengobatan, tindakan ini juga mencegah terjadinya komplikasi sekaligus melegakan Si Kecil dari berbagai gejala mengganggu.

Memangnya, apa penyebab luka sunat tidak kunjung sembuh, ya?

Berikut ini ulasan lengkapnya sekaligus pengetahuan mengenai proses penyembuhan luka sehabis disunat yang perlu Moms dan Dads pahami.

Kapan Luka Sunat Sembuh?

Luka Sunat
Foto: Luka Sunat (Orami Photo Stock)

Sunat adalah proses pengangkatan kulut atau jaringan yang menutupi kepala penis lewat operasi.

Bagian yang disayat akan memerah dan sensitif. Namun, tingkat sensitivitas akan berkurang sedikit demi sedikit pada hari ketiga.

Keropeng di garis sayatan akan menghilang dalam 7 hingga 10 hari.

Jika cincin plastik (plastibell) digunakan, proses penyembuhan akan memakan waktu 14 hari. Paling cepat rata-rata 10 hari.

Baca juga: Cari Tahu Ragam Biaya Sunat Berdasarkan Metodenya

Penyebab Luka Sunat Tidak Kunjung Sembuh

Penyebab Luka Sunat (Orami Photo Stock)
Foto: Penyebab Luka Sunat (Orami Photo Stock)

Perdarahan adalah masalah sehabis sunat yang paling sering terjadi. Untungnya, dalam banyak kasus perdarahan yang terjadi cukup ringan.

Kondisi ini biasanya bisa diatasi dengan memberikan tekanan langsung ke bekas sayatan selama satu atau dua menit untuk menghentikan perdarahan.

Namun, masalah sehabis sunat tidak cuma itu. Ada beberapa anak yang mengalami luka sunat tidak kunjung sembuh.

Jika kondisi ini terjadi, kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa kondisi berikut ini menurut situs Standford Medicine.

1. Infeksi

Infeksi merupakan komplikasi sunat yang jarang terjadi bila dilakukan dalam kondisi steril.

Banyak yang mengira jika keropeng kekuningan yang mungkin terbentuk pada di sekitar tepi luka disalahartikan sebagai infeksi.

Padahal, sebenarnya itu merupakan bagian dari proses penyembuhan normal setelah sunat.

Moms perlu tahu bahwa infeksi setelah sunat biasanya ditandai dengan kemerahan dan pembengkakan yang tidak kunjung hilang.

Rasa nyeri mungkin juga tidak membaik, malahan semakin bertambah parah. Biasanya juga diikuti dengan demam.

Risiko terjadinya infeksi ini paling tinggi jika menggunakan cincin plastik, karena hal ini menyebabkan adanya benda asing di lokasi pembedahan.

Tanda-tanda infeksi harus benar-benar dipahami orangtua dan perlu diobati segera.

Mengingat sunat boleh dilakukan pada bayi usia muda yang sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna, sehingga infeksi bisa menyebabkan masalah kesehatan serius nantinya.

Meskipun sangat jarang terjadi, sepsis, meningitis, dan gangren bisa terjadi akibat bekas sunat mengalami infeksi parah.

Baca juga: Benarkah Posisi Seks Pengaruhi Jenis Kelamin Bayi?

2. Meatitis

Luka sunat tidak kunjung sembuh bisa jadi disebabkan oleh meatitis.

Meatitis adalah kondisi peradangan disertai kemerahan pada lubang uretra. Si Kecil juga akan mengeluhkan rasa nyeri ketika buang air kecil.

Kondisi ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, ketika permukaan kelenjar epitel menebal setelah disunat.

Namun, proses penyembuhannya ini membutuhka waktu lebih lama dari penyembuhan luka sunat rata-rata.

Membalut area sunat dengan emolien (petroleum jelly atau salep antibiotik) setelah sunat adalah cara untuk meminimalkan iritasi dan mencegah masalah ini.

Terjadinya meatitis kemungkinan karena paparan urine dan iritasi terkait pemakaian popok terus-menerus.

Walaupun beberapa kasus dapat sembuh dengan sendirinya, jangan ragu untuk membawa Si Kecil periksa ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Baca juga: Apakah Sunat untuk Bayi Perempuan sama Manfaatnya dengan Sunat Laki-laki?

3. Nekrosis

Penyebab luka sunat tidak kunjung sembuh ini sangat jarang terjadi.

Nekrosis sendiri adalah kematian pada jaringan tubuh. Kondisi ini terjadi ketika terlalu sedikit darah yang mengalir ke jaringan.

Kondisi ini dapat dibilang komplikasi dari infeksi pada bekas sunat.

Ini bisa terjadi ketika sunat dilakukan saat penis dalam kondisi terinfeksi atau penggunaan perangkat elektrokauter yang tidak tepat untuk mengontrol perdarahan.

Nah,bagian tubuh yang mati akibat nekrosis ini disebut dengan istilah gangren.

Baca juga: Bekas Jahitan Sunat Bengkak? Ini Dia Penyebabnya

Cara Mengatasi Luka Sunat Tidak Kunjung Sembuh

Dokter Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Dokter Anak (Orami Photo Stock)

Mengatasi komplikasi setelah sunat yang menghambat proses penyembuhan dilakukan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.

Pada kasus infeksi, dokter akan meresepkan obat antibiotik, baik itu minum maupun dioleskan pada luka yang terinfeksi.

Perlu Moms dan Dads ketahui bahwa penggunaan antibiotik harus diperhatikan baik-baik.

Pastikan Si Kecil menggunakan obat sesuai dengan saran dokter.

Hindari melebihkan dosis, mengurangi dosis, atau berhenti menggunakan obat tanpa izin dari dokter.

Berikan Si Kecil obat di jam yang sama setiap hari agar tidak melewatkan dosis.

Bila dosis terlewat, jangan menggandakan dosis di waktu minum obat selanjutnya.

Beri tahu dokter jika Si Kecil memiliki alergi antibiotik.

Baca juga: Cari Tahu Kelebihan dan Kekurangan Sunat Laser untuk Anak dan Dewasa

Pada kasus meatitis, dokter akan mencari tahu penyebab peradangan. Jika penyebabnya juga bakteri, antibiotik akan diresepkan.

Sementara pada kasus nekrosis, satu-satunya jalan pengobatan adalah mengangkat jaringan yang mati lewat operasi.

Ini tidak lakukan agar jaringan di sekitar tidak ikut terinfeksi.

Penting bagi Moms dan Dads untuk merawat luka pada penis sehabis disunat.

Bersihkan area tersebut dengan air hangat secara lembut. Kemudian, keringkan dan oleskan salep antibiotik dan mengganti perban secara berkala.

Jika mendapati luka sunat tidak kunjung sembuh, segera bawa Si Kecil ke dokter.

Oleh karena itu, tanyakan pada dokter prediksi kesembuhan luka agar Anda bisa memastikan kesembuhan di waktu yang normal.

  • https://med.stanford.edu/newborns/professional-education/circumcision/complications.html
  • https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/circumcision-problems/
  • https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/c/circumcision
  • https://medlineplus.gov/ency/article/002266.htm
  • https://www.verywellhealth.com/what-is-necrotic-tissue-3157120
  • https://pediatrichealthcareunlimited.com/Urination-Pain-Male

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb