25 Februari 2022

Mengenal Skizofrenia, Gangguan Mental akibat Fungsi Otak Terganggu

Sampai saat ini belum ada penyebabnya secara pasti
Mengenal Skizofrenia, Gangguan Mental akibat Fungsi Otak Terganggu

Skizofrenia belakangan menjadi perhatian setelah ada kasus kematian seseorang karena mengidap gangguan mental ini.

Data World Health Organization (WHO) menyebut, skizofrenia memengaruhi sekitar 20 juta orang di dunia.

Seseorang dengan kondisi ini pun 2-3 kali lebih mungkin meninggal lebih awal daripada populasi umum.

Hal ini karena kondisi medis serius lain yang sering terjadi bersamaan, seperti penyakit jantung atau diabetes.

Sementara, menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, diperkirakan ada 450.000 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat di Indonesia, termasuk skizofrenia.

Karenanya kondisi skizofrenia tidak boleh dianggap remeh.

Yuk kita simak penjelasan lebih lanjut mengenai skizofrenia di bawah ini!

Baca Juga: Hukum Merawat Orang Tua dalam Islam, Insya Allah Banyak Berkah dan Ganjarannya Surga!

Apa Itu Skizofrenia?

Skizofrenia
Foto: Skizofrenia (womenworking.com)

Foto: Orami Photo Stock

Skizofrenia adalah gangguan mental yang dapat memengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi.

Penderita gangguan kesehatan mental ini dapat mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.

Beberapa orang berpikir skizofrenia menciptakan "kepribadian ganda".

Faktanya, skizofrenia dan kepribadian ganda adalah dua gangguan yang berbeda

Gangguan kesehatan mental ini dapat terjadi pada pria dan wanita dari segala usia.

Pria sering mengalami gejala di akhir usia belasan atau awal 20-an. Sedangkan wanita cenderung menunjukkan tanda-tanda di usia akhir 20-an dan awal 30-an.

Baca Juga: Ketika Kangen Suami yang Sudah Meninggal, Coba Bantu Diri Moms dengan 5 Cara Ini

Penyebab Skizofrenia

Skizofrenia
Foto: Skizofrenia (Freepik.com)

Foto: Orami Photo Stock

Sampai saat ini, penyebab skizofrenia belum diketahui secara pasti.

Namun, dalam beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab skizofrenia, antara lain:

1. Faktor Genetik

Keturunan dari pengidap skizofrenia memiliki risiko 10 persen lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa.

Melansir Current Psychiatry Reports, risiko tersebut meningkat 40 persen lebih besar ketika kedua orang tua sama-sama pengidap skizofrenia.

Sementara itu, anak kembar yang salah satunya mengidap gangguan kesehatan mental ini akan memiliki risiko hingga 50 persen lebih besar.

2. Perbedaan Struktur Otak

Sebuah penelitian Physical Therapy, menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat orang dengan skizofrenia.

Para peneliti tidak yakin secara pasti mengapa hal tersebut bisa terjadi, tetapi mereka menyebutkan bahwa gangguan kejiwaan ini terkait dengan penyakit otak.

Baca Juga: Review Jujur Kantong ASI BKA dari Moms Orami, Fitur Lengkap dan Tidak Mudah Bocor!

3. Obat-Obatan

Penyalahgunaan obat-obatan terlarang, seperti narkotika disebut dapat menjadi penyebab skizofrenia.

4. Komplikasi Kehamilan dan Persalinan

Skizofrenia juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi yang mungkin terjadi ketika hamil dan dampaknya akan terlihat saat anak lahir.

Kondisi ini, seperti paparan racun dan virus, ibu seorang pengidap diabetes, pendarahan dalam masa kehamilan, serta kekurangan nutrisi. 

Selain dari kehamilan, komplikasi yang terjadi ketika persalinan juga dapat menyebabkan seorang anak terlahir mengidap skizofrenia.

Contohnya, berat badan rendah saat lahir, kelahiran prematur, dan asfiksia atau kekurangan oksigen saat dilahirkan.

Baca Juga: Low Back Pain: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati Nyeri Punggung Bawah

Setiap orang bisa saja terkena gangguan kesehatan mental ini tanpa mengenal umur.

Ada beberapa faktor juga diketahui meningkatkan risiko untuk mengalami atau mencetuskan skizofrenia, termasuk:

  • Memiliki anggota keluarga dengan riwayat terdiagnosis skizofrenia
  • Peningkatan aktivasi sistem daya tahan tubuh, seperti akibat dari peradangan atau penyakit autoimun
  • Usia ayah yang jauh lebih tua
  • Komplikasi dari kehamilan dan persalinan, seperti malnutrisi atau pajanan terhadap toksin dan virus yang dapat memengaruhi perkembangan otak
  • Riwayat mengonsumsi obat-obatan psikoaktif atau psikotropika selama masa remaja atau dewasa muda

Baca Juga: 9 Manfaat Berkebun yang Berguna untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Gejala Skizofrenia

halusinasi Skizofrenia
Foto: halusinasi Skizofrenia

Foto: Orami Photo Stock

Gejala skizofrenia pada dasarnya bervariasi berdasarkan jenis dan tingkat keparahannya. Berikut penjelasannya:

1. Gejala Positif

Gejala positif ditandai dengan perubahan persepsi yang mengakibatkan penderita berperilaku tidak wajar.

Perilaku tersebut antara lain:

  • Halusinasi

Gangguan yang membuat seseorang menyaksikan atau mengalami hal-hal yang sebenarnya tidak nyata dan hanya ada di dalam pikirannya sendiri.

Mereka akan merasa melihat sesuatu, mendengar suara, atau mencium hal-hal yang tidak dialami orang lain di sekitar.

  • Delusi

Adalah memiliki keyakinan kuat akan suatu hal yang salah, seperti merasa orang lain ingin mencelakakan atau membunuh dirinya. Gejala yang satu ini akan berdampak langsung pada perilaku pengidapnya.

  • Paranoid

Adalah ketika seseorang sangat tidak percaya pada orang lain, atau sangat yakin bahwa mereka sedang diikuti atau dianiaya.

Gejala di atas terkadang sulit dikenali karena biasanya umum terjadi pada remaja. Akibatnya, banyak orang menganggap jika gejala tersebut adalah hal yang lumrah sebagai fase remaja.

Padahal, gejala skizofrenia biasanya berkembang perlahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Pengidapnya bisa saja memiliki banyak gejala, atau hanya sedikit gejala yang dialaminya.

2. Gejala Negatif

Gejala skizofrenia negatif muncul ketika sifat dan kemampuan yang dimiliki orang normal.

Gejala-gejala ini termasuk:

  • Pengurangan berbicara
  • Tanggapan emosional yang aneh terhadap situasi
  • Kurangnya emosi atau ekspresi
  • Kehilangan minat atau kegembiraan untuk hidup
  • Isolasi sosial
  • Kesulitan mengalami kesenangan
  • Kesulitan memulai atau menindaklanjuti rencana
  • Kesulitan menyelesaikan aktivitas normal sehari-hari

Gejala negatif ini bisa berlangsung selama beberapa tahun, sebelum pengidapnya mengalami gejala awal. 

Baca Juga: Kenali Fungsi Endometrium Wanita dan Jenis Penyakit yang 'Mengintai'

Cara Mengatasi Skizofrenia

psikolog Skizofrenia
Foto: psikolog Skizofrenia

Foto: Orami Photo Stock

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan skizofrenia.

Namun, ada pengobatan yang dapat mengendalikan dan mengurangi gejala. Penanganan tersebut dapat berupa:

1. Obat-Obatan

Obat antipsikotik adalah pengobatan yang paling umum untuk skizofrenia. Obat dapat membantu mengelola:

Bicarakan dengan dokter tentang efek samping dan obat lain yang tidak boleh dikonsumsi saat menggunakan obat ini.

2. Terapi Kejut Listrik

Terapi kejut listrik atau elektrokonvulsif (ECT) dilakukan dengan cara memberikan aliran listrik eksternal ke otak pengidap yang sebelumnya sudah dianestesi atau ditidurkan.

Dengan begitu, kekacauan listrik pada otak penyebab gejala halusinasi dapat berkurang.

Baca Juga: Waspada Bahaya Mata Kering, Cek di Sini Apa Saja Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

3. Pelatihan Sosial

Pelatihan sosial ini dapat meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi.

Cara ini juga dapat membantu pengidap mengatasi skizofrenia

4. Dukungan Sekitar

Jika Moms atau seseorang yang disayangi telah didiagnosis menderita skizofrenia, mendapat dukungan dari keluarga dan teman dapat membantu menurunkan stres dan menciptakan perasaan inklusi.

Ada program pendidikan yang tersedia untuk anggota keluarga yang dapat membantu semua orang mengenali gejala dan memberikan dukungan bila diperlukan.

Baca Juga: Pahami Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan, Ajari Anak Sedini Mungkin untuk Tahu Prioritas

Itu dia Moms penjelasan mengenai skizofrenia dari penyebab hingga cara mengatasinya.

Saat ini tindakan pencegahan skizofrenia secara spesifik belum tersedia. Namun, pemeriksaan dini bisa membantu mengurangi tingkat keparahan gejalanya

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3289250/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4159061/
  • https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Kesehatan-Jiwa.pdf
  • https://www.healthline.com/health/schizophrenia
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/schizophrenia/symptoms-causes/syc-20354443
  • https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/schizophrenia
  • https://www.psychiatry.org/patients-families/schizophrenia/what-is-schizophrenia
  • https://www.webmd.com/schizophrenia/mental-health-schizophrenia

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb