04 Desember 2018

Mengenal Tongue and Lip Tie, Penyebab Kesulitan Menyusu Pada Bayi

Memengaruhi kemampuan bayi untuk menyusu langsung dan bahkan dari botol atau dot.
Mengenal Tongue and Lip Tie, Penyebab Kesulitan Menyusu Pada Bayi

Apakah Moms sering merasakan puting nyeri dan retak setelah menyusui? Atau sesi menyusui yang konstan dan membutuhkan waktu lebih dari satu jam?

Apakah bayi tidak bertambah berat badannya dengan baik serta bayi sangat rewel dan kembung?

Hal ini merupakan beberapa dari sekian banyak tanda bahwa bayi mungkin memiliki tongue and lip tie.

Jadi, apa itu tongue and lip tie pada bayi? Bagaimana keduanya bisa memengaruhi proses menyusu bayi?

Simak artikel ini hingga selesai untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tongue and lip tie yang menyebabkan kesulitan menyusu pada bayi.

Baca Juga : 6 Alasan Bayi Menolak Menyusu

Apa Itu Tongue and Lip Tie Pada Bayi?

Manusia terlahir dengan beberapa jaringan ini, tetapi untuk beberapa bayi sangat rapat sehingga mereka tidak bisa menggerakkan lidah mereka dengan benar.

Ini bisa memengaruhi kemampuan mereka untuk menyusu langsung dan bahkan dari botol atau dot. Tongue dan lip tie juga bisa memiliki efek kesehatan serius lainnya.

Dengan cara yang sama, bibir bayi bisa menempel pada gusinya, sehingga sulit untuk melakukan pelekatan yang baik pada puting. Bayi dengan tongue and lip tie hampir selalu memiliki tongue-tie.

Bibir dan lidah hanya dianggap “terikat” jika gerakan mereka terbatas, mengganggu mobilitas. Penting untuk dicatat bahwa banyak orang memiliki frenums yang tidak menimbulkan masalah sama sekali.

Oleh sebab itu, setiap kasus perlu dinilai secara individual. Perkembangan normal janin, termasuk pertumbuhan potongan kecil jaringan yang disebut frenums atau frenulum, yang menempelkan lidah ke lantai rahang bawah.

Ada berbagai jenis tongue-tie yang diklasifikasikan menurut dimana frenum melekaat pada pangkal lidah, yaitu:

  • Tongue-tie kelas 1 melekat pada ujung lidah. Ini adalah yang kebanyakan orang pikirkan ketika mereka berbicara tentang tongue-tie.
  • Tongue-tie kelas 2 melekat sedikit lebih jauh di belakang ujung lidah.
  • Tongue-tie kelas 3 melekat lebih dekat ke dasar lidah.
  • Tongue-tie kelas 4 juga dikenal sebagai ikatan posterior (PTT), submukosa yaitu di bawah selaput lendir menutupi sehingga harus didiagnosis. Bayi dengan tongue-tie semacam ini seringkali salah didiagnosis memiliki lindah pendek.

Lip-tie dan tongue-tie dianggap sebagai cacat midline. Kerusakan midline termasuk bibir sumbing, langit-langit sumbing, submukosa, dagu sumbing, gigi tambahan atau hilang, atresia hidung dan septum terdeviasi.

Baca Juga : 4 Fakta Penting Ibu Menyusui

Bagaimana Tongue dan Lip Tie Menyebabkan Kesulitan Menyusu Pada Bayi?

Ketika frunela melekat, mereka bertindak sebagai pelekat, menambatkan lidah ke dasar mulut atau bibir atas dekat dengan gusi atas. Ini membuat lidah sulit bergerak dengan cara yang efektif atau mengangkat bibir ke atas.

Ketika lidah tidak memiliki jangkauan gerak penuh, hal itu bisa menyebabkan berbagai masalah. Dalam banyak kasus puting ibu akan dikompresi, menyebabkan rasa sakit dan ekstraksi ASI yang tidak efektif.

Beberapa bayi cenderung menjadi sangat lelah saat menyusu, harus bekerja ekstra keras untuk mengimbangi kurangnya jangkauan gerak di lidah mereka.

Hal ini bisa menjadi pemberian makan yang tidak efektif, lama dan penambahan berat badan yang lambat pada bayi.

Sementara bayi lain sangat mungkin mendapatkan berat badan yang ideal, namun sering mengalami kembung dan rewel berlebihan karena banyaknya udara yang masuk ke perut selama proses menyusu.

Hal tersebut terjadi karena ketidakmampuan untuk mendorong kembali ASI dengan gerakan seperti gelombang akibat tongue-tie dan lip-tie yang dimilikinya.

Bayi dengan lip-tie atau tongue-tie yang signifikan seringkali terlepas dari payudara karena mereka tidak mampu membentuk pelekatan dan mengisap dengan baik.

Bayi-bayi lain dengan tongue-tie atau lip-tie juga mengalami kesulitan pelekatan pada payudara sehingga mereka menolak untuk menyusu.

(RGW)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb