26 Januari 2022

Mupirocin (Salep Antibiotik): Fungsi, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Tidak bisa dipakai untuk mengatasi infeksi virus
Mupirocin (Salep Antibiotik): Fungsi, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Antibiotik tak hanya hadir dalam bentuk tablet ataupun kapsul, ada pula berbentuk salep. Salah satunya yakni mupirocin.

Sering digunakan untuk mengatasi masalah pada kulit dan mencegah terjadinya infeksi.

Lantas, apakah salep antibiotik juga perlu dihabiskan layaknya obat minum? Yuk, ketahui aturan pakai obat ini dengan lebih lanjut!

Fungsi Obat Mupirocin

Mupirocin Obat.jpg
Foto: Mupirocin Obat.jpg

Foto: goodrx.com

Menurut penjelasan dalam drugs.com, mupirocin adalah sejenis antibiotik yang digunakan untuk melawan bakteri pada kulit.

Cara kerjanya yakni dengan mencegah tumbuhnya bakteri tumbuh di dalam lapisan kulit.

Sejumlah masalah pada kulit yang disebabkan bakteri Staphylococcus dan lainnya meliputi:

Meski begitu, tak semua penyakit kulit dapat diatasi dengan salep gatal ini. Salep mupirocin ini tidak efektif untuk melawan infeksi jamur ataupun virus.

Baca Juga: 3 Jenis Salep Mata Berdasarkan Kegunaan dan Aturan Pakainya, Jangan Salah Pilih!

Dosis dan Aturan Pakai Mupirocin

Salep-Mupirocin-Hero.jpg
Foto: Salep-Mupirocin-Hero.jpg

Foto: Orami Photo Stocks

Dosis obat akan berbeda pada setiap penderita, meskipun penyakit yang diderita sama.

Begitu juga dengan aturan pakai, diperlukan mengikuti petunjuk kemasan agar hasilnya lebih efektif.

Umumnya, antibiotik ini hadir dalam bentuk salep dan krim yang berbeda.

Melansir Mayo Clinic, berikut panduan dosis penggunaan salep dan krim mupirocin:

  • Antibiotik krim

Untuk pengobatan infeksi kulit traumatis dan terinfeksi sekunder, dosisnya sebagai berikut.

Dewasa dan anak-anak usia 3 bulan ke atas: Oleskan 3 kali sehari, selama 10 hari

Anak-anak di bawah usia 3 bulan: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter

  • Antibiotik (salep):

Untuk pengobatan impetigo, dosisnya sebagai berikut.

Dewasa dan anak-anak usia 2 bulan ke atas: Oleskan 3 kali sehari

Anak-anak di bawah usia 2 bulan: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter

Obat ini tak perlu dihabiskan dan tetap patuhi anjuran dokter ketika perawatan berlangsung.

Baca Juga: Acetylcysteine Obat Pengencer Dahak, Ini Dosis dan Efek Sampingnya

Sangat penting untuk menggunakan obat ini seperti yang diarahkan oleh dokter.

Jangan menggandakan dosis atau menggunakannya terlalu sering. Sebab, ini bisa memicu efek samping yang tidak diinginkan atau iritasi kulit.

Obat ini hanya boleh digunakan pada kulit luar. Sehingga, jangan sampai terkena mata, hidung, mulut, atau daerah organ intim.

Ini pun berlaku juga untuk tidak mengoleskan mupirocin di bagian luka terbuka, luka bakar, atau goresan.

Cara menggunakan mupirocin sebagai antibiotik ialah dengan seperti berikut:

  • Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah menggunakan obat ini
  • Oleskan tipis ke area kulit yang infeksi dengan lembut
  • Setelah mengoleskan obat ini, tutup kulit dengan kassa jika diperlukan

Pastikan juga untuk area kulit yang terinfeksi selalu dalam keadaan bersih ya, Moms.

Baca Juga: 13 Penyebab Perut Buncit seperti Hamil, Bisa Petanda Menopause

Efek Samping Mupirocin

salep-mupirocin.jpg
Foto: salep-mupirocin.jpg

Foto: Orami Photo Stocks

Seperti obat pada umumnya, antibiotik dalam bentuk salep ini pun memiliki efek samping.

Meskipun jarang terjadi, rasa terbakar atau perih ringan setelah menggunakan obat ini dapat terjadi.

Selain itu, sejumlah efek samping mupirocin yang sering ditemukan antara lain:

  • Kulit terasa sensasi dingin
  • Gatal pada area infeksi

Jika mengalami rasa terbakar, menyengat, atau iritasi yang parah, hentikan penggunaan obat ini dan segera konsultasi dokter.

Mengutip dalam webmd.com, obat ini mungkin bisa menyebabkan gangguan pencernaan, seperti bakteri yang disebut C. difficile. Namun ini adalah kasus yang jarang terjadi.

Di luar itu, perhatikan juga beberapa efek samping yang dikatakan serius, seperti:

Penggunaan obat ini untuk waktu yang lama atau berulang dapat menyebabkan infeksi kulit baru yang disebabkan oleh jamur atau ragi.

Sebagian orang pun bisa mengalami reaksi alergi terhadap mupirocin seperti ruam kulit, bengkak pada kulit, serta kesulitan bernapas.

Baca Juga: Nyeri Tumit, Ketahui Beragam Penyebab dan Pilihan Pengobatannya

Aturan Penyimpanan

04 SALEP ANTIBIOTIK - sumber healthlinecom.jpg
Foto: 04 SALEP ANTIBIOTIK - sumber healthlinecom.jpg (Shutter Stock)

Foto: Orami Photo Stocks

Setiap obat memerlukan penyimpanan yang benar agak tidak mudah rusak. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas di dalam salep itu sendiri.

Untuk mupirocin, simpanlah obat dalam wadah tertutup di suhu ruangan

Hindari dari paparan sinar matahari, kelembapan, dan panas yang tinggi. Ini pun tak boleh disimpan di dalam kulkas atau dibekukan ya.

Jauhkan dari jangkauan anak-anak agar tidak disalahgunakan tanpa pengawasan orang tua.

Ini pun berlaku untuk tidak menyimpan obat yang sudah kedaluwarsa atau tidak diperlukan lagi.

Itulah informasi penting mengenai obat antibiotik mupirocin yang bisa dibeli di apotek.

Tetap pastikan mendapat rekomendasi dari dokter sebelum menggunakannya ya, Moms!

  • https://www.drugs.com/mtm/mupirocin-topical.html
  • https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/mupirocin-topical-route/proper-use/drg-20064924?p=1
  • https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6180/mupirocin-topical/details

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb