26 Oktober 2023

Jenis Peer Pressure serta Dampak Positif dan Negatifnya

Jika anak tidak diawasi, peer pressure nyatanya bisa membentuk perilaku buruk
Jenis Peer Pressure serta Dampak Positif dan Negatifnya

Apakah Moms familiar dengan istilah peer pressure atau tekanan sosial?

Peer pressure adalah tekanan yang datang dari teman sebaya, ini adalah kondisi saat seseorang dengan mudah memberikan pengaruh kepada orang-orang dalam kelompok sosial yang sama.

Ini juga merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu hal yang membuat seseorang, seperti misalnya anak-anak untuk menyesuaikan diri agar dapat diterima oleh kelompok bermainnya.

Seringkali, teman sebaya dianggap sebagai teman, tetapi teman sebaya sebenarnya bisa berupa siapa saja dengan status yang sama seperti orang-orang yang seusia, yang memiliki kemampuan yang sama, dan yang berbagi status sosial.

Baca Juga: Tabel Tinggi dan Berat Badan Anak Usia 6-12 Tahun, Catat!

Peer Pressure pada Anak

Anak dan Teman Sebaya
Foto: Anak dan Teman Sebaya (Youngparents.com.sg)

Peer pressure pada anak misalnya, umumnya dianggap lebih sering memberikan efek negatif. Namun pada kenyataannya, peer pressure tidak selalu buruk, Moms.

Terkadang, peer pressure dapat digunakan untuk memengaruhi anak secara positif.

Dengan mempelajari norma-norma yang ditetapkan oleh sebuah kelompok bermain, ini bisa menjadi bagian positif agar anak belajar bagaimana hidup bersama dan bersosialisasi dengan orang lain.

Cara anak atau misalnya Moms sebagai orang dewasa menanggapi peer pressure dapat menunjukkan siapa mereka sebagai individu.

Seseorang yang memang terlahir dengan jiwa pemimpin alami cenderung kurang rentan atau tidak mudah mengikuti tekanan ini.

Sementara itu, anak-anak atau orang dewasa yang memang gemar "ikut-ikutan" mungkin lebih cenderung mengikuti peer pressure.

Contoh sederhana dari peer pressure pada anak perempuan misalnya, adalah saat sedang muncul tren tas, baju, sepatu, atau aksesori sekolah lainnya.

Dalam satu kelompok bermain, kadang ada saja anak perempuan yang menganggap bahwa temannya adalah mereka yang mempunyai aksesori yang sama ini.

Kemudian anak yang tadinya tidak mempunyai aksesori tersebut meminta untuk dibelikan oleh orangtuanya, bahkan sampai merengek agar ia bisa dianggap teman lagi.

Atau contoh lainnya adalah pada remaja laki-laki. Pada masa peralihan menuju masa dewasa ini, anak laki-laki kerap mulai mengalami masa-masa nakal mereka.

Pada usia ini bisa saja mereka mulai mengenal rokok atau minuman beralkohol.

Nah, peer pressure ini bisa merupakan tindakan saat salah satu anak meminta anak lainnya mencoba rokok atau minum minuman beralkohol seperti dirinya.

Ia berdalih jika temannya tidak mau mencobanya, maka ia bukan temannya, atau menganggapnya sebagai teman yang kurang akrab.

Baca Juga: 5 Tips Mendidik Anak agar Pantang Menyerah dan Tak Putus Asa

Tanda-tanda Anak Mengalami Peer Pressure

Make Up Remaja
Foto: Make Up Remaja (Depositphotos.com)

Tekanan sosial dari teman sebaya bisa berkisar dari yang halus hingga yang nyata, yang berarti bahwa beberapa bentuk tekanan sosial dari teman sebaya dapat lebih mudah dikenali daripada yang lain.

Mampu mengidentifikasi tanda-tanda bahwa anak tengah menghadapi peer pressure dapat membantu Moms memulai percakapan yang mendukung.

Ada beberapa tanda bahwa anak mungkin tengah mengalami peer pressure, antara lain:

  • Menghindari sekolah atau situasi sosial lainnya.
  • Menjadi sangat sadar akan citra diri atau penampilan.
  • Perubahan perilaku.
  • Mengekspresikan perasaan, seperti mereka merasa tidak cocok akan satu hal yang biasanya ia sukai.
  • Suasana hati yang kurang baik.
  • Mulai membuat perbandingan sosial.
  • Sulit tidur.
  • Mencoba gaya rambut atau pakaian baru.

Banyak dari tanda-tanda tekanan teman sebaya juga bisa menjadi tanda dari hal-hal lain, seperti intimidasi atau masalah kesehatan mental. Setiap perubahan dalam perilaku atau suasana hati patut diselidiki ya Moms.

Apalagi saat peer pressure ini mengarah pada hal-hal negatif, seperti mencoba rokok, minuman keras, atau menyebabkan anak jadi bolos sekolah.

Peer pressure jelas bisa memicu kenakalan remaja, jadi sebagai orangtua Moms perlu memerhatikan perkembangan anak di lingkungan bermain dan teman-teman sekolahnya.

Moms pun bisa mengontrol atau mengajak anak bicara jika Moms merasakan ada kejanggalan.

Ingat, kenakalan remaja memang sudah biasa terjadi, akan tetapi Moms tetap bisa menyelamatkan anak dari hal-hal yang tidak diinginkan agar anak bisa tetap memiliki masa depan yang cerah.

Baca Juga: 14 Rekomendasi Buku Parenting, Bantu Orang Tua Mendidik Anak

Jenis-jenis Peer Pressure

Anak Belajar Bersama Teman
Foto: Anak Belajar Bersama Teman (Freepik.com/pressfoto)

Sebagian besar anak memiliki keinginan kuat untuk menyesuaikan diri dan sangat tidak ingin mendapat cemooh, olok-olok, atau pengucilan.

Akibatnya, mereka sering bersemangat untuk melakukan hal-hal yang teman-teman mereka suruh mereka lakukan

Penelitian dari Journal of Youth and Adolescence telah menarik perhatian pada peran signifikan teman sebaya dalam memengaruhi perilaku prososial.

Ketika teman sebaya mendukung perilaku positif dan altruistik, orang yang lebih muda nyatanya lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku tersebut, bahkan ketika teman sebaya mereka tidak menontonnya.

Nah, berikut ini adalah beberapa jenis peer pressure:

1. Peer Pressure Positif

Tekanan teman sebaya yang positif adalah ketika teman sebaya seseorang mendorong mereka untuk melakukan sesuatu yang positif atau mendorong mereka untuk tumbuh dengan cara yang bermanfaat.

Berikut adalah beberapa contoh tekanan teman sebaya yang positif:

  • Mendorong teman untuk belajar lebih giat agar mendapat nilai yang lebih baik.
  • Menyimpan uang untuk pembelian besar seperti dan mendorong teman untuk melakukan hal yang sama.
  • Tidak menyukai lelucon yang menyinggung atau bergosip.
  • Menganggap rendah atau meremehkan perilaku ilegal atau berisiko, seperti minum alkohol atau merokok di bawah umur.
Tekanan teman sebaya yang negatif, di sisi lain, melibatkan tekanan untuk melakukan sesuatu yang...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb