11 Oktober 2023

Pengapuran Plasenta Saat Hamil, Berikut Cara Pencegahannya

Hal normal yang terjadi seiring bertambahnya usia kehamilan
Pengapuran Plasenta Saat Hamil, Berikut Cara Pencegahannya

Pengapuran plasenta saat hamil menjadi salah satu masalah ibu hamil yang sering terjadi.

Seiring berjalannya usia kehamilan, plasenta pun akan menua.

Pada akhir masa kehamilan, kemampuannya untuk memasok oksigen dan makanan ke Si Kecil dalam kandungan pun berkurang.

Sering kali Moms pun harus melahirkan saat usia kandungan minggu ke-42.

Hal ini karena sudah terjadi pengapuran plasenta, yang menjadikan bayi sulit bernapas di dalam rahim atau bahkan susah mendapatkan nutrisi dari ibu.

Lantas, apa itu pengapuran plasenta? Apa saja gejala dan penyebabnya?

Yuk, simak lebih lengkapnya di bawah ini Moms!

Baca Juga: 13 Dokter Saraf Terbaik di Jakarta serta Tempat Praktiknya

Apa Itu Pengapuran Plasenta saat Hamil?

Ibu Hamil Sakit Kepala
Foto: Ibu Hamil Sakit Kepala (Babycenter.ca)

Pengapuran plasenta adalah kondisi penuaan plasenta dikarenakan penumpukan kalsium yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kecil di plasenta.

Kondisi ini bisa dikatakan normal apabila pengapuran plasenta terjadi menjelang akhir kehamilan.

Menurut jurnal Frontiers in Physiology, pengapuran plasenta terjadi ketika deposit kalsium bulat dan kecil menumpuk di plasenta, menyebabkannya memburuk secara bertahap.

Proses ini terjadi secara alami ketika usia kehamilan Moms semakin mendekati akhir kehamilan.

Namun, jika pengapuran plasenta saat hamil terjadi sebelum minggu ke-36, dapat menyebabkan komplikasi untuk Moms dan Si Kecil dalam kandungan.

Komplikasi seperti pembatasan pertumbuhan janin dan gawat janin empat kali lebih mungkin dalam kasus pengapuran plasenta.

Nah, plasenta biasanya digambarkan melalui empat tingkatan, dari 0 (paling tidak dewasa) hingga III (paling matang).

Semua plasenta mulai dari tingkat nol pada awal kehamilan. Perubahan dapat dilihat mulai 12 minggu ke depan.

Saat kehamilan berlanjut, plasenta menjadi matang dan mengalami pengapuran.

Melansir Baby Center mengklasifisikasikan tingkatan plasenta pada sekitar waktu berikut:

  • Tingkat 0, sebelum 18 minggu kehamilan.
  • Tingkat I, sekitar 18 hingga 29 minggu kehamilan.
  • Kelas II, sekitar 30 hingga 38 minggu kehamilan.
  • Kelas III, sekitar 39 minggu kehamilan. Biasanya tidak terlihat sebelum 38 minggu. Plasenta derajat III dikenal sebagai plasenta yang sangat terkalsifikasi. Pada tahap ini, pembentukan lekukan atau struktur seperti cincin dapat dilihat di dalam plasenta.

Baca Juga: Apakah Bulan Memiliki Cahaya Sendiri? Ini Jawabannya!

Tanda Pengapuran Plasenta saat Hamil

Ibu Hamil Tidak Enak Badan
Foto: Ibu Hamil Tidak Enak Badan (Freepik.com/user15285612)

Biasanya cara untuk mendiagnosis pengapuran plasenta saat hamil adalah melalui ultrasonografi panggul.

Namun, dalam beberapa kasus pengapuran plasenta bisa terdiagnosis selama sonografi rutin selama kehamilan.

Di samping itu, ada juga tanda pengapuran plasenta saat hamil yang bisa diketahui:

1. Janin Minim Gerakan

Tanda pengapuran plasenta saat hamil yang paling umum adalah janin minim gerakan dari biasanya atau berhenti bergerak sama sekali.

Ibu dengan kondisi ini biasanya akan melihat bahwa janin mereka kurang bergerak ketika mereka bangun di pagi hari.

Maka, ada baiknya langsung hubungi dokter kandungan atau bidan. Percayalah naluri dan intuisi keibuan Moms.

Baca Juga: 4 Penyebab Ibu Hamil Sensitif Terhadap Suami

2. Komplikasi Kehamilan

Tanda lain pengapuran plasenta saat hamil yaitu pendarahan vagina, kontraksi rahim, rasa sakit di perut atau punggung bagian bawah.

Jika Moms mengalami kondisi ini, ada baiknya langsung berkonsultasi ke dokter kandungan, ya.

3. Pertumbuhan Perut Berbeda

Moms mungkin juga memerhatikan bahwa perut tidak tumbuh sebagaimana mestinya, yang mengindikasikan adanya hambatan dalam pertumbuhan janin.

Bila semua gejala ini dapat mengindikasikan komplikasi serius lainnya pada kehamilan, langsung hubungi dokter jika Moms mengalaminya.

Ada risiko komplikasi yang lebih besar dari kalsifikasi plasenta ketika Moms belum cukup bulan, terutama pada usia 36 minggu atau kurang.

Jika kandungan mendeteksi pengapuran prematur di plasenta, dokter dapat memonitor bayi lebih dekat untuk memastikan mereka mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.

Baca Juga: Arti Janin Cegukan, Calon Ibu Wajib Tahu!

Faktor Risiko Pengapuran Plasenta saat Hamil

Ibu Hamil Sakit Perut
Foto: Ibu Hamil Sakit Perut (Freepik.com/valuavitaly)

Pengapuran plasenta terjadi secara alami menjelang akhir kehamilan saat plasenta mulai menua.

Ini terjadi dalam berbagai derajat dan tidak sering menjadi masalah saat hamil 37 minggu terakhir.

Jika terjadi kalsifikasi di awal kehamilan, yaitu sebelum 36 minggu, ini bisa menjadi risiko.

Bila plasenta Moms tidak berfungsi dengan baik, janin yang sedang tumbuh mungkin tidak menerima semua nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara memadai.

Berikut ini adalah faktor risiko pengapuran plasenta yang paling umum.

  • Merokok (bahkan terkena perokok pasif)
  • Stres
  • Tekanan darah tinggi
  • Solusio plasenta (plasenta mulai terlepas dari rahim)
  • Tekanan darah tinggi
  • Peningkatan asupan kalsium
  • Obat-obatan tertentu

Baca Juga: 1 Hasta Berapa Meter? Ini Konversi Penghitungannya!

Penyebab pengapuran plasenta saat hamil belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini dapat...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb