15 September 2022

Mengenal Balanitis, Radang pada Kepala Penis bagi Pria yang Tidak Sunat

Balanitis tidak menular. Namun, seseorang dapat menularkan infeksi yang mendasari yang menyebabkannya
Mengenal Balanitis, Radang pada Kepala Penis bagi Pria yang Tidak Sunat

Penis adalah salah satu organ tubuh yang harus Dads jaga kebersihannya. Tujuannya untuk menghindari berbagai infeksi yang mungkin terjadi, salah satunya yaitu Balanitis. 

Balanitis adalah peradangan pada kelenjar atau glans penis yang sering disebut sebagai kepala penis. Balanitis dapat terjadi karena infeksi, jamur, atau penyebab lain.

Dikutip dari Medical News Today, kondisi ini merupakan kondisi umum yang mempengaruhi 3 - 11% dari semua pria selama hidup mereka.

Meskipun cukup umum dan biasanya tidak serius, peradangan sering disertai dengan gejala tidak nyaman lainnya.

Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja yang memiliki penis.

Akan tetapi, sebagian besar memang mempengaruhi mereka yang tidak disunat sehingga sering juga menyebabkan radang kulup (posthitis).

Kali ini, Orami mencoba merangkum penyebab, penularan, dan perawatan dari Balanitis yang harus Dads ketahui.

Baca Juga: 5 Jenis Kelainan Penis Pada Anak Laki-Laki

Penyebab Balanitis

Mengenal Penyakit balanitis
Foto: Mengenal Penyakit balanitis

Foto: mengenal penyebab balanitis (Orami Photo Stock)

Balanitis paling sering disebabkan oleh infeksi jamur dan juga infeksi bakteri. Salah satunya adalah jamur Candida albicans.

Hal ini paling sering terjadi karena Dads mungkin tidak menjaga kebersihan dengan baik.

Kulup penis dapat memerangkap kelembapan, menciptakan lingkungan yang sempurna bagi jamur dan bakteri untuk berkembang biak.

Misalnya perilaku tidak mencuci penis dengan cukup baik.

Tidak membilas semua sabun dari area tersebut setelah mandi atau menggunakan produk yang mengandung iritan seperti parfum dan pewarna juga dapat menyebabkan hal ini.

Sebaliknya, mencuci secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan.

Penyebab lain dari balanitis meliputi:

  • Reaksi alergi terhadap kondom lateks dan spermisida
  • Reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu, termasuk beberapa antibiotik dan pereda nyeri
  • Infeksi menular seksual (IMS), seperti gonore dan trikomoniasis
  • Kudis, yang merupakan infestasi tungau kulit kecil
  • Kondisi medis tertentu, termasuk diabetes dan artritis reaktif
  • Luka di ujung penis atau kulup.

Faktor Risiko Balanitis

Terdapat beberapa faktor risiko yang mungkin bisa menjadi penyebab penyakit ini, yaitu sebagai berikut.

1. Diabetes

Memiliki diabetes bisa meningkatkan risiko infeksi, terutama jika kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik.

Jika glukosa ada dalam urine, sebagian mungkin tertinggal di kulup. Glukosa membantu bakteri berkembang biak lebih cepat.

2. Phimosis

Phimosis terjadi ketika kulup terlalu kencang, sehingga sulit atau tidak mungkin untuk menariknya kembali atau menariknya kembali sepenuhnya di atas kepala penis.

Keringat, urine, dan zat lain dapat menumpuk di bawah kulup, menyebabkan iritasi, dan memungkinkan kuman berkembang biak.

Meski begitu, kondisi ini jarang terjadi pada remaja dan orang dewasa.

3. Hubungan seks tanpa kondom

Melakukan hubungan vagina tanpa kondom dengan pasangan yang memiliki infeksi jamur meningkatkan risiko.

Meta-analisis lain menunjukkan radang kulup ini membawa peningkatan 3,8 kali lipat dalam risiko kanker penis. Namun, sunat dini tampaknya mengurangi risiko kanker penis tersebut.

Data juga menunjukkan bahwa pria yang disunat memiliki kemungkinan mengalami balanitis 68% lebih rendah daripada pria yang tidak disunat.

Penularan Balanitis

Apakah radang kulup penis ini menular? Dikutip dari Medicinenet, jawabannya cukup rumit.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri kulit normal pada penis atau oleh bahan kimia yang mengiritasi kulit ini, umumnya dianggap tidak menular.

Sementara yang disebabkan oleh jamur tertentu (ragi) dan atau bakteri atau virus tertentu termasuk yang menyebabkan penyakit menular seksual seperti gonore, dapat ditularkan dari satu orang langsung ke orang lain.

Meskipun penyakit balanitis biasanya tidak ditularkan, organisme penyebabnya dapat berpindah ke tubuh orang lain.

Baca Juga: Penis Bernanah, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Gejala dan Diagnosa Balanitis

Diagnosa Balanitis
Foto: Diagnosa Balanitis (njurology.com)

Foto Diagnosa Balanitis (Orami Photo Stock)

Penyakit ini dapat muncul tiba-tiba atau berkembang secara bertahap. Beberapa gejala yang mungkin dirasakan mencakup:

  • Nyeri dan iritasi pada kelenjar (kepala penis).
  • Kemerahan atau bercak merah pada penis.
  • Gatal di bawah kulup.
  • Pembengkakan.
  • Area kulit mengkilat atau putih pada penis.
  • Keputihan (smegma) di bawah kulup
  • Bau busuk.
  • Buang air kecil yang menyakitkan.
  • Luka atau lesi pada kelenjar (gejala ini jarang terjadi dan muncul dengan jenis balanitis yang menyerang pria di atas usia 60 tahun).

Diagnosis Balanitis

Jika Dads mengalami rasa sakit, iritasi, dan kemerahan pada penis, maka mungkin Dads mengalami balanitis. Risikonya meningkat jika Dads tidak disunat.

Temui penyedia layanan kesehatan akan menentukan apa yang menyebabkan gejala. Kondisi lain seperti HIV dan penyakit menular seksual lainnya dapat menyebabkan ruam dan kemerahan pada penis. Penting untuk menemui dokter untuk diuji secara medis.

Penyedia layanan kesehatan mendiagnosis dengan pemeriksaan fisik untuk menentukan apakah infeksi menyebabkan gejala. Penyedia layanan kesehatan mungkin menyeka lubang uretra atau lubang di ujung penis Dads dan mengirim sampel ke laboratorium untuk pengujian.

Mereka juga akan melakukan pemeriksaan tes urine atau darah untuk memeriksa diabetes dan infeksi lainnya.

Baca Juga: 7 Merk Kondom Bergerigi untuk Sensasi Baru saat Bercinta, Berani Coba?

Pengobatan Balanitis

Perawatan Balanitis
Foto: Perawatan Balanitis (Orami Photo Stock)

Foto: perawatan balanitis (Orami Photo Stock)

Perawatan untuk balanitis tergantung pada apa yang menyebabkan kondisi tersebut. Perawatan dapat mencakup hal berikut.

1. Krim anti jamur

Jika infeksi jamur menyebabkan penyakit ini, dokter akan meresepkan krim anti jamur seperti klotrimazol untuk mengobati infeksi.

Dads juga perlu mengoleskan krim ke kepala penis dan kulup seperti yang ditentukan.

2. Antibiotik

Jika penyakit menular seksual adalah penyebab gejalanya, penyedia layanan kesehatan akan mengobati infeksi dengan antibiotik.

Antibiotik tergantung pada jenis infeksi.

3. Menjaga Kebersihan

Penyedia layanan medis akan merekomendasikan agar Dads sering mencuci dan mengeringkan kulup untuk mengurangi risiko kembalinya penyakit ini.

4. Mengelola diabetes

Jika Dads menderita diabetes, dokter akan menunjukkan cara meminimalisir penyakit masalah gula tersebut. 

Seperti yang sudah dijelaskan, glukosa yang tertinggal di urine akan membantu bakteri berkembang biak lebih cepat.

5. Sunat

Jika Dads memiliki gejala balanitis yang berulang, dokter dapat merekomendasikan sunat.

Sunat adalah prosedur pembedahan di mana dokter menghilangkan kulup yang menutupi penis.

Biasanya, hal ini paling sering direkomendasikan untuk pria yang memiliki kulup sangat ketat (phimosis).

Baca Juga: Ini Fakta Seputar Ukuran Penis Normal yang Dads Wajib Tahu

Jadi, itulah beberapa penjelasan tentang balanitis. Kuncinya hanya menjaga kebersihan penis yang Dads miliki dan perhatikan gejalanya. 

  • https://www.medicinenet.com/is_balanitis_contagious/article.htm
  • https://www.healthline.com/health/balanitis
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/184715#risk-factors
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21186-balanitis

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb