24 Juni 2020

Persalinan dengan Bantuan Bidan atau Dokter Kandungan? Ayo Kulik Dulu!

Belakangan, melahirkan dengan bidan jadi makin populer lho Moms
Persalinan dengan Bantuan Bidan atau Dokter Kandungan? Ayo Kulik Dulu!

Melahirkan dengan bantuan dokter tentu boleh jadi membuat sang ibu merasa lebih aman.

Namun siapa sangka, bahkan di Amerika Serikat, bidan justru makin populer, baik dari segi jumlah, maupun dalam membantu melahirkan.

Meskipun begitu, memilih melahirkan dibantu oleh dokter ataupun bidan merupakan hal yang sangat pribadi.

Baca Juga: Apa Bedanya Bidan dan Doula dalam Membantu Calon Ibu Selama Hamil Hingga Melahirkan?

Bidan atau Dokter Kandungan

Untuk mengurangi kebingungan para ibu ingin dibantu dokter kandungan atau bidan, berikut hal-hal yang harus diketahui!

1. Beda Bidan dan Dokter secara Keilmuan

9th-month-abdomen-adult-266094.jpg
Foto: 9th-month-abdomen-adult-266094.jpg

"Bidan adalah ahli dalam kehamilan normal," kata M. Christina Johnson, CNM, Direktur Praktik Profesional dan Kebijakan Kesehatan di ACNM di Silver Spring, Md.

Johnson mengatakan profesinya sering dikenal dengan ungkapan, teknologi rendah namun memiliki sentuhan tinggi. Mayoritas bidan mendapatkan gelar sarjana, kemudian bekerja sebagai perawat terdaftar dan kembali ke sekolah untuk program magister atau tiga tahun di kebidanan, menurut American College of Nurse-Midwives (ACNM).

Bidan-bidan bersertifikat di beberapa negara bagian di Amerika dapat meresepkan obat, termasuk obat penghilang rasa sakit.

Bidan juga menggunakan teknologi seperti monitor janin, tetapi sangat bergantung pada pengalaman klinis mereka.

Begitu pula di Indonesia, beberapa bidan bisa memberikan obat dan juga sudah menggunakan monitor janin.

Sementara itu, dokter kandungan, sebagai profesi, memiliki reputasi dan keahlian yang berbeda. "Ada persepsi bahwa dokter lebih mungkin melakukan intervensi dalam persalinan," kata Jennifer Niebyl, M.D., Profesor Kebidanan dan Ginekologi di University of Iowa di Iowa City.

Tidak seperti bidan, dokter dilatih untuk mengelola kehamilan berisiko tinggi dan dapat melakukan operasi. Bidan tidak dapat melakukan bedah Caesar, meskipun beberapa mungkin membantu di ruang operasi.

Baca Juga: Kapan Sebaiknya Program Hamil Ke Dokter Kandungan?

Dokter kandungan juga dapat menggunakan forsep dan vakuum untuk memfasilitasi persalinan, sedangkan bidan secara hukum dilarang melakukannya.

Dan, memang, penelitian menunjukkan bahwa dokter kandungan lebih cenderung menggunakan intervens, misalnya, anestesi epidural, episiotomi, dan pengiriman instrumen.

Sebuah studi tahun 1997 yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health membandingkan dua kelompok perempuan dengan kehamilan berisiko rendah. Para peneliti menemukan bahwa bidan dengan sertifikat menggunakan intervensi 12,2 persen lebih sedikit daripada dokter.

Studi yang sama menemukan bahwa perempuan yang memilih berkonsultasi dengan bidan daripada dokter kandungan memiliki kelahiran Caesar 4,8 persen lebih sedikit.

Namun, yang lebih penting, penelitian juga menunjukkan bahwa hasil janin dan ibu sama baiknya saat membandingkan kelahiran dokter kandungan dan bidan.

2. Bagaimana Keduanya dalam Mengurangi Rasa Sakit

adult-beautiful-blur-618923.jpg
Foto: adult-beautiful-blur-618923.jpg

Banyak ibu melahirkan meminta pereda rasa nyeri usai melahirkan.

Namun, kalau memilih melahirkan dengan bantuan bidan, kemungkinan mereka akan mendorong mencoba metode bebas obat untuk mengelola rasa sakit terlebih dahulu.

"Kami biasanya mencari teknik manajemen nyeri yang mendukung proses alami," kata Judy Berk, C.N.M., Bidan Perawat Bersertifikat di Brigham and Women's Hospital di Boston.

Berk menjelakan bisa saja, si ibu diminta mandi, pijat, teknik akupresur, homeopati, beralih posisi, atau mencoba bola persalinan.

Sementara itu, banyak dokter yang memiliki protokol ketat. Beberapa dokter ingin pasien mereka di tempat tidur dengan infus, dihubungkan ke monitor janin terus menerus.

Bidan umumnya mendorong pasien untuk bergerak dan juga lebih cenderung menggunakan pemantauan intermiten daripada berkelanjutan.

Baca Juga: Jangan Salah Memilih Dokter Kandungan untuk Persalinan

3. Perhatikan Kondisi Kehamilan

maternity-nature-ocean-132730.jpg
Foto: maternity-nature-ocean-132730.jpg

Untuk kehamilan berisiko tinggi, seperti diabetes atau melahirkan anak kembar, Michele Hakakha, MD, seorang dokter kandungan di Beverly Hills mengatakan akan sangat lebih baik kalau melahirkan di rumah sakit dan didampingi dokter.

Meski begitu, beberapa bidan menangani pasien dengan kehamilan berisiko tinggi bersama dengan rekan dokter kandungan.

Hal itu berarti sangat mungkin berkonsultasi dengan bidan dan dokter kandungan selama kehamilan.

Yang akhirnya melahirkan bayi adalah Moms kemungkinan akan tergantung pada keadaan medis.

Bagaimana Moms, sudah tidak bingung lagikan akan melahirkan didampingi siapa?

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb