17 Agustus 2022

Siladex Antitussive, Obat yang Efektif Mengatasi Batuk Kering Akibat Alergi

Mengandung dua bahan aktif untuk redakan batuk
Siladex Antitussive, Obat yang Efektif Mengatasi Batuk Kering Akibat Alergi

Siladex antitussive efektif meredakan batuk kering yang dipicu oleh alergi.

Di dalamnya mengandung dua bahan aktif, yaitu Dextromethorphan HBr dan Chlorpheniramine.

Kedua bahan aktif tersebut bekerja dengan meningkatkan ambang refleks batuk dan berperan sebagai antihistamin.

Selengkapnya terkait dengan obat, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Baca Juga: Antrain, Obat Penurun Demam dan Mengatasi Nyeri Intensitas Ringan

Keterangan Obat Siladex Antitussive

istockphoto-1353852220-612x612
Foto: istockphoto-1353852220-612x612 (istockphoto)

Foto Batuk (istockphoto.com)

Siladex antitussive tersedia dalam bentuk sirup berukuran 100 mililiter.

Obat ini dibanderol dengan harga Rp14.300 hingga Rp23.200.

Setiap 5 mililiter obat mengandung 15 miligram Dextromethorphan HBr 15 mg dan 1 miligram Chlorphenamine.

Kedua bahan aktif tersebut yang membantu memaksimalkan kinerja obat dalam mengatasi keluhan kesehatan.

Dextromethorphan HBr

Dextromethorphan digunakan untuk meredakan batuk akibat pilek atau influenza (flu).

Tapi, kandungannya tidak boleh digunakan untuk mengatasi batuk kronis akibat merokok, asma, atau emfisema.

Dextromethorphan juga tidak bisa digunakan pada penderita batuk berdahak.

Bahan aktif ini meredakan batuk dengan cara memengaruhi pusat batuk di otak.

Chlorphenamine

Chlorpheniramine efektif mengatasi gejala alergi, seperti mata merah, bersin-bersin, tenggorokan gatal, pilek dan hidung tersumbat.

Bahan aktif ini mampu mengendalikan gangguan dengan menghalangi reaksi histamin, yaitu zat yang menyebabkan gejala alergi.

Dengan begitu, gejala gangguan kesehatan bisa diatasi, sehingga proses pemulihan bisa berjalan lebih cepat.

Baca Juga: 12 Cara Alami Pengganti Obat Batuk Berdahak Anak

Dosis Penggunaan Siladex Antitussive

Dosis obat akan disesuaikan berdasarkan usia, tingkat keparahan kondisi dan kesehatan penderita keseluruhan.

Dosis umum penggunaan sebagai berikut:

  • Anak berusia 6 hingga 12 tahun. 2.5 mililiter (0.5 sendok takar), 3 kali sehari.
  • Anak berusia di atas 12 tahun dan orang dewasa. 5 mililiter (1 sendok takar), 3 kali sehari.

Baca Juga: Bagaimana Mengatasi Batuk Kering pada Bayi?

Kategori Ibu Hamil dan Menyusui

Bahan aktif dalam siladex antitussive dapat digunakan pada ibu hamil.

Namun, pengguna bisa saja mengalami efek samping seperti mengantuk.

Sementara pada ibu menyusui, obat boleh dikonsumsi jika bayi dalam keadaan sehat.

Sama seperti penggunaan pada ibu hamil, siladex antitussive bisa menyebabkan kantuk pada ibu menyusui setelah mengonsumsi obat.

Dalam penggunaan jangka panjang, obat bisa menyerap ke dalam ASI dan menyebabkan risiko pada bayi.

Disarankan untuk mendiskusikan penggunaan obat pada dokter sebelum digunakan pada ibu hamil dan menyusui untuk menurunkan risiko efek samping.

Obat baru boleh dikonsumsi jika manfaatnya lebih besar ketimbang dampak yang terjadi pada ibu hamil dan menyusui.

Baca Juga: Hepamax, Obat yang Digunakan untuk Menjaga Fungsi Hati

Kelompok Orang yang Tidak Boleh Menggunakan Obat

Alergi - Istockphoto
Foto: Alergi - Istockphoto (Istockphoto)

Foto Mengalami Alergi (istockphoto.com)

Kandungan Chlorphenamine dan Dextromethorphan HBr tidak cocok bagi sebagian orang.

Berikut beberapa kelompok yang tidak disarankan menggunakan siladex antitussive:

  • Pernah memiliki riwayat alergi terhadap Chlorphenamine dan Dextromethorphan HBr atau bahan aktif lainnya.
  • Menderita glaukoma akibat tekanan pada bola mata yang terlalu tinggi.
  • Menderita masalah buang air kecil atau gangguan saat mengosongkan kandung kemih.
  • Menderita epilepsi atau masalah kesehatan lain yang meningkatkan risiko kejang.
  • Akan menjalani tes alergi. Mengonsumsi bahan aktif dalam siladex antitussive dapat memengaruhi hasil. Jadi, disarankan untuk berhenti mengonsumsi beberapa hari sebelum melakukan tes.
  • Mengonsumsi alkohol. Jika obat dikonsumsi oleh pengguna alkohol, ini bisa meningkatkan risiko efek samping setelah pemakaian.
  • Orang lanjut usia. Ini bisa meningkatkan risiko efek samping, salah satunya kebingungan atau halusinasi.

Cara Tepat Menyimpan Obat

Sama halnya dengan penggunaan obat lainnya, siladex antitussive juga harus disimpan dengan cara yang benar.

Begini cara penyimpanan yang disarankan:

  • Obat seharusnya disimpan di dalam suhu ruangan. Jangan menyimpan pada kulkas atau tempat yang terkena paparan sinar matahari langsung.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam freezer atau dibekukan.
  • Obat tidak boleh disimpan di tempat yang terjangkau oleh anak-anak maupun hewan peliharaan.
  • Obat harus dibuang jika sudah habis masa berlakunya. Namun, pelajari lebih lanjut tips aman membuang produk obat karena bisa saja mencemari lingkungan.
  • Obat tidak bisa dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga karena berisiko mencemari lingkungan.
  • Obat tidak bisa dibuang pada toilet atau saluran pembuangan air.
  • Berkaitan dengan tata cara pembuangan obat yang aman, tanyakan pada apoteker secara langsung saat membeli obat.

Efek Samping Penggunaan Obat

Sama halnya dengan jenis obat-obatan lain, siladex antitussive bisa menimbulkan efek samping, seperti:

  • Mengantuk di siang hari
  • Merasa mual dan ingin muntah
  • Pusing atau sulit berkonsentrasi
  • Mulut kering
  • Sakit kepala
  • Penglihatan kabur

Anak-anak dan orang yang berusia di atas 65 tahun memiliki lebih tinggi mengalami efek samping, seperti merasa gelisah, bersemangat atau bingung.

Efek samping serius yang bisa saja dialami pada sebagian kecil pengguna, termasuk menguningnya kulit dan bagian putih mata (penyakit kuning).

Kondisi tersebut bisa menjadi indikasi adanya gangguan pada organ hati.

Baca Juga: Anelat, Suplemen Asam Folat yang Baik Dikonsumsi Bumil dan Busui

Tips Mengatasi Efek Samping

istockphoto-1221887117-612x612
Foto: istockphoto-1221887117-612x612 (Istockphoto)

Foto Mengantuk (istockphoto.com)

Dalam kasus yang ringan, efek samping bisa diatasi dengan beberapa langkah sederhana, seperti:

  • Mengantuk di siang hari. Kantuk biasanya hilang 4 hingga 6 jam setelah pemakaian obat. Disarankan untuk tidak mengemudi atau mengoperasikan alat berat.
  • Merasa mual dan ingin muntah. Disarankan tidak mengonsumsi makanan pedas untuk menurunkan intensitas gejala.
  • Pusing atau sulit berkonsentrasi. Hentikan apa yang sedang dilakukan, lalu duduk atau berbaring. Lakukan ini sampai merasa lebih baik.
  • Mulut kering. Mengunyah permen karet bebas gula atau mengisap permen bebas gula.
  • Sakit kepala. Banyak beristirahat dan minum air putih. Jika tak kunjung membaik, konsumsi obat pereda rasa nyeri yang dijual bebas di pasaran.
  • Penglihatan kabur. Hentikan aktivitas yang dilakukan dan beristirahat. Jangan mengemudi atau mengoperasikan alat berat karena dapat membahayakan nyawa.

Jika beberapa langkah mengatasi efek samping tak bisa membuat kondisi menjadi lebih baik, disarankan segera memeriksakan diri.

Langkah penanganan yang tepat dan cepat bisa menurunkan risiko efek samping jadi semakin parah.

  • https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/18741-chlorpheniramine-tablets
  • https://www.nhs.uk/medicines/chlorphenamine-including-piriton/
  • https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682543.html
  • https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/dextromethorphan-oral-route/side-effects/drg-20068661?p=1

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb