06 Juli 2022

Sejarah Skorbut, Penyakit Kekurangan Vitamin C yang Bikin Gusi Berdarah

Skorbut adalah penyakit yang paling ditakuti pelaut. Ini penjelasannya!
Sejarah Skorbut, Penyakit Kekurangan Vitamin C yang Bikin Gusi Berdarah

Skorbut atau scurvy adalah penyakit yang muncul akibat kekurangan vitamin C yang parah.

Gejala yang muncul biasanya berupa gusi berdarah, bercak biru kemerahan pada kulit, pendarahan di bawah lapisan kulit dan area putih pada mata, dan masih banyak lagi.

Penyakit ini tergolong langka karena pada umumnya seseorang mendapatkan asupan vitamin C yang cukup, sekalipun ia sedang diet.

Uniknya, penderita skorbut biasanya tidak menyadari kalau ia kekurangan vitamin C.

Pasalnya, gejala penyakit ini baru bisa terlihat setelah 3 bulan menyerang tubuh.

Baca Juga: 9 Dampak Kelebihan Vitamin C pada Tubuh, Wajib Tahu!

Apa itu Skorbut?

skorbut
Foto: skorbut (https://dermnetnz.org/topics/scurvy)

Foto Gejala Skorbut (dermnetnz.org/topics/scurvy)

Pernahkah Moms mengalami sariawan dan bibir pecah-pecah?

Biasanya kondisi ini timbul akibat kekurangan vitamin C.

Nah, tingkat defisiensi vitamin C yang parah disebut skorbut.

Berbeda dengan defisiensi vitamin C pada umumnya, skorbut atau scurvy termasuk dalam golongan penyakit langka, terutama di wilayah Amerika Serikat.

Gejala yang timbul juga jauh lebih parah, bukan hanya sariawan, bibir pecah-pecah, dan panas dalam saja.

Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa batas usia tertentu, terutama jika orang tersebut memiliki pola diet yang buruk, penyakit kesehatan mental, dan disabilitas fisik.

Selain itu, beberapa orang yang lebih rentan terkena skorbut antara lain:

  • Perokok aktif dan pasif
  • Memiliki kondisi gastrointestional atau kanker tertentu
  • Asupan buah dan sayuran yang tidak seimbang saat diet

Penelitian dari Journal of Adolescent Health mengungkapkan kasus penyakit skorbut pertama pada perempuan dengan anoreksia nervosa, yaitu obsesi untuk memiliki tubuh kurus dengan berat badan jauh di bawah normal.

Gejala yang dialami antara lain munculnya hiperpigmentasi kecil kemerahan di perut, paha, dan lengan.

Selain itu, ditemukan pula rambut ikal (corkscrew hair) pada bagian bawah perut.

Lantas, pasien tersebut diberi suplemen ascorbic acid untuk mengurangi gejala-gejala tersebut.

Setelah 4 minggu mengkonsumsi suplemen, kondisinya pun berangsur-angsur membaik.

Baca Juga: Comvit C, Suplemen untuk Kebutuhan Vitamin C dan B Kompleks

Penyebab Skorbut

Penyebab Skorbut
Foto: Penyebab Skorbut (Parenting.firstcry.com)

Foto Buah-buahan Sumber Vitamin C (dermnetnz.org/topics/scurvy)

Skorbut disebabkan oleh kekurangan vitamin C dalam jumlah banyak dan parah.

Rekomendasi jumlah asupan vitamin C harian sekitar 90 mg untuk laki-laki dan 75 mg untuk perempuan >19 tahun.

Nah, perlu diketahui juga kalau tubuh tidak bisa memproduksi vitamin C secara alami.

Jadi, kita perlu mendapatkannya dari luar seperti mengonsumsi buah, sayuran, dan suplemen jika diperlukan.

Buah dan sayuran yang kaya akan vitamin C antara lain:

  • Buah sitrus seperti jeruk, lemon, anggur, dan jeruk nipis
  • Buah beri, misalnya stroberi, blueberry, blackberry, dan raspberry
  • Tomat
  • Kentang
  • Paprika
  • Kubis
  • Brokoli
  • Bayam
  • Brussel sprout atau kubis mini

Baca Juga: Ini Manfaat Infused Water Lemon, Serta Cara Membuat dan Resepnya!

Ternyata sumber vitamin C bisa dengan mudah ditemukan di sekitar kita.

Vitamin ini berperan penting dalam menjaga tubuh dari penyakit akibat radikal bebas seperti sakit jantung, kanker, kekurangan zat besi, dan masih banyak lagi.

Selain itu, banyak juga penelitian yang mengungkapkan bahwa vitamin C membantu mengurangi risiko penyakit kanker, demam, dan katarak.

Etiologi Skorbut

skorbut
Foto: skorbut (www.sciencehistory.org/distillations/the-age-of-scurvy)

Foto Etilogi Skorbut (sciencehistory.org/distillations/the-age-of-scurvy)

Kekurangan vitamin C parah atau skorbut terdengar baru bagi orang awam.

Lantas, sebenarnya darimana sih asal-usul penyakit yang satu ini?

Melansir Science History Institute, skorbut merupakan penyebab kematian utama para pelaut pada pertengahan abad ke-19.

Tercatat sekitar >2 juta pelaut mati akibat penyakit ini dalam masa pelayaran trans-atlantik Columbus.

Pemilik kapal menduga setidaknya 50% kematian akibat skorbut terjadi dalam perjalanan laut ini.

Bahkan, ahli sejarah Stephen Bown berpendapat kalau skorbut lebih sering menyebabkan kematian pada pelaut dibanding badai, kecelakaan kapal, pertempuran, atau komplikasi penyakit lainnya.

Namun, usia penyakit ini ternyata jauh lebih tua lho, Moms!

Pada tahun 1739 kapten Anson dari Inggris melakukan pelayaran di sepanjang laut Carribean untuk melawan Spanyol.

Perang ini dilakukan untuk menentukan siapa yang berhak menguasai wilayah tersebut.

Ketika pelayaran dimulai, satu per satu awak kapal jatuh sakit hingga muncul gejala-gejala parah di sekujur tubuhnya.

Sebut saja luka yang menganga, gusi membusuk, dan bercak kemerahan pada kaki.

Nah, di sinilah muncul istilah skorbut.

Selama pelayaran ini, banyak sekali awak kapal yang meninggal karena tidak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan selama bertahun-tahun.

Pelayaran yang dilakukan oleh sekitar 2.000 orang, pada akhirnya hanya tersisa 227 orang saja yang selamat.

Orang-orang ini sempat diberi perawatan ketika mendarat di Juan Fernandez Island dengan buah-buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin C.

Baca Juga: 20+ Daftar Makanan untuk Anak Sariawan yang Nyaman Dikonsumsi

Bahaya Skorbut bagi Pelaut

skorbut
Foto: skorbut (www.sciencehistory.org/distillations/the-age-of-scurvy)

Foto Ilustrasi Pelaut yang Terkena Skorbut (sciencehistory.org/distillations/the-age-of-scurvy)

Skorbut adalah momok bagi para pelaut, terutama jika berlayar lama tanpa mendarat, misalnya dalam beberapa bulan atau tahun.

Cadangan makanan tentu makin menipis dan banyak yang sudah busuk.

Mungkin para pelaut jaman sekarang jarang mengalami skorbut karena mereka memiliki pasokan makanan dan suplemen yang mengandung vitamin C.

Namun, bagi para pelaut zaman dahulu, skorbut adalah tantangan terbesar dalam misi pelayaran.

Banyaknya kasus kematian akibat skorbut disebabkan oleh tidak adanya pasokan makanan dengan kandungan vitamin C pada saat itu.

Terlebih lagi, mereka bisa berlayar hingga bertahun-tahun dan hanya mengandalkan makanan dari membajak kapal lain, jadi sangat terbatas.

Baca Juga: Hati-Hati, Jangan Sembarang Suntik Vitamin C!

Stephen Bown mengungkapkan kengerian skorbut yang terjadi pada masa pelayaran Inggris pada abad ke 16.

Menurut pengalaman salah satu ahli bedah pada masa itu, ia terserang skorbut hingga gusinya membusuk dan keluar darah hitam dan busuk.

Mau tidak mau, ia terpaksa memotong bagian gusi yang busuk tersebut lantaran infeksinya sudah menyebar sampai ke gigi.

Setelah dipotong banyak darah hitam yang keluar, jadi ia harus berkumur dengan air seninya.

Selain gusi yang terinfeksi, bagian paha dan kakinya juga menghitam karena darah di bawah lapisan kulit.

Ia pun terpaksa mengiris bagian-bagian kulit tersebut supaya darahnya bisa keluar.

Hal serupa juga dirasakan oleh semua awak kapal yang menderita skorbut.

Banyak di antara mereka yang meninggal dan akhirnya terpaksa dibuang ke laut lepas.

Itulah hal yang perlu dipahami tentang skorbut dan sejarah yang pernah terjadi.

Semoga kita bisa terhindar dari kondisi tersebut dengan selalu memenuhi asupan vitamin C, ya!

  • https://www.healthline.com/health/scurvy
  • https://dermnetnz.org/topics/scurvy
  • https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1054139X20300963
  • https://rarediseases.org/gard-rare-disease/scurvy/
  • https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements-vitamin-c/art-20363932
  • https://www.sciencehistory.org/distillations/the-age-of-scurvy

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb