09 Oktober 2023

Ini Tanda Hamil Bayi Down Syndrome yang Harus Diketahui

Lakukan tes yang tepat, ya, Moms!
Ini Tanda Hamil Bayi Down Syndrome yang Harus Diketahui

Ilmu kedokteran sekarang memiliki kekuatan mendeteksi tanda hamil bayi Down syndrome. Ini bisa dilakukan bahkan sejak saat pembuahan.

Untuk perempuan yang menjalani fertilisasi in vitro, dokter dapat memeriksa sel telur yang dibuahi untuk mengecek risiko bayi terkena Down syndrome sebelum ditanamkan.

Cara ini juga umum dilakukan rumah sakit untuk menawarkan ibu hamil tes prenatal yang dapat mengidentifikasi Down syndrome di awal kehamilan.

Baca Juga: Bisakah 1x Berhubungan Langsung Hamil? Ini 15 Tanda Pembuahan Berhasil

Tes Down Syndrome saat Hamil

Tanda Hamil Bayi Down Syndrome
Foto: Tanda Hamil Bayi Down Syndrome (Freepik.com/valuavitaly)

National Down Syndrome Society mengungkapkan, tes Down syndrome dapat dibagi menjadi dua kategori. Di antaranya, yaitu tes skrining dan tes diagnostik .

“Beberapa metode pengujian ini pasti, yang lain hanya dapat mengungkapkan apakah seorang perempuan berada pada peningkatan risiko melahirkan bayi dengan sindrom Down atau tidak,” ungkap Mary Pipan, MD, dokter anak di Children's Hospital of Philadelphia.

Sementara dokter melakukan tes skrining selama kehamilan biasanya pada trimester pertama atau kedua, tes diagnostik dapat dilakukan kapan saja selama atau setelah kehamilan.

1. Tes Skrining

Tes skrining Down syndrome tidak menunjukkan dengan pasti apakah ibu melahirkan bayi dengan sindrom tersebut atau tidak.

Tes tersebut hanya memperkirakan kemungkinannya.

“Ada beberapa jenis tes skrining, kebanyakan menganalisis darah wanita hamil untuk hormon dan protein tertentu,” jelas Dr Mary.

Misalnya, tes darah yang dikenal sebagai layar quad dilakukan selama trimester kedua.

Tes ini melihat kadar tiga hormon spesifik dan satu protein dalam darah ibu.

Jika kadar hormon dan protein ini tidak normal, itu kemungkinan besar bisa menjadi tanda hamil bayi Down syndrome.

Hasil tes skrining yang mempertimbangkan usia ibu, memungkinkan dokter menilai peluang memiliki anak dengan kondisi tersebut.

Baca Juga: Ini Penyebab Pemilik Down Syndrome Face Terlihat Mirip

2. Tes Diagnostik

Ada dua tes diagnostik populer yang dapat mendeteksi Down syndrome dengan akurasi hampir 100 persen, yakni tes Chorionic Villus Sampling (CVS) dan tes Amniosentesis.

Tes Chorionic Villus Sampling (CVS) ini kurang umum dilakukan karena melibatkan analisis sampel sel dari plasenta ibu hamil.

Sampel sel tersebut dapat mengungkapkan jika janin memiliki Down syndrome.

Tes ini biasanya dilakukan menjelang akhir trimester pertama, kadang antara minggu ke-9 dan minggu ke-14.

Tes Amniosentesis ini lebih umum untuk dilakukan.

“Ini melibatkan pengambilan dan analisis beberapa cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim ibunya,” ucap H. Craig Heller, PhD, profesor biologi di Universitas Stanford di California.

Dengan sampel cairan ketuban ini, dokter dapat mencari perubahan kromosom yang merupakan ciri khas Down syndrome.

Tes ini biasanya dilakukan selama trimester kedua, biasanya beberapa saat setelah minggu ke-15 kehamilan.

Banyak calon orang tua membuat keputusan untuk melewatkan skrining dan pengujian Down syndrome sama sekali.

Jika janin yang berkembang memiliki Down syndrome dan kondisi tersebut tidak terdiagnosis selama kehamilan, ia didiagnosis pada saat bayi lahir.

Biasanya, diagnosis ini menggunakan kombinasi pemeriksaan fisik dan tes darah.

Baca Juga: Serba-serbi Tes Kariotipe, Bisa Deteksi Dini Risiko Kelainan Genetik

Faktor Risiko Memiliki Bayi Down Syndrome

Tanda Hamil Bayi Down Syndrome
Foto: Tanda Hamil Bayi Down Syndrome (Orami Photo Stock)

Sebelum mengetahui tanda hamil bayi Down syndrome, ada baiknya mengetahui penyebab kondisi tersebut sejak awal.

Kebanyakan orang dilahirkan dengan 46 kromosom.

Down syndrome terjadi ketika bayi dikandung dengan salinan ekstra penuh atau sebagian dari salah satu kromosom ini, khususnya kromosom 21.

Para ahli telah menunjukkan tiga jenis Down syndrome yang berbeda, yakni trisomi 21, Down syndrome mosaik, dan Down syndrome translokasi.

"Pada kebanyakan kasus, kromosom ekstra tampaknya terjadi secara kebetulan," kata Emily Jean Davidson, M.D., direktur klinis Program Down Syndrome di Rumah Sakit Anak Boston.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang memiliki bayi dengan Down syndrome, seperti:

  • Usia kehamilan ibu. Down syndrome dapat terjadi pada semua usia ibu, tetapi kemungkinan meningkat seiring bertambahnya usia perempuan. Jika perempuan berusia di atas 35 tahun dan ingin hamil, ada baiknya menjalani konseling genetik.
  • Metabolisasi folat ibu.
  • Genetika. Trisomi 21 dan Down syndrome mosaic tidak memiliki komponen keturunan. Namun, Down syndrome translokasi diturunkan dari orang tua ke anak pada sepertiga kasus.

Baca Juga: Kelainan Tulang Belakang Anak Akibat Kebiasaan Duduk Miring

Dilansir dari Science Daily, sebuah analisis baru telah menemukan bahwa tanda hamil bayi Down...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb