28 November 2022

Fakta Vegetarian vs Vegan dan Tips Menjalaninya saat Hamil

Meski sama-sama menghindari produk hewani, keduanya memiliki perbedaan
Fakta Vegetarian vs Vegan dan Tips Menjalaninya saat Hamil

Sejak beberapa waktu lalu, pola makan vegan dan vegetarian kembali naik daun.

Kedua pola diet ini secara sederhananya adalah pola makan sehat tanpa memasukkan daging ke dalamnya.

Berkat tren ini pun, banyak bermunculan supermarket dan restoran yang menyajikan makanan kedua pola hidup sehat ini untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat.

Namun, mungkin Moms masih bertanya-tanya, apa saja sebenarnya perbedaan antara pola makan vegetarian dan vegan?

Lantas, apakah makanan keduanya boleh diterapkan saat kehamilan?

Untuk Moms yang masih belum mengetahui di mana letak perbedaan keduanya, mari simak ulasannya berikut ini!

Baca Juga: Bolehkah Tetap Vegetarian Saat Hamil?

Apa itu Pola Makan Vegetarian?

Contoh Menu Makan Vegetarian
Foto: Contoh Menu Makan Vegetarian (zerowastememoirs.com)

Menurut VegetarianSociety, vegetarian adalah seseorang yang tidak makan daging, unggas, hewan buruan, ikan, kerang, atau produk sampingan dari penyembelihan hewan.

Pola makan ini mengandung berbagai tingkatan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Pola makan ini masih memasukkan susu dan telur, akan tetapi ini akan tergantung pada jenis diet yang diikuti.

Ada beberapa jenis vegetarian yang paling umum antara lain:

1. Lacto-ovo Vegetarian

Pola makan vegetarian ini menghindari semua daging hewani, tetapi masih mengonsumsi produk susu dan telur.

2. Lacto Vegetarian

Pola makan vegetarian ini menghindari daging dan telur hewani, tetapi mengonsumsi produk susu.

3. Ovo Vegetarian

Pola makan vegetarian ini menghindari semua produk hewani kecuali telur.

Mereka yang tidak makan daging atau unggas tetapi masih mengonsumsi ikan dianggap pescatarian.

Sedangkan vegetarian paruh waktu (terkadang menjalani pola makan vege, terkadang tidak) sering disebut flexitarians.

Meskipun terkadang dianggap vegetarian, pescatarian dan flexitarian memang masih memakan daging hewan.

Oleh karena itu, mereka secara teknis tidak termasuk dalam definisi vegetarianisme.

Baca Juga: 9+ Resep Masakan Vegetarian yang Menggugah Selera!

Lantas, Apa Bedanya dengan Vegan?

Makanan Vegetarian dan Vegan
Foto: Makanan Vegetarian dan Vegan (Greenqueen.com.hk)

Pola makan vegan adalah salah satu bentuk vegetarianisme.

Namun, ia adalah pola makan vegetarian yang paling ketat karena mereka sama sekali tidak mengonsumsi makanan hewani, baik itu telur atau susu.

Veganisme saat ini didefinisikan oleh sebagai cara hidup yang berupaya untuk mengesampingkan semua bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan sebanyak mungkin.

Ini termasuk eksploitasi untuk makanan dan tujuan lainnya.

Berikut ini perbedaan yang bisa terlihat:

1. Jenis Makanan

Diketahui, pola makan vegan tidak hanya mengecualikan daging hewani, tetapi juga produk susu, telur, dan bahan lain yang berasal dari hewani.

Ini termasuk gelatin, madu, carmine, pepsin, albumin, whey, kasein dan beberapa bentuk vitamin D3.

Keduanya sering kali menghindari makan produk hewani karena alasan serupa.

2. Tujuan Berbeda

Perbedaan terbesar adalah sejauh mana mereka menganggap produk hewani dapat diterima.

Misalnya, kedua pola makan ini mungkin mengecualikan daging dari makanan mereka karena alasan kesehatan atau lingkungan.

Namun, vegan juga memilih untuk menghindari semua produk sampingan hewani karena mereka yakin ini memiliki dampak terbesar pada kesehatan dan lingkungan mereka.

Dari segi etika, vegetarian menentang pembunuhan hewan untuk dimakan, tetapi menganggap konsumsi produk sampingan hewan seperti susu dan telur dapat diterima, selama hewan tersebut dipelihara dalam kondisi yang memadai.

Sementara itu, vegan percaya bahwa hewan memiliki hak untuk bebas dari pemanfaatan oleh manusia.

Baik untuk makanan, pakaian, sains, atau hiburan.

Karena itu, mereka berusaha untuk mengecualikan semua produk sampingan hewan, terlepas dari kondisi di mana hewan dikembangbiakkan atau ditampung.

Keinginan untuk menghindari segala bentuk eksploitasi hewan adalah alasan mengapa para vegan memilih untuk tidak mengonsumsi susu dan telur, yakni produk yang masih banyak dikonsumsi oleh vegetarian.

Mana yang Lebih Sehat, Vegetarian atau Vegan?

Perbedaan Vegan dan Vegetarian
Foto: Perbedaan Vegan dan Vegetarian (rawmunchies.org)

Menurut laporan dari Academy of Nutrition and Dietetics dan beberapa tinjauan ilmiah, baik makanan vegetarian maupun vegan dapat dianggap sesuai untuk semua tahap kehidupan, selama pola makan tersebut direncanakan dengan baik.

Namun, perlu ingat bahwa asupan nutrisi yang tidak mencukupi seperti asam lemak omega-3, kalsium, dan vitamin D dan B12 yang paling banyak ditemukan pada sumber hewani, dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kesehatan, termasuk kesehatan mental dan fisik.

Berikut beberapa hal yang bisa diliat dari pola makan kedua ini:

1. Kandungan Nutrisi

Kedua pola hidup ini mungkin memiliki asupan nutrisi yang lebih rendah.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa vegetarian cenderung mengonsumsi sedikit lebih banyak kalsium dan vitamin B12 daripada vegan.

Oleh karena itu, para ahli nutrisi harus memberi perhatian khusus pada strategi nutrisi yang dimaksudkan untuk meningkatkan penyerapan nutrisi dari makanan nabati.

Mereka juga mungkin perlu mengonsumsi makanan dan suplemen yang diperkaya nutrisi lain, terutama untuk nutrisi seperti zat besi, kalsium, omega-3 dan vitamin D dan B12.

Keduanya harus sangat mempertimbangkan untuk menganalisis asupan nutrisi harian mereka, mengukur tingkat nutrisi darah mereka, dan mengonsumsi suplemen yang sesuai.

2. Mencegah Penyakit

Beberapa penelitian yang secara langsung membandingkan mana yang lebih sehat antara makanan vegetarian atau makanan vegan.

Penelitian dari Nutrients melaporkan, vegan mungkin memiliki risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker daripada vegetarian.

3. Perubahan Berat Badan

Selain itu, vegan cenderung memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah daripada vegetarian dan berat badannya tampak berkurang seiring bertambahnya usia.

Namun, sebagian besar penelitian sejauh ini bersifat observasional.

Alhasil, ini berarti bahwa tidak mungkin untuk mengatakan dengan tepat aspek mana dari pola makan vegan yang menghasilkan efek ini atau memastikan bahwa pola makan adalah satu-satunya faktor penentu.

Baca Juga: Apa Boleh Memberikan Makanan Vegetarian untuk MPASI Bayi?

Pola Makan Vegetarian saat Hamil

Jika Moms seorang vegetarian dan sedang berencana melakukan program hamil, Moms mungkin khawatir mengenai pengaruh pola makan nabati dan bebas daging terhadap peluang Moms untuk hamil.

Tetapi, Moms sebenarnya tidak perlu merasa khawatir.

Karena Moms tetap bisa menjalani pola makan vegetarian saat program hamil, selama memperhatikan beberapa tips penting di bawah ini.

1. Selalu Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang

Sayuran Hijau
Foto: Sayuran Hijau (scientificamerican.com)

Reproductive Medicine Association (RMA) Connecticut menyarankan agar seorang vegetarian yang ingin hamil selalu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Di mana hal ini dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi penting yang diperlukan untuk meningkatkan kesuburan, mengoptimalkan kesehatan sebelum dan selama kehamilan, serta untuk menyusui.

Pastikan dalam setiap porsi makan Moms mengandung protein berkualitas tinggi, lemak sehat, buah-buahan dan sayuran.

Moms juga perlu menyertakan biji-bijian utuh setiap hari sebagai sumber energi dan serat.

Baca Juga: Program Hamil Kembar, Mulai dari Cara Alami Hingga Medis

2. Asupan Makanan Tinggi Protein

Moms membutuhkan protein untuk menopang dan membangun jaringan, baik untuk tubuh Moms sendiri ataupun janin yang nantinya dikandung.

Oleh karena itu, mengonsumsi lebih banyak sumber protein nabati sangat direkomendasikan bagi vegetarian saat program hamil.

Bahkan, sebuah studi yang diterbitkan di PMC menunjukkan bahwa, meskipun hanya 5% dari total kalori (25 gram protein dalam standar 2000 kalori atau 8700 kJ diet) yang berasal dari protein nabati, terbukti dapat mengurangi risiko infertilitas yang disebabkan oleh gangguan ovulasi.

3. Pertimbangkan Untuk Mengonsumsi Suplemen Tertentu

Suplemen dalam Bentuk Kapsul
Foto: Suplemen dalam Bentuk Kapsul (Orami Photo Stock)

“Secara umum, diet vegetarian yang sehat tidak membawa risiko.

Namun, asupan vitamin D, vitamin B, zat besi dan asam lemak esensial dapat sangat rendah,” kata Sophia Medlin, Ahli Gizi Terdaftar dan Direktur dari City Dietitians, seperti dikutip dari Net Doctor.

“Sumber asam lemak esensial terbaik berasal dari ikan atau minyak alga, sehingga suplementasi direkomendasikan bagi vegetarian.” terangnya.

Medlin juga mengatakan bahwa sumber zat besi yang diperoleh dari tanaman lebih sulit untuk diserap oleh tubuh.

Namun, mengonsumsinya bersamaan dengan sumber vitamin C dapat sangat membantu.

“Jadi pastikan wanita mengonsumsi segelas jus atau banyak buah bersama sayuran yang kaya akan zat besi,” tambah Medlin.

Namun, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui suplemen apa yang sebaiknya dikonsumsi sesuai dengan kondisi dan situasi Moms.

Baca Juga: Hal-hal Yang Harus Diperhatikan saat Program Hamil

4. Perbanyak Konsumsi Sayuran Berdaun Hijau

Menjadi vegetarian saat program hamil juga disarankan untuk lebih banyak mengonsumsi sayuran berdaun hijau, setidaknya 50% dari setiap porsi makan.

Di mana sayuran hijau seperti bayam, kangkung merupakan sumber nutrisi, termasuk zat besi, yang mungkin sulit Moms dapatkan saat menjalani pola makan vegetarian.

Diet tinggi serat juga telah terbukti bermanfaat bagi penderita endometriosis, karena terbukti membantu menurunkan kadar estrogen dalam tubuh yang berkontribusi terhadap pertumbuhan endometriosis.

Hal ini menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition.

5. Batasi Konsumsi Makanan Cepat Saji

Junk Food
Foto: Junk Food (Orami Photo Stock)

Seperti halnya omnivora, sangat mudah bagi vegetarian untuk tergoda mengonsumsi berbagai makanan olahan dan gula.

Padahal, makanan tersebut berkontribusi kurang baik pada tubuh, terutama yang berkaitan dengan kesuburan.

Maka dari itu, sangat disarankan agar Moms membatasi konsumsi makanan cepat saji apa pun saat menjalani program hamil, termasuk makanan berlabel vegetarian dan makanan atau minuman yang mengandung kafein.

Manfaat Pola Makan Vegetarian

Pola Makan Vegan dan Vegetarian
Foto: Pola Makan Vegan dan Vegetarian (sslinvest.com)

Meskipun keduanya mungkin memilih untuk menghindari produk hewani untuk tujuan yang sama.

Namun, sebenarnya veganisme lebih dari sekadar pola makan sehat semata.

Berikut ini beberapa manfaat yang bisa dirasakan:

1. Memperjuangkan Hak Hidup Hewan

Faktanya, veganisme sering kali dianggap sebagai gaya hidup yang berakar kuat pada hak-hak hewan.

Karena alasan ini, banyak vegan juga menghindari membeli pakaian yang mengandung sutra, wol, kulit, atau suede, yang merupakan bahan produk sehari-hari yang memanfaatkan hewan.

Terlebih lagi, banyak perusahaan vegan yang kini telah memboikot produk perawatan tubuh yang masih melakukan pengujian pada hewan, dan hanya membeli kosmetik yang bebas dari produk sampingan hewan.

2. Mencegah Eksploitasi Hewan

Vegan yang etis juga cenderung menghindari menonton acara sirkus, kebun binatang, pacuan kuda, dan aktivitas lain apa pun yang melibatkan penggunaan hewan untuk hiburan.

Akhirnya, banyak pencinta lingkungan mengadopsi pola makan vegan ketimbang vegetarian karena mereka yakin dengan mengurangi pemanfaatan hewan.

Maka ini akan bermanfaat pada sumber daya bumi dan bahkan terhadap perubahan iklim.

Itulah perbedaaan antara pola makan vegetarian dan vegan, serta risiko dan manfaatnya.

Kedua jenis pola makan ini aman dilakukan.

Namun, penting untuk Moms yang ingin menerapkan pola makan ini untuk merencanakan makanan dengan baik untuk menghindari masalah kesehatan dalam jangka panjang.

  • https://www.vegsoc.org/definition
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19562864/
  • https://www.reproductivefacts.org/?vs=1&_ga=2.62756716.175681937.1586256398-922611229.1574998937
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3066040/
  • https://academic.oup.com/ajcn/article/90/4/1061/4596993

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb