20 April 2018

Asal Usul Peringatan Hari Kartini dan Mengapa Harus Pakai Baju Adat

Setelah sekian lama, kesetaraan gender ternyata masih belum merata di Indonesia
Asal Usul Peringatan Hari Kartini dan Mengapa Harus Pakai Baju Adat

Menjelang Hari Kartini, Si Kecil mungkin akan mulai disibukkan dengan berbagai kegiatan di sekolahnya, di mana salah satunya adalah karnaval menggunakan pakaian adat.

Di balik perayaan Hari Kartini yang selalu diperingati setiap tanggal 21 April, Moms mungkin bertanya-tanya dari mana asal usul Hari Kartini dan mengapa harus mengenakan pakaian adat? Ternyata ini alasannya:

Tak Sekedar Perayaan Hari Lahir Kartini

Hari Kartini ternyata bukanlah semata-mata memperingati hari lahir Kartini saja, melainkan sebuah bentuk penghormatan akan perjuangannya. Sebagaimana Moms ingat, Kartini merupakan sosok yang berjuang untuk membela kaum wanita.

Kartini berhasil memperjuangkan hak para wanita untuk mendapatkan hak yang sama dengan pria untuk mendapatkan pendidikan yang setara. Bisakah kita bayangkan kalau Kartini tak berjuang saat itu? Mungkin hingga saat ini tak akan pernah ada seorang pemimpin wanita di Indonesia.

Baca juga: 4 Pelajaran Penting dari Sosok Kartini yang Bisa Moms Terapkan Pada Si Kecil

Hari Kartini dan Pakaian Adat

Mengenakan pakaian adat pada Hari Kartini merupakan salah satu bentuk merayakan hari besar ini yaitu dengan berpakaian ala Kartini. Pada masa itu, pakaian Kartini memang belum modern seperti sekarang ini. Sehingga dalam kesehariannya, Kartini tentu mengenakan pakaian adat terutama adat Jawa.

Lalu mengapa semua tak diwajibkan memakai pakaian adat Jawa saja? Hal itu dikarenakan memang perjuangan Kartini tak semata-mata hanya untuk kaum wanita di Jawa saja tetapi di seluruh Nusantara. Sehingga tentunta tak masalah menggunakan pakaian adat yang berasal dari Sabang hingga Merauke sekalipun.

Emanisipasi Wanita di Era Sekarang

Emanisipasi wanita merupakan perjuangan besar yang dilakukan Raden Ajeng Kartini semasa hidupnya, beliau memperjuangkan hak para wanita untuk dapat bersekolah. Pada masa itu hanya beberapa perempuan saja yang memiliki hak untuk bersekolah, dan tidak dengan yang lainnya. Hal inilah yang dirasa sebagai bentuk penindasan yang perlu dihentikan.

Sadarkah Moms, meski emanisipasi wanita sudah mati-matian diperjuangankan, hingga saat ini masih saja terdapat ketidaksetaraan gender yang terjadi. Di mana di wilayah-wilayah kecil, masih banyak yang beranggapan bahwa seorang wanita tak perlu mendapatkan pendidikan tinggi.

Baca juga: 5 Kebiasaan Baik yang Harus Ditanamkan ke Anak Perempuan

Tentunya hal itu amatlah salah, seorang ibu yang cerdas mampu menciptakan bangsa yang cerdas. Kondisi inilah yang kemudian membuat sebagian besar wanita tak mendapatkan kesempatan yang sama dalam lingkup pekerjaan dibandingkan dengan para pria.

Tak hanya di wilayah-wilayah terpencil saja, sadarkah Moms bahwa kesetaraan gender rasanya juga masih belum merata di daerah perkotaan sekalipun. Hal ini dapat terlihat dari masih tingginya tingkat kekerasan yang dilakukan para kaum pria yang tega menyiksa istri mereka.

Tak hanya kekerasan fisik tetapi juga verbal, lho. Menjelang Hari Kartini nanti, kiranya Moms akan semakin sadar bahwa kian kemari hak wanita dan pria adalah sama. Setuju?

(MDP)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb