02 Juni 2022

Ketahui Penyebab Jumlah ASI Sedikit dan Tanda Bayi Kurang ASI

Pastikan asupan ASI untuk Si Kecil selalu tercukupi, ya Moms!
Ketahui Penyebab Jumlah ASI Sedikit dan Tanda Bayi Kurang ASI

Kegiatan menyusui merupakan momen yang penting bagi Moms dan Si Kecil. Namun dalam melakukannya, Moms mungkin akan memiliki beberapa tantangan, salah satunya jumlah ASI sedikit.

Karena itu, penting untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab dari jumlah pasokan ASI yang kurang, sehingga permasalahan ini dapat diatasi dan Si Kecil mendapatkan cukup nutrisi untuk tumbuh dan berkembang.

Yuk, cari tahu penjelasan lebih lengkapnya berikut ini, Moms!

Baca Juga: 3 Cara Memerah ASI dari Masa ke Masa

Penyebab ASI Sedikit

Penyebab Jumlah ASI Sedikit
Foto: Penyebab Jumlah ASI Sedikit

Foto: Orami Photo Stock

Pada umumnya, sebagian besar wanita yang baru saja melahirkan sanggup memproduksi jumlah ASI yang cukup untuk bayinya.

Namun, beberapa ibu bisa merasa khawatir dengan pasokan ASI sedikit.

Mengutip American Pregnancy Association (APA), ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab ASI sedikit:

  • Mengonsumsi kontrasepsi oral.
  • Posisi yang salah saat menyusui.
  • Mulut bayi dan puting ibu yang tidak terkait dengan baik.
  • Pemberian suplemen pada bayi (susu formula atau ASI dalam botol setelah bayi menyusu).
  • Menggunakan dot.
  • Masalah kesehatan ibu, seperti anemia.
  • Konsumsi obat pada ibu, seperti antihistamin.
  • Minum alkohol.
  • Merokok tembakau.
  • Menghentikan kegiatan menyusu tiba-tiba.
  • Menjadwalkan pemberian makan.
  • Bayi tidur terlalu lama.

Baca Juga: 9 Rekomendasi ASI Booster untuk Melancarkan Produksi ASI

Tanda Bayi Kurang Asi

tanda bayi kurang asi
Foto: tanda bayi kurang asi

Foto: Orami Photo Stock

Jika Moms tidak yakin apakah Si Kecil mengonsumsi ASI yang hanya sedikit atau sudah cukup, ada beberapa tanda yang bisa Moms perhatikan.

Berikut ini ciri-ciri jumlah ASI sedikit dan Si Kecil tak cukup mengonsumsi ASI.

1. Bayi Tampak Sangat Mengantuk atau Lesu

Bayi dengan pasokan ASI yang jumlahnya sedikit akan memiliki energi yang rendah. Dampaknya, ia jadi mudah terlelap.

2. Waktu Menyusui yang Terlalu Sebentar atau Terlalu Lama

Bayi yang tidak menyusu dengan baik dapat cepat tertidur setelah mulai menyusu, atau mungkin menghabiskan waktu lebih dari 30-40 menit per menyusui.

Baca Juga: 11+ Makanan Pelancar ASI yang Enak dan Bergizi, Bikin ASI Deras!

3. Sulit Mencapai Berat Badan Normal

Bayi belum mendapatkan kembali berat lahirnya pada usia 10-14 hari, atau kenaikan berat badan bayi yang lebih lambat dari yang diharapkan.

4. Bayi Jarang Buang Air Besar

Bayi harus buang air besar 3-4 kali per hari pada usia empat hari. Selain itu, air seni bayi tidak pucat.

5. Mulut dan Mata Bayi Menjadi Kering

Jumlah ASI sedikit dapat membuat bayi kekurangan cairan tubuh, sehingga memicu mulut dan mata mereka menjadi kering.

6. Warna Urine

Bayi yang mengonsumsi sedikit ASI akan memiliki warna urine yang cenderung gelap, tanda kekurangan cairan tubuh.

Padahal, warna urine yang normal seharusnya yang cerah.

7. Jarang Terdengar Suara Menelan saat Menyusui

Meskipun mungkin beberapa bayi menyusui tanpa mengeluarkan suara menelan, namun bila diikuti dengan ciri-ciri sebelumnya, maka bisa jadi ciri satu ini termasuk sebagai bayi mengonsumsi ASI yang sedikit.

Baca Juga: Moms! Jangan Lalai dengan Nutrisi yang Dibutuhkan Ibu Menyusui

Warna ASI dan Pengertiannya

Warna ASI dan Pengertiannya
Foto: Warna ASI dan Pengertiannya

Foto: Orami Photo Stock

Warna ASI biasanya kuning, putih, bening, krem, cokelat, atau biru.

Namun, pada titik tertentu selama pengalaman menyusui, Moms mungkin terkejut menemukan bahwa ASI bisa memiliki warna lain juga.

Dalam Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing, ada banyak variasi warna pada ASI yang merupakan hal normal.

Pola makan, diet, obat-obatan, dan kesehatan payudara dapat berkontribusi pada warna ASI.

Mengutip Very Well Family, berikut ini beberapa penjelasannya.

1. Kolostrum

Kolostrum adalah ASI pertama yang diproduksi oleh tubuh. Moms hanya membuat sedikit kolostrum, tetapi terkonsentrasi dan sangat bergizi.

Meskipun kolostrum kadang jernih, tipis, dan berair, kolostrum lebih sering berwarna kuning atau oranye dan teksturnya tebal.

Tingginya kadar beta-karoten dalam kolostrum membuatnya berwarna kuning atau oranye gelap

Baca Juga: Menyimpan ASI Perah, Ini Kelebihan dan Kekurangan Kantong Plastik ASI dan Botol ASI

2. Susu Transisi

Setelah beberapa hari pertama memproduksi kolostrum, produksi ASI meningkat dan tubuh mulai membuat ASI transisi.

Selama masa transisi dua minggu ini, warna ASI biasanya berubah dari kuning menjadi putih.

3. Mature Milk

Setelah sekitar dua minggu, tubuh mencapai tahap susu matang.

ASI matang berubah penampilan berdasarkan berapa banyak lemak yang dikandungnya. Ada 2 jenis mature milk.

  • Foremilk

Secara umum, ketika ASI mulai mengalir keluar dari payudara di awal sesi menyusui atau memompa, susu ini lebih tipis dan lebih rendah lemak, dan disebut foremilk. Karena foremilk tipis, maka cenderung terlihat jernih atau kebiruan.

  • Hindmilk

Saat Moms terus memompa atau menyusui, kadar lemak dalam ASI akan naik.

Seiring meningkatnya lemak, ASI berubah menjadi susu berkrim yang disebut hindmilk. Hindmilk biasanya berwarna putih atau kuning yang lebih tebal.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Buruk Penyebab Produksi ASI Berkurang

4. Hijau

ASI yang berwarna hijau bisa jadi karena Moms telah mengonsumsi makanan hijau atau makanan yang mengandung pewarna hijau.

Misalnya sayuran hijau seperti bayam atau rumput laut, atau konsumsi suplemen vitamin tertentu.

5. Merah Muda, Oranye, dan Merah

Moms mungkin melihat ASI berwarna merah muda, oranye, atau merah setelah mengonsumsi makanan yang punya warna ini, baik itu warna alami atau pewarna tambahan.

6. Cokelat, Warna Karat, dan Berwarna Darah

Jika darah dari dalam payudara bocor ke saluran ASI, warna ASI yang dimiliki mungkin terlihat cokelat, oranye gelap, atau berwarna karat.

Darah juga bisa masuk ke dalam ASI jika Moms mengalami puting pecah-pecah. Warna ASI-nya mungkin terlihat seperti ada garis merah atau merah muda.

Tetapi jangan panik, dan tidak perlu membuang ASI tersebut atau berhenti menyusui.

Sedikit darah dalam ASI tidak akan membahayakan Si Kecil. Biasanya, perdarahan akan hilang sendiri dalam beberapa hari.

Jika Moms masih melihat darah pada ASI setelah seminggu, konsultasikan ke dokter.

Baca Juga: Review ASI Booster Mom Uung oleh Moms Orami, ASI Lancar tanpa Efek Samping!

7. Hitam

Produksi ASI warna hitam terkait dengan konsumsi antibiotik Minocin (minocycline).

Minocin juga menyebabkan kulit menjadi gelap. Penggunaan Minocin tidak dianjurkan pada ibu menyusui.

Cara Memperbanyak ASI Secara Alami

Cara Memperbanyak ASI Secara Alami
Foto: Cara Memperbanyak ASI Secara Alami

Foto: Orami Photo Stock

Pada dasarnya, kunci untuk meningkatkan jumlah ASI sedikit adalah dengan stimulasi dan pengosongan payudara sesering mungkin.

Selain itu, penting juga bagi Moms untuk mencari nasihat dari konsultan laktasi, perawat kesehatan ibu dan anak, atau profesional perawatan kesehatan lainnya yang terampil dalam manajemen menyusui.

Mengutip The Royal Women's Hospital, berikut ini beberapa tips yang bisa Moms lakukan:

1. Lakukan Kontak Fisik

Lakukan kontak fisik skin-to-skin antara kulit Si Kecil dengan kulit payudara Moms, hal ini akan membantu menjaga bayi tetap terjaga dan juga untuk meningkatkan pelepasan hormon yang terlibat dalam produksi ASI.

Baca Juga: 4 Cara Alami untuk Meningkatkan Produksi ASI, Dijamin Berlimpah!

2. Sering Menyusui Si Kecil

Sering-seringlah menyusui Si Kecil, 2-3 jam dengan total setidaknya delapan kali dalam 24 jam.

Bayi mungkin perlu dibangunkan untuk menyusu lebih sering lagi, sehingga produksi ASI tidak lagi sedikit. Selain itu, berikan kedua sisi payudara saat menyusui.

Ketika Si Kecil terlihat lelah atau tidak lagi sering menelan, lepaskan bayi dari payudara dan 'alihkan' ke sisi berikutnya. Ulangi pada kedua payudara.

Susui Si Kecil setidaknya 15 menit di setiap payudara, dan jangan batasi waktu menyusui.

Beberapa bayi mungkin mendapat manfaat dari menyusui dengan satu payudara setiap kali menyusui untuk meningkatkan kandungan lemak dari makanan tersebut.

Dalam Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing, disebutkan bahwa bayi yang sering menyusu selama beberapa hari pertama setelah kelahiran terbukti memiliki efek positif pada produksi susu di kemudian hari

3. Pastikan Mulut Bayi dan Puting Terkait dengan Benar

Pastikan bahwa keterikatan atau latching dilakukan dengan baik dan Si Kecil dapat mengisap dan menelan.

Moms dapat mencari tahu bagaimana posisi menyusui yang benar.

Saat menyusui atau memompa, kompres atau pijat payudara untuk membantu aliran ASI dan drainase, sebagai tips mengatasi produksi jumlah ASI sedikit.

4. Perhatikan Kondisi Si Kecil

Penting untuk memerhatikan kondisi Si Kecil saat kegiatan menyusui.

Jika bayi mengantuk di payudara dan tidak menyusu dengan baik, Moms mungkin perlu mengurangi waktu menyusui.

Gunakan waktu untuk memompa setiap payudara dua kali, misalnya, lima menit sisi kiri, lima menit sisi kanan, dan ulangi.

ASI yang dipompa harus disusui untuk bayi.

5. Memompa ASI

Pompa ASI segera setelah menyusui di siang hari, lalu istirahatlah di malam hari.

Dilansir dari University Hospitals, beberapa ibu menemukan bahwa mereka memperoleh lebih banyak ASI jika mereka memompa selama 5 menit, istirahat selama 5 menit, dan memompa kembali selama 10 menit.

Baca Juga: Produksi ASI Kurang, Coba Konsumsi 9 Minuman Pelancar ASI Alami Ini!

6. Mengonsumsi Kue yang Meningkatkan ASI

Moms dapat menemukan kue atau cookie laktasi di toko-toko, termasuk online atau Moms dapat membuatnya sendiri.

Meskipun belum ada penelitian yang menjelaskan tentang cookie laktasi secara khusus, namun beberapa bahan yang digunakan dalam cookie laktasi dapat meningkatkan ASI.

Dilansir dari Healthline, kandungan dalam bahan cookie laktasi ini terdapat galactagogue, yang dapat meningkatkan produksi ASI.

Galactogogue bisa ditemukan dalam bahan-bahan, seperti:

  • Gandum
  • Biji rami (flax seed)
  • Wheat germ
  • ragi

7. Mengonsumsi Herbal

Terdapat beberapa jenis herbalyang ampuh untuk meningkatkan produk ASI sedikit. Dilansir dari laman Canadian Breastfeeding Foundation, berikut jenis bahannya.

Namun pastikan berbicara dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi apapun, termasuk makanan herbal, obat herbal, dan suplemen.

Sebab beberapa hal tersebut juga bisa menimbulkan efek samping.

Itu dia Moms, penjelasan tentang penyebab jumlah ASI sedikit, tanda bayi kurang ASI, arti warna ASI dan pengertiannya, serta cara perbanyak ASI secara alami.

Jika Moms masih mengalami permasalahan jumlah ASI sedikit, maka bisa langsung berkonsultasi dengan dokter atau ahli laktasi.

  • https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/breastfeeding/low-milk-supply/
  • https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/j.1552-6909.2012.01363_28.x
  • https://www.verywellfamily.com/the-colors-of-breast-milk-431984
  • https://www.thewomens.org.au/health-information/breastfeeding/breastfeeding-problems/low-milk-supply
  • https://www.jognn.org/article/S0884-2175(15)31026-1/fulltext#secst0020
  • https://www.babycenter.com/baby/breastfeeding/how-to-tell-whether-your-babys-getting-enough-breast-milk_617
  • https://www.uhhospitals.org/services/obgyn-womens-health/patient-resources/pregnancy-resources/Breastfeeding-Guide/breastfeeding-tips-to-increase-your-milk-supply
  • https://www.healthline.com/health/parenting/how-to-increase-breast-milk#how-to
  • https://www.canadianbreastfeedingfoundation.org/induced/herbs.shtml

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb