27 September 2019

Bagaimana Cara Agar Bayi Tidak Bau Tangan?

Bayi yang terbiasa digendong dan manja bisa jadi 'bau tangan'
Bagaimana Cara Agar Bayi Tidak Bau Tangan?

"Jangan digendong terus, nanti bisa bau tangan!". Mungkin kata-kata ini sering Moms dengar dari ibu atau nenek Moms. Konon, kalau anak terbiasa digendong terus, ia akan menjadi manja. Momspun akan kesulitan beraktivitas karena terus digelendoti Si Kecil.

Sebenarnya, secara naluriah, bayi yang lahir akan mengenali ibunya dari sentuhan dan bau kulit ibu. Karena itu, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dilakukan beberapa lama setelah bayi dilahirkan.

Dalam kegiatan IMD, bayi langsung dibaringkan di atas dada ibu setelah dilahirkan, saat masih benar-benar basah dan belum dimandikan. Tujuannya agar ia mengenali ibunya, menyentuh langsung kulit ibu, menghirup aroma kulit ibu, mendengar debar jantung ibu, serta merasakan seluruh kehangatan ibu. Dengan cara demikian, bayi akan lebih mengenal ibu, sehingga dapat melancarkan proses menyusu.

Kehangatan dan aroma tubuh ibu membuat anak merasa nyaman. Karena itu, bayi merasa senang saat digendong. Namun, menggendong anak memang sebaiknya tidak dilakukan terus-terusan jika tidak perlu. Mengapa?

Menggendong sebagai Ungkapan Manja

Menggendong bayi dan anak bertujuan untuk menopang anak selama ia belum mampu berjalan sendiri. Dalam kondisi tersebut, mobilitas anak berada di tangan ibu dan pengasuhnya. Pada kondisi-kondisi tertentu, menggendong juga bisa sebagai ungkapan perlindungan terhadap anak selain dalam bentuk dekapan.

Itu berarti, setelah anak sudah mampu berjalan sendiri, menggendong lebih sebagai bentuk kemanjaan. Anak merasa lebih nyaman kalau digendong, padahal ia sudah mampu bergerak sendiri. Nah, bila anak tidak membutuhkan bantuan untuk mobilisasi dan ia sudah merasa aman, menggendong sebaiknya tidak dibiasakan. Orang-orang dulu bilang bayi nanti jadi 'bau tangan'. Ya, menggendong bukan sesuatu yang sehat bila dilakukan tanpa ada alasan.

Baca juga: Sudah Besar Kok Masih Minta Digendong

Sikap manja anak dibentuk oleh sikap ibu atau pengasuhnya dalam memperlakukan Si Kecil. Bila setiap kali anak menangis, rewel, atau dalam kondisi apapun ditanggapi dengan menggendong, anak akan membentuk kebiasaan menuntut, menagih digendong untuk hal yang paling tidak ia perlukan sekalipun. Itu bukan sikap pengasuhan yang menyehatkan jiwanya. Lagi pula, kalau tangan Moms sibuk menggendong anak terus, Moms jadi sulit beraktivitas dan Si Kecil jadi tidak bisa ditinggal.

Gendonglah anak kalau memang ada alasan untuk menggendong. Bayi yang bosan terus-menerus berbaring serta sudah waktunya melakukan kegiatan mobilisasi dan memasuki wilayah nyaman, memerlukan bantuan Moms untuk menggendongnya.

Selain itu, apabila ada rasa takut, cemas, dan fobia terhadap lingkungan atau suasana baru yang asing bagi anak, menggendong dapat memberikan rasa aman pada anak.

Anak Menangis Tak Harus Selalu Digendong

Bayi yang dibiasakan selalu digendong setiap kali menangis bisa menjadi manja. Sebab, menangis bagi anak yang belum bisa berbicara bisa berarti banyak, dan menggendong bukan selalu jadi jawaban yang tepat. Anak yang lapar, tak nyaman karena popok basah, sedang mulas, kolik, atau tidak enak badan hanya bisa mengungkapkannya dengan menangis. Kalau sudah bau tangan, walau tidak ada apapun yang membuatnya tak nyaman, anak akan menangis minta digendong.

Bila anak menangis, sebaiknya ibu atau pengasuh tidak lekas menggendong agar bayi tidak bau tangan. Menggendong hanya bila perlu saja. Anak menjadi 'bau tangan' atau tidaknya terletak pada bagaimana Moms menyikapi menggendong sekadar untuk mobilisasi dan memberikan rasa aman pada anak atau semata untuk memanjakan Si Kecil. Semoga Si Kecil tidak bau tangan, ya, Moms!

Sumber: Sahabat Nestle

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb