08 Mei 2018

Bagaimana Mengajari Anak Melampiaskan Emosi Negatif dengan Tepat?

Bagaimana Mengajari Anak Melampiaskan Emosi Negatif dengan Tepat?
Bagaimana Mengajari Anak Melampiaskan Emosi Negatif dengan Tepat?

Tanya:

Saat ini, anak saya berumur 2,5 tahun dan mulai sering-seringnya tantrum, dan melampiaskan emosi negatifnya dengan berteriak, menangis, dan sampai guling-gulingan di lantai.

Nah, sebenarnya bagaimanakah cara yang tepat untuk mengajari si anak tentang cara melampiaskan emosi negatif, seperti sedih, marah, atau kecewa, ya?

Setidaknya, agar dia bisa melampiaskannya tanpa harus memukul, menendang, atau hal lain yang bisa menyakiti dirinya sendiri atau orang lain. (Candella Sardjito)

Jawab:

Ada beberapa cara yang bisa Moms lakukan untuk membantu anak melampiaskan emosi negatifnya:

1. Bantu anak mengenali emosi

Bantu anak untuk mengenali emosi-emosi yang sedang ia rasakan dengan cara berikan nama terhadap emosi tersebut, seperti marah, kecewa, sedih, gembira dan takut.

Moms bisa menggunakan icon smiley (berupa stiker atau mom juga bisa membuatnya sendiri di kertas) untuk membantu anak mengenali berbagai bentuk emosi.

Misalnya ketika anak sedang merasa happy maka Moms tunjukkan stiker atau gambar icon smiley yang sedang tertawa.

2. Biarkan anak mengekspresikan perasaan

Berikan anak kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya. Ketika anak sedang kesal lalu menangis, jangan minta anak untuk berhenti menangis saat itu juga, beri ia waktu untuk mengekspresikan perasaannya.

Justru jika Moms melarangnya menangis maka anak akan merasa bahwa Moms menolaknya dan tidak memahaminya.

Moms bisa membantu anak untuk memahami perasaannya saat itu dengan mengatakan “Kamu kesal ya karna mainannya rusak? Daripada nangis lebih baik kita coba perbaiki sama-sama ya.”

Hal ini akan membantu anak untuk belajar memahami dan mengendalikan emosi serta perasaannya dengan cara yang tepat.

Jika anak menangis dan menyakiti dirinya sendiri atau merusak barang-barang yang ada disekitarnya, Moms segera peluk anak agar ia lebih tenang sambil mengatakan “Ibu mengerti kamu kesal karena mainannya rusak, kamu boleh menangis tapi tidak dengan melempar barang-barang yang ada, lebih baik kita coba perbaiki mainannya sama-sama.”

Ketika anak sedang emosi, Moms harus tetap tenang ya karena anak akan mencontoh perilaku orang tua ketika menghadapi masalah. Jika emosi Moms meledak-ledak maka anak pun akan mencontohnya.

3. Dengarkan keluhan anak

Pahami dan dengarkan yang menjadi keluh kesah anak. Tidak hanya orang dewasa yang ingin didengarkan, anak kecil pun demikian.

Jika Moms kurang mendengarkan maka anak justru akan semakin menunjukkan emosi negatifnya untuk mencari perhatian.

Tunjukkan padanya bahwa Moms peduli dan mengerti apa yang ia rasakan. Dengan begitu anak akan lebih bisa mengendalikan emosinya dengan baik.

Dijawab oleh Nidya Dwika Puteri, M. Psi

Sumber: Forum Orami - Ask The Expert

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb