22 September 2018

Bayi Bermata Satu Lahir di Sumatera Utara, Begini Kisahnya

Saat hamil, sang ibu diduga terpapar merkuri atau terjangkit rubella
Bayi Bermata Satu Lahir di Sumatera Utara, Begini Kisahnya

Sejatinya, kelahiran bayi menjadi kabar bahagia bagi kedua orang tuanya. Namun, kelahiran anak pasangan Atana Ariyanto dan Suriyanti justru membuat mereka syok dan sedih.

Dikutip dari Mirror.co.uk, Suriyanti melahirkan bayi perempuan dengan berat 2,4 kilogram di RSUD Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara pada 15.25 Kamis (13/9) lalu.

Putri pasangan itu lahir dengan kondisi fisik yang tidak sempurna. Bayi yang terlahir melalui operasi cesar itu terlahir dengan mata satu dan tanpa hidung, sedangkan organ lainnya lengkap.

Tidak Pernah Melakukan Pemeriksaan USG

0 pay baby with one eye
Foto: 0 pay baby with one eye

Foto: Caters News Agency

Atana dan Suriyanti kaget bukan main melihat kondisi fisik putrinya itu. Mkereka tidak menyangka anaknya terlahir dengan kondisi seperti itu. Selama hamil, Atan dan Suriyanti memang tidak pernah melakukan pemeriksaan USG sehingga tidak pernah melihat langsung kondisi putrinya itu selama dalam kandungan.

Dengan kondisi tersebut, tim dokter langsung melakukan tindakan pengawasan intensif untuk memantau kondisi bayi tersebut. Setiap 15 menit, dokter melakukan pengecekan terhadap kondisi vital si bayi. Namun, anak kelima pasangan itu harus meninggal tujuh jam setelah dilahirkan tepatnya pada pukul 22.44.

Baca Juga: Kisah Micro Baby yang Lahir dengan Berat Badan 359 gram

Diduga karena Terpapar Merkuri atau Virus Rubella saat Hamil

bayi mata satu1
Foto: bayi mata satu1

Foto: Caters News Agency

Kepala Dinas Kesehatan Mandailing Natal dr. Syarifuddin Nasution mengatakan bahwa dengan kondisi terlahir seperti itu, bayi tersebut akan mengalami masalah pernapasan dan jantung karena detak jantungnya kurang dari 100 per menit.

“Jika kondisinya membaik, kami akan merujuknya ke Medan. Namun, kami memahami bahwa bayinya tidak akan lama bertahan,” kata dr. Syarifuddin.

dr. Syarifuddin menambahkan, kondisi bayi tersebut terjadi bisa karena paparan merkuri, obat-obatan, atau virus rubella. Orang tua bayi tersebut memang tinggal di desa Kayu Jati di Panyabungan yang berdekatan dengan tambang tempat bekerja Atana.

(AND)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb