24 September 2019

Begini Penjelasan Ilmiah Soal Penyebab Cegukan

Cegukan berkepanjangan juga memicu masalah baru!
Begini Penjelasan Ilmiah Soal Penyebab Cegukan

Biasanya, cegukan merupakan gangguan kecil dan sembuh tanpa perawatan, kecuali jika tak kunjung berhenti dalam waktu lama.

Medical News Today, sempat melansir berita seputar cegukan yang berlangsung kronis. Rentang cegukannya hingga sebulan atau bahkan lebih. Kasus cegukan terpanjang yang tercatat bertahan 60 tahun.

“Jika cegukan berlangsung lebih lama dari 48 jam, maka penderita harus berkonsultasi dengan dokter karena bisa jadi mengalami kondisi medis yang serius seperti stroke dan gangguan pencernaan,” kata Dr. Donald Redelmeier, seorang dokter staf di Pusat Ilmu Kesehatan Sunnybrook dan seorang profesor kedokteran di Universitas Toronto.

Cegukan berkepanjangan juga memicu masalah baru yakni insomnia dan depresi.

Baca Juga: Janin Cegukan, Apa Penyebabnya?

Seperti Apa Proses Terjadinya Cegukan?

woman-hiccups.jpg
Foto: woman-hiccups.jpg

Foto: realsimple.com

Cegukan muncul karena kontraksi diafragma yang tiba-tiba dan tidak disengaja bersamaan dengan kontraksi laring dan penutupan total glotis (tempat pita suara).

Kondisi ini menghasilkan aliran udara yang tiba-tiba ke paru-paru, dan memunculkan suara "hik".

Baca Juga: Cara Mengatasi Cegukan pada Bayi

Kebiasaan yang Menjadi Penyebab Cegukan

Ada sejumlah faktor yang turut menjadi penyebab cegukan. Seperti terbiasa mengonsumsi makanan pedas dan panas. Dan mengiritasi saraf frenikus yang lokasinya dekat kerongkongan.

Selain itu, makan terlalu banyak sehingga menyebabkan perut kembung juga bisa jadi penyebab. Akibatnya, gas di perut bisa menekan diafragma.

“Penyebab lainnya, minum soda, cairan panas, atau minuman beralkohol, terutama minuman berkarbonasi dan mengalami stres atau emosi yang kuat,” sambung Dr Redelmeier.

Penyebab Cegukan Berkepanjangan?

hiccups.jpg
Foto: hiccups.jpg

Foto: insideedition.com

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan cegukan berlangsung terus menerus. Antara lain kondisi pencernaan termasuk penyakit radang usus, obstruksi usus kecil, atau penyakit refluks gastroesofageal (GERD).

Selain itu, bisa juga pneumonia atau asma, kondisi yang memengaruhi sistem saraf pusat (SSP), termasuk cedera otak traumatis (TNI), ensefalitis, tumor otak, atau stroke.

Lalu, kondisi yang mengiritasi saraf vagus, seperti meningitis, faringitis, atau goiter, reaksi psikologis, termasuk kesedihan, kegembiraan, kegelisahan, stres, perilaku histeris, atau shock.

“Selain itu, cegukan juga bisa disebabkan kondisi yang memengaruhi metabolisme, termasuk hiperglikemia, hipoglikemia, atau diabetes, masalah hati dan ginjal,” terang Dr Redelmeier.

Terakhir, cegukan bisa diakibatkan kanker dan efek samping perawatan misalnya kemoterapi, iritasi kandung kemih dan pankreatitis.

Baca Juga: Balita Cegukan? Bantu Hentikan Dengan 6 Cara Alami Ini

(RYO/DIN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb