31 Januari 2023

Mengenal KB Steril, Prosedur Kontrasepsi Cegah Kehamilan

Bisakah hamil lagi setelah menjalani prosedur KB steril?
Mengenal KB Steril, Prosedur Kontrasepsi Cegah Kehamilan

Beberapa pasangan suami istri mungkin memilih alat KB steril sebagai upaya proteksi atau mencegah kehamilan.

Ada beragam alasan yang dikemukakan mengapa lebih memilih KB steril ketimbang alat kontrasepsi lainnya.

Di antaranya, karena tak menginginkan keturunan lagi, memiliki lebih dari tiga anak, hingga berusia di atas 30 tahun.

Program keluarga berencana dan metode kontrasepsi memungkinkan setiap pasangan untuk mencapai jumlah anak yang mereka inginkan, dan untuk menentukan jarak kehamilan.

Apakah Moms adalah salah satu yang ingin menggunakannya? Yuk, simak penjelasan di bawah ini sebelum melakukan prosedur pemasangan.

Baca Juga: Berencana Melahirkan Normal, Ini Informasi yang Perlu Moms Ketahui!

Pengertian KB Steril

Pengertian KB Steril
Foto: Pengertian KB Steril (Marketing.co.id)

The American College of Obstetricians and Gynecologist memaparkan KB steril adalah alat kontrasepsi yang sifatnya permanen dalam mencegah kehamilan.

Adapun metode KB steril pada wanita ini disebut tubektomi. Sedangkan, prosedur KB steril atau sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi.

Proses kerja KB steril tubektomi adalah dengan cara memotong atau mengikat saluran tuba falopi.

Alhasil, sel telur tak mampu menemukan jalan menuju rahim dan rendahnya terjadi pembuahan.

Di sisi lain, sel sperma takkan mampu mencapai tuba falopi dan membuahi sel telur.

Melakukan kontrasepsi tubektomi adalah bertujuan untuk mencegah kehamilan tak terencana yang mungkin terjadi.

Dikenal dengan operasi steril kandungan, metode kontrasepsi ini banyak digunakan wanita berusia 35 tahun ke atas.

Hal ini lantaran hamil di atas usia 35 tahun ke atas cukup berisiko bagi kesehatan ibu ataupun bayi.

Baca Juga: 16 Efek Samping Implan Payudara, Bukan Hanya Memar, Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Langka!

Efektivitas KB Steril untuk Mencegah Kehamilan

Pil KB Kesuburan
Foto: Pil KB Kesuburan (Orami Photo Stocks)

Lalu, seberapa ampuh KB steril atau operasi steril kandungan ini dalam mencegah kehamilan?

Perlu dipahami sebelumnya, tubektomi bersifat permanen.

Jadi, tak seperti pil KB atau pemasangan kontrasepsi spiral yang dapat dihentikan kapan pun ketika memutuskan untuk hamil.

Konon, kemampuan tubektomi atau operasi steril kandungan untuk mencegah kehamilan mencapai 99,9%.

Artinya, dari 100 wanita yang mengikuti prosedur tubektomi, kemungkinan hanya satu yang bisa hamil.

Jadi, tubektomi adalah metode kontrasepsi yang sangat ampuh dalam mencegah kehamilan.

Efektivitas pada setiap orang tentu berbeda dan dipengaruhi dari kondisi kesehatan dan riwayat penyakit yang diderita sebelumnya.

Baca Juga: Makan Nanas Saat Hamil Bisa Bikin Keguguran, Mitos Atau Fakta?

Jenis-Jenis KB Steril

KB Implan
Foto: KB Implan (Orami Photo Stocks)

KB steril memiliki berbagai jenis ragam prosedur yang perlu pasangan suami istri ketahui.

Ada beberapa metode KB steril yang bisa dipilih tergantung pada kondisi dan kebutuhan masing-masing.

Berikut prosedur sterilisasi atau tutup kandungan yang bisa dilakukan:

1. Pembedahan Laparoskopi

Operasi tutup kandungan laparoskopi setiap orang akan dibius total melalui punggung bawah.

Kemudian, dokter dan ahli bedah akan membuat sayatan kecil pada area di atas pubis.

Lalu, dokter akan memasukkan alat laparoskopi melalui sayatan tersebut.

Tujuannya, untuk menentukan letak tuba falopi serta peralatan bedah untuk menutup saluran tuba falopi.

Mengutip Cleveland Clinic, pasca pembedahan mungkin perut akan terasa seperti membengkak dan ini adalah hal yang wajar.

Selain itu, mungkin Moms mengalami efek samping tutup kandungan seperti mual ringan.

Perdarahan vagina juga mungkin terjadi hingga satu bulan setelah operasi.

Banyak wanita tidak mengalami siklus menstruasi normal berikutnya selama empat hingga enam minggu setelah operasi.

Ketika siklus normal kembali, Moms mungkin melihat perdarahan yang lebih banyak dari biasanya untuk dua sampai tiga siklus pertama.

2. Minilaparotomy

Operasi Minilaparotomy
Foto: Operasi Minilaparotomy (Orami Photo Stock)

Untuk prosedur KB steril ini, setiap orang akan dibius lokal atau dikenal anestesi.

Pembedahan yang dilakukan ini mirip prosedur laparoskopi. Namun, perbedaannya terletak dari teknik pemotongan saluran tuba falopi.

Pada bedah laparoskopi, saluran itu akan dipotong dan dijahit kembali.

Sedangkan, minilaparotomy menggunakan teknik mengikat dan menjepit tuba falopi dengan alat khusus.

Dalam The Permanente Journal mengatakan bahwa minilaparotomy jauh lebih hemat biaya daripada laparoskopi dan nyeri yang dirasakan cukup lebih minimal.

Umumnya, jika tanpa komplikasi, pasien dengan tindakan minilaparotomy dapat langsung pulang tanpa memerlukan rawat inap.

Prosedur ini mungkin juga berguna dalam praktik urologi (misalnya untuk diseksi kelenjar panggul) dan dalam beberapa prosedur bedah umum.

Baca Juga: 10 KB yang Cocok Sebagai Cara Menunda Kehamilan Bagi Pengantin Baru yang Bisa Dicoba

3. Tuba Implan

Pada prosedur KB steril tuba implan ini tidak dilakukan pembedahan.

Tanpa ada metode pembiusan, dokter akan memasukkan seperti tabung kecil melalui vagina dan leher rahim.

Nantinya, tabung kecil ini akan dimasukkan hingga mencapai saluran tuba falopi.

Tuba implan ini tidak memotong atau mengikat saluran tuba falopi.

KB steril ini mungkin akan mengiritasi lapisan dalam tuba falopi dan meninggalkan bekas luka (jaringan parut).

Baca Juga: Cryptic Pregnancy atau kehamilan Samar, Kasus Kehamilan yang Gagal Terdeteksi

Bekas luka ini lama kelamaan dapat menutup tuba falopi dan mencegah sperma masuk untuk membuahi telur.

Metode KB steril ini dapat pulih dengan sempurna setelah tiga bulan pasca prosedur dilakukan.

Menurut penelitian, tingkat efektivitas tuba implan dalam mencegah kehamilan mencapai 99,8%.

Efek samping tutup kandungan ini berupa mual, muntah, kram, pusing, perdarahan, atau keluar flek pada vagina.

Setiap wanita akan dianjurkan untuk melakukan scan guna melihat apakah KB implan telah tertanam dengan baik di rahim.

4. Vasektomi

Prosedur Vasektomi
Foto: Prosedur Vasektomi (Biltmorecounseling.com)

Vasektomi sebagai KB steril laki-laki, dilakukan dengan memotong sedikit lapisan pada kelamin laki-laki.

Prosedur bedah untuk KB steril pria atau kontrasepsi permanen ini akan memblokir atau memotong setiap tabung vas deferens.

Tujuannya tak lah adalah untuk mencegah sperma keluar dari air mani. Umumnya, sel sperma yang tinggal di testis akan diserap oleh tubuh.

Sekitar 3 bulan setelah vasektomi, air mani tidak akan mengandung sperma, sehingga tidak dapat menyebabkan kehamilan.

Mengutip Center European of Journal Urology, ejakulasi setelah vasektomi tetap sama seperti sebelum prosedur.

Tidak ada perubahan pada kemampuan untuk berejakulasi atau munculnya cairan ejakulasi.

Satu-satunya perbedaan dalam ejakulasi adalah tidak adanya sperma di dalam air mani.

Baca Juga: Vasektomi & Tubektomi, KB Permanen untuk Pria dan Wanita

Bisakah Hamil Setelah Pakai KB Steril?

Positif Hamil
Foto: Positif Hamil (Orami Photo Stock)

Setelah sterilisasi atau tutup kandungan, beberapa wanita mungkin saja hamil melalui perawatan kesuburan.

Faktor terjadinya pembuahan setelah KB steril adalah tergantung dari metode yang digunakan dan ketidakcocokan.

Ada banyak metode KB steril, sehingga efek samping dan efektivitas di tiap orang tentu berbeda.

Lalu, salah satu yang juga sering dikhawatirkan, adakah risiko dan komplikasi dari KB steril?

Sebenarnya, tubektomi atau KB steril pada wanita merupakan prosedur yang aman.

Waktu pemulihan biasanya tak lebih dari satu minggu. Sangat jarang sekali terjadi risiko tubektomi berupa berupa kehamilan di luar rahim.

Risiko lain yang kemungkinan terjadi adalah perdarahan, infeksi karena luka yang tak sembuh secara sempurna dan cedera pada bagian perut.

Baca Juga: 5 Gangguan dan Penyakit Penyebab Mimisan

Komplikasi KB Steril

Kontrasepsi IUD
Foto: Kontrasepsi IUD (Freepik.com/user15145147)

Selain itu, ada beberapa komplikasi yang dapat meningkatkan risiko efek samping tutup kandungan steril.

Di antaranya adalah berpotensi mengalami penyakit diabetes, obesitas, dan radang panggul.

Tentunya sebelum Moms memutuskan memilih metode KB steril, perlu dibicarakan dengan pasangan dan keluarga.

Pastikan Moms mempertimbangkan dengan matang. Pasalnya, prosedur ini bersifat permanen.

Mungkin Moms pernah mendengar informasi mengenai operasi pembatalan tubektomi.

Tindakan operasi ini bertujuan untuk memperbaiki saluran tuba falopi agar fungsinya dapat kembali normal dan kehamilan bisa terjadi lagi.

Baca Juga: 8 Ciri Kekurangan Asam Folat saat Hamil, Waspada!

Bisakah KB Steril Dilepas?

Alat Sterilisasi
Foto: Alat Sterilisasi (Orami Photo Stocks)

Namun, perlu kita tahu bahwa keberhasilan operasi ini tidak bisa dijamin.

Bahkan, pada kebanyakan kasus saluran tuba falopi justru tak bisa disambungkan kembali, meski perbaikan tuba falopi berhasil dilakukan.

Dengan kata lain, mengusahakan agar bisa hamil setelah menjalani KB steril tentu sangat sulit dibandingkan perempuan yang tak mengikuti tubektomi.

Sekali lagi, KB steril merupakan prosedur kontrasepsi yang sangat efektif untuk mencegah kehamilan dan bersifat permanen.

Jadi, bila Moms kemudian berubah pikiran, tentu akan sulit sekali dikembalikan pada kondisi semula.

Baca Juga: Bagaimana Cara KB Alami dengan Menghitung Masa Tidak Subur?

Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum KB Steril

Program Hamil KB
Foto: Program Hamil KB

Moms, KB steril sifatnya permanen. Jadi, Moms dan Dads harus betul-betul yakin dulu sebelum mengambil keputusan.

Dikutip dari Chapel Hill Obgyn, berikut ini beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan KB steril.

Ingat, komunikasi terbuka dengan pasangan sangat penting saat mempertimbangkan melakukan KB steril.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

  • Meskipun Moms mungkin siap untuk prosedur sterilisasi, apakah pasangan benar-benar mendukungnya?
  • Apakah Moms mempertimbangkan sterilisasi permanen hanya karena pasangan menginginkannya?
  • Apakah Moms memiliki masalah kesehatan mendasar yang harus kami pertimbangkan?
  • Jika Moms mengalami perubahan dalam keadaan hidup, jika Moms bercerai, apakah ada kemungkinan Moms ingin memiliki anak dengan pasangan baru nantinya?
  • Sudahkah Moms mendiskusikan semua opsi yang dipertimbangkan dengan dokter kandungan?

Baca Juga: Panduan Memilih Alat Kontrasepsi yang Tepat di Masa Pandemi Corona

Jangan sampai, pemilihan kontrasepsi KB steril ini menjadi hal yang tidak dipikirkan dengan matang.

Hal ini lantaran setelah pemasangan steril, tak menutup kemungkinan sejumlah efek samping akan terjadi.

Nah, itulah beberapa hal yang wajib Moms ketahui tentang KB steril.

Bagaimana Moms, akan memilih KB steril atau tidak? Jika masih bingung, maka bisa langsung berkonsultasi dengan dokter kandungan, ya!

  • https://www.acog.org/womens-health/faqs/sterilization-for-women-and-men
  • https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/4933-sterilization-by-laparoscopy
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3108411/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5656365/
  • https://www.who.int/health-topics/contraception#tab=tab_1
  • https://chapelhillobgyn.com/blog/best-options-for-permanent-birth-control/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb