16 Agustus 2022

Bolehkah Balita Minum Kopi? Ini 7 Risiko Kebanyakan Kafein pada Anak

Anak tak boleh mengonsumsi kafein lebih dari 45 mg dalam sehari
Bolehkah Balita Minum Kopi? Ini 7 Risiko Kebanyakan Kafein pada Anak

Kopi tak hanya digemari kalangan dewasa dan remaja. Anak-anak pun tergiur untuk menikmatinya. Tapi, apakah boleh balita minum kopi?

Secara umum, belum ada standar yang resmi dari badan kesehatan tertentu yang menginformasikan aturan tentang balita minum kopi.

Akan tetapi, mengingat risiko yang mungkin timbul, sebaiknya balita tak dibiasakan minum kopi.

Berikut ini Orami sudah merangkum informasi seputar balita minum kopi yang tak boleh Moms lewatkan. Yuk, disimak!

Baca Juga: Anak Suka Kopi Kekinian, Amankah?

Bolehkah Balita Minum Kopi?

balita minum kopi.jpg
Foto: balita minum kopi.jpg

Foto: Balita Minum (parentology)

Kopi adalah minuman yang kaya akan manfaat dan tentu saja, lezat. Namun, manfaat tersebut hanya berlaku pada orang dewasa saja.

Balita, terutama bayi yang berusia 2 tahun, membutuhkan minuman yang lebih sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Kandungan kafein dalam kopi disinyalir dapat menyebabkan berbagai risiko bagi balita minum kopi terlalu sering.

Kafein merupakan zat stimulan alami yang bisa ditemukan dari berbagai sumber. Misalnya:

  • Kopi
  • Soda
  • Teh
  • Minuman energi

Adapun peran dari zat stimulan ini adalah membantu seseorang tetap terjaga dan berenergi.

Nah, kopi ternyata mengandung kafein paling tinggi. Dalam secangkir kopi, diperkirakan terkandung 95 mg kafein.

Melansir Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, balita tak boleh mengonsumsi kafein lebih dari 45 mg dalam sehari.

Artinya, secangkir kopi saja sudah melebihi kadar kafein yang diperbolehkan bagi balita dalam sehari.

Melansir Johns Hopkins All Children’s Hospital, hingga saat ini belum ada pedoman federal untuk asupan kafein bagi anak-anak. 

Tetapi, negara seperti Kanada memiliki beberapa pedoman dasar jumlah kafein untuk anak, yaitu:

  • Usia 4-6 tahun: 45 mg (sekitar setengah cangkir kopi)
  • Usia 7-9 tahun: 62,5 mg
  • Usia 10-12 tahun: 85 mg
  • Remaja: 85-100 mg

Faktanya, tulis Healthline, Komite Nutrisi dan Dewan Kedokteran Olahraga dan Kebugaran AAP menyimpulkan bahwa kafein tidak termasuk dalam daftar makanan anak-anak dan remaja.

Baca Juga : Apa Minum Kopi Bisa Mencegah Anak Kejang Saat Demam?

Risiko Balita Minum Kopi

shutterstock 523332448
Foto: shutterstock 523332448

Foto: Anak Minum (Orami Photo Stocks)

Lalu, apa saja dampak kafein bagi balita?

Konon, kopi dapat memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan anak dalam jangka panjang.

Nah, berikut ini beberapa risiko bila balita minum kopi:

1. Insomnia

Jam tidur balita hingga usia 12 tahun adalah 11 jam sehari. Waktu tidur ini diperlukan agar semua fungsi tubuh bekerja baik dan optimal.

Nah, bila balita minum kopi, kafein akan tersimpan dalam tubuh hingga 8 jam setelahnya.

Alhasil, ketika jam tidur tiba, balita masih belum mengantuk. Jam tidurnya pun jadi berantakan.

Karena kurang tidur, ia akan minum kopi untuk menambah stamina dan kewaspadaan. Siklus ini akan terus berulang dan balita jadi susah tidur atau insomnia.

2. Hiperaktif, Gelisah, dan Sulit Konsentrasi

Bagi orang dewasa, kopi dapat meningkatkan energi dan membantu dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Akan tetapi, bagi balita, kopi justru akan menimbulkan efek negatif, seperti:

Alhasil, Si Kecil mungkin jadi kurang berhati-hati dalam beraktivitas.

Ini terjadi karena balita lebih rentan terhadap kafein ketimbang orang dewasa.

Selain itu, balita masih sulit mengendalikan diri. Dampaknya, ia sulit berkonsentrasi duduk di kelas, tidak bisa diam dan malah merasa resah.

Baca Juga: Si Kecil Susah Tidur? 5 Makanan Ini Bisa Bantu Bayi Tidur Lebih Nyenyak

3. Mengalami Gangguan Penyerapan Kalsium

Risiko balita minum kopi terlalu sering selanjutnya adalah gangguan kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium secara optimal.

Kafein merupakan unsur yang dapat mengganggu penyerapan kalsium dalam tubuh. Ya, kafein dalam kopi bersifat diuretik, artinya memicu produksi urine.

Nah, semakin cepat atau sering air kemih ini dikeluarkan ginjal, makin banyak kalsium yang belum sempat diserap tubuh malah ikut terbuang.

Padahal Moms, kalsium sangat penting dan diperlukan anak untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat.

Kekurangan kalsium justru menimbulkan gigi berlubang bahkan berisiko bisa menghambat pertumbuhan balita.

4. Nafsu Makan Turun

Kopi merupakan minuman stimulan yang justru berdampak pada selera makan. Jika balita minum kopi berlebih, maka nafsu makan balita jadi turun.

Padahal, balita dalam masa pertumbuhan sangat perlu berbagai asupan gizi dari makanan.

Karena itu, Moms perlu memperhatikan bila balita sulit makan, namun doyan minum kopi.

Bahkan, kafein dapat menimbulkan gangguan pencernaan pada anak dengan tanda-tanda mual atau sakit perut.

Ini tentu akan menyebabkan jadi makin tidak berselera makan.

Baca Juga: Malas Makan? Simak 12 Penyebab Nafsu Makan Berkurang

5. Meningkatkan Risiko Obesitas

Kopi sebenarnya rendah kalori, tapi minuman ini kini sering dijual dengan tambahan sirup, krim, dan saus karamel.

Ketiganya banyak mengandung gula dan kalori. Jika balita minum kopi terlalu sering seperti ini, asupan gula dan kalorinya tentu sangat tinggi.

Asupan gula berlebih adalah salah satu faktor penyebab obesitas.

Pada penelitian yang sama, balita berusia 2 tahun yang sering minum kopi berisiko 3 kali lipat lebih besar mengalami obesitas ketika memasuki TK.

6. Meningkatkan Risiko Kekurangan Gizi

Balita minum kopi dan minuman berkafein lain juga dapat meningkatkan risiko mengalami kekurangan gizi.

Pasalnya, minuman-minuman tersebut tidak mengandung nutrisi, seperti vitamin dan mineral, yang dibutuhkan anak pada masa pertumbuhannya.

Mengonsumsi jenis minuman ini secara berlebihan dapat meningkatkan risiko balita mengalami kekurangan gizi.

7. Menimbulkan Ketergantungan

Bila Si Kecil terlanjur sering minum kopi, kafein dapat memicu ketergantungan.

Sehingga, balita berisiko mengalami berbagai gangguan dalam jangka panjang. Misalnya, penyakit jantung atau kerusakan saraf.

Nah, risiko ini tentu akan makin tinggi bila kebiasaan atau ketergantungan minum kopi sudah dimulai sejak dini.

Baca Juga: Benarkah Bayi ikut Terpapar Kafein Jika Busui Hobi Minum Kopi?

Itu dia Moms risiko membiarkan balita minum kopi, bahkan hingga berlebihan.

Melansir The American Academy of Pediatrics, walaupun anak sudah boleh minum kopi di usia 12 tahun, penting untuk tetap membatasi porsi konsumsinya.

Moms juga harus mengingat, jumlah kafein yang dikonsumsi harus dibatasi agar tidak lebih dari 100 mg dalam sehari.

Jadi, lebih baik hindari memberikan kafein pada Si Kecil, terutama balita, ya, Moms!

  • https://www.verywellfamily.com/is-coffee-safe-for-toddlers-4151748#:~:text=No%2C%20probably%20not.,impact%20on%20your%20child's%20development.
  • https://www.healthline.com/health/baby/coffee-for-babies#if-its-ok
  • https://www.jaacap.org/article/S0890-8567(18)31884-7/fulltext
  • https://www.hopkinsallchildrens.org/ACH-News/General-News/Is-Coffee-Bad-for-Kids
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/is-coffee-bad-or-kids
  • https://www.seattleschild.com/your-kid-wants-to-drink-coffee-is-that-ok/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb