
Setiap anak memiliki keunikannya tersendiri dalam perkembangan dan pertumbuhannya, bahkan ketika mereka kakak beradik. Moms tidak bisa menyamakan perkembangan anak kedua akan sama persis seperti kakaknya.
Terkadang, Moms dan pasangan sebagai orangtua akan menemukan beberapa tantangan saat membesarkan seorang anak. Namun, terlepas dari tantangan yang akan dihadapi, tentunya mempunyai anak menjadi anugerah yang tidak ternilai harganya.
Baca Juga: 6 Aturan Berinteraksi dengan Orang Asing yang Harus Diajarkan Pada Balita
Foto: interaksi anak
Selama masa pertumbuhan dan perkembangan anak, akan selalu membutuhkan pengenalan terhadap banyak hal yang baru. Salah satunya adalah pengenalan dunia luar dan berinteraksi dengan orang lain.
Selain anggota keluarga, anak perlu berinteraksi dengan orang baru walaupun harus tetap dalam pengawasan orang tuanya. Hal ini ditujukan agar anak mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan hingga ia tumbuh dengan percaya diri.
Namun, kenyataannya, tidak semua anak bisa dengan mudah berinteraksi dengan orang yang baru dikenalnya. Sebagian tidak mau untuk ke luar rumah, sebagian merasa malu jika berinteraksi dengan orang lain, sebagian yang lain bahkan menolak keras untuk bertemu dengan orang lain.
Nah, di sini adalah peran Moms dan pasangan untuk dapat memahami kondisi anak tersebut dan mencari cara untuk mengatasinya.
Baca Juga: Pentingnya Komunikasi Nonverbal Saat Berinteraksi dengan Balita
Cara mengatasi anak yang sulit untuk berinteraksi dengan orang lain tentunya bukan dengan memaksanya karena hal tersebut dapat menimbulkan trauma dalam diri anak.
Seorang early childhood practitioner dan co-founder Rumah Dandelion bernama Carmelia Riyadhni, memberikan pendapatnya tentang penyebab anak tidak mau berinteraksi dengan orang lain serta cara mengatasinya.
“Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk beradaptasi. Kenapa anak tidak mau untuk berinteraksi dengan orang lain bisa dilihat dari berbagai sisi. Apakah tempatnya baru ia kunjungi, sehingga anak perlu observasi dulu. Atau tempatnya terlalu bising dan terlalu banyak orang yang mendekat padahal dia perlu waktu dulu untuk berkenalan,” ungkap Carmelia saat bincang-bincang melalui Kulwap Orami Community pada Selasa (5/3) lalu.
Melihat ada berbagai macam mungkin penyebab anak merasa enggan untuk berinteraksi dengan orang lain di tempat baru, orang tua harus memiliki trik agar bisa mengatasi kondisi tersebut.
Namun ingat Moms, menghadapi masalah ini bagi setiap anak punya cara yang masing-masing yang berbeda ya.
Baca Juga: Si Kecil Sulit Berinteraksi dengan Temannya, Kenali 7 Tanda Sindrom Asperger pada Balita
Foto: interaksi anak
Foto: theconversation
Menurut Carmelia, ada cara yang bisa dilakukan Moms dan pasangan untuk membantu anak agar mampu beradaptasi dengan lingkungan atau kondisi yang baru. Caranya dengan memberikan narasi kepada anak ketika mau mengunjungi tempat baru sehingga ia tidak merasa kaget.
Moms bisa mengatakan pada anak misalnya, “dek, nanti kita akan tempat A, ya, banyak tante dan om yang mau kenalan dan main sama adek” atau menggunakan kalimat sebagainya. Setidaknya, biasakan anak untuk menyiapkan diri terlebih dulu,” ujar Carmelia.
Tindakan sederhana ini dapat dengan mudah diterapkan pada anak yang sudah berusia 2 tahun, namun tidak salahnya dilakukan sejak dini ya Moms.
Nah, ketika anak sudah berani untuk berkenalan dengan orang lain di tempat umum, tak ada salahnya untuk memberikannya pujian serta tindak afeksi seperti pelukan dan ciuman. Tindakan ini akan membuat anak merasa dihargai dan dicintai.
Baca Juga: Pindah Ke Rumah Baru? Ini Caranya Agar Anak Cepat Beradaptasi
Tentunya untuk mewujudkan hal di atas membutuhkan proses dan waktu. Moms dan pasangan diharapkan selalu menjaga kesabaran.
Hindari memarahi atau menekan anak di hadapan orang lain ketika ia tidak mau berbicara pada orang yang baru ditemuinya.
Tetap hargai anak sebagai seorang individu yang memiliki perasaan ya Moms!
(DG/IRN)
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.