12 Maret 2023

Yuk, Ketahui Cara Membaca Label Nutrisi yang Tepat

Penting untuk memerhatikan label kemasan, demi kesehatan si kecil
Yuk, Ketahui Cara Membaca Label Nutrisi yang Tepat

Saat membeli makanan kemasan, sudahkah Moms tahu cara membaca label nutrisi yang tepat?

Makanan dalam kemasan memang menjadi daya tarik tersendiri ya, Moms. Tidak hanya anak-anak, bahkan kita orang dewasa juga ikut penasaran.

Selain jenisnya yang beragam, biasanya makanan kemasan memang memiliki cita rasa yang lebih enak karena bahan-bahan yang terkandung di dalamnya.

Oleh karena itu, penting sekali bagi Moms untuk mencermati kandungan bahan dalam sebuah makanan kemasan, bukan hanya melihat harga atau mereknya.

Terkait hal tersebut, ada sebuah penelitian dari Koalisi Advokasi Aliansi Strategis Pangan Sehat dan Kegiatan Lingkungan Amerika dalam Claiming Health: Front of Package Labelling of Children's Food.

Penelitian yang dipulikasikan diPrevention Institutetersebut mengungkapkan, bahwa 84% dari produk anak berlabel 'better for you' yang diperiksa tidak memenuhi standar gizi dasar.

Temuan yang lainnya diungkapkan bahwa dan 95% dari produk mengandung tambahan gula, 57% memiliki kadar gula yang lebih tinggi dan 53% rendah serat.

Selain itu, 53% tidak mengandung buah atau sayuran, 36% tinggi bahan sodium, dan lebih dari 24% produk adalah makanan siap saji yang tinggi lemak jenuh.

Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk cermat membaca kandungan gizi dan nutrisi makanan.

Berikut ini, Orami sudah merangkum cara membaca label nutrisi agar Moms lebih teliti. Disimak yuk, Moms!

Baca Juga: 13+ Makanan Penambah Berat Badan yang Enak dan Bernutrisi!

Pentingnya untuk Tahu Cara Membaca Label Nutrisi

Cara Membaca Label Nutrisi (istock.com)
Foto: Cara Membaca Label Nutrisi (istock.com)

Bila Moms tahu cara membaca label nutrisi, itu dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, di antaranya:

1. Tahu Jumlah Kalori yang Dikonsumsi

Kebutuhan kalori per hari umumnya adalah 2.000 kkal untuk wanita dan 2.500 kkal untuk pria.

Namun, jumlah ini dapat berubah berdasarkan:

  • Usia
  • Berat badan
  • Tinggi badan
  • Aktivitas harian

Pada setiap label nutrisi makanan kemasan, tertulis angka energi total dalam satuan kkal per takaran saji.

Angka ini dapat menjadi patokan berapa jumlah kalori yang Moms dapatkan jika mengonsumsi satu kemasan produk tersebut.

2. Bantu Penuhi Nutrisi Harian

Nutrisi yang tepat dan sesuai kebutuhan adalah kunci tubuh sehat.

Nah, dengan tahu cara membaca label nutrisi, akan sangat bermanfaat, lho!

Ini karena Moms dapat membandingkan jenis dan nilai nutrisi dalam dua produk yang serupa.

Contohnya, jika Moms ingin membeli produk keripik kentang, bacalah label nutrisi dan bandingkan kandungan lemak jenuh pada beberapa produk yang berbeda.

Setelah itu, pilihlah produk dengan lemak jenuh paling rendah agar lebih sehat.

Baca Juga: 7 Nutrisi Wajib dalam Menu Diet Ibu Hamil

Cara Membaca Label Nutrisi

Cara Membaca Label Nutrisi (shuterstock.com)
Foto: Cara Membaca Label Nutrisi (shuterstock.com)

Setelah tahu pentingnya, ini dia cara membaca label nutrisi yang tepat dilansir dari Healthline.

1. Sajian Perkemasan

Cara membaca label nutrisi yang pertama adalah dengan perhatikan sajian perkemasan.

Umumnya informasi nilai gizi suatu produk berdasarkan pada satu kali penyajian.

Jika mengkonsumsi produk tersebut lebih dari 1 kali penyajian, maka kontribusi jumlah asupan kalori dan semua nutrisi yang ada dalam produk tersebut akan lebih tinggi.

Contohnya, suatu produk keripik memiliki keterangan “4 sajian per kemasan”.

Ini artinya setiap satu kemasan bisa dibagi menjadi 4 sajian atau dikonsumsi sebanyak 4 kali dengan tiap frekuensi konsumsi menghabiskan satu sajian.

Begitu pun bila Moms makan dua bungkus keripik tersebut, asupan kalori dan gizi yang Anda dapat menjadi 8 kali lipat.

2. Kalori Total Persajian

Berikutnya, cara membaca label nutrisi yang harus Moms ketahui adalah perhatikan kalori total persajian.

Kalori total pada informasi nilai gizi menunjukkan banyaknya energi yang akan didapatkan dari setiap sajian makanan atau minuman.

Penulisan kalori biasanya disertai keterangan “kalori dari lemak” yang dihitung tersendiri karena tidak termasuk kalori total.

Misalnya, sebungkus makaroni punya keterangan “kalori total per sajian” sebanyak 250 kkal dan “kalori dari lemak” sebanyak 110 kkal.

Apabila Moms mengonsumsi satu sajian makaroni tersebut, Moms akan memperoleh 250 kkal energi ditambah 110 kkal lagi dari lemak.

Jika Moms menghabiskan satu bungkus makaroni yang terdiri dari 3 sajian, berarti seluruh kalori tersebut perlu dikali 3.

3. Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Berikutnya, Moms harus tahu cara membaca label nutrisi pada bagian agka kecukupan gizi (AKG).

AKG merujuk pada kebutuhan energi harian rata-rata yaitu sebesar 2.000 kkal.

Nilai ini menunjukkan jumlah zat gizi dalam satuan berat seperti miligram (mg) atau gram (gr) atau disajikan dalam bentuk persentase (%) AKG.

Setiap zat gizi memiliki rekomendasi asupan harian masing-masing.

Sementara itu, persentase AKG yaitu perbandingan antara zat gizi dalam suatu produk dengan total zat gizi yang Moms butuhkan.

Misalnya, ada satu kotak jus jeruk yang terdiri dari satu sajian. Produk ini mengandung vitamin C yang setara dengan 50% AKG per sajian.

Dengan mengonsumsi satu kotak jus jeruk tersebut, Moms telah memenuhi 50% kebutuhan vitamin C per hari.

Baca Juga: Kupas Tuntas Soal Malnutrisi pada Anak, dari Gejala hingga Cara Mencegahnya

Bahan-Bahan yang Banyak Digunakan dalam Makanan Kemasan

Foto: pinterest.com

Ada beberapa bahan, yang sering digunakan dalam makanan kemasan.

Beberapa di antaranya sudah dinyatakan aman, dengan takaran tertentu dalam penggunaannya.

Berikut ini adalah beberapa contoh bahan makanan yang sering Moms temui:

1. Monosodium Glutamat (MSG)

Inilah bahan yang paling sering ditambahkan dalam makanan kemasan, dan sekaligus paling sering menuai pro dan kontra.

Badan Pengwas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada tahun 1995 menyatakan bahwa MSG termasuk sebagai bahan bumbu masakan, seperti halnya:

  • Garam
  • Merica
  • Gula

Sehingga aman bagi tubuh. Meskipun begitu, MSG tidak diperbolehkan ditambahkan pada makanan anak.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 69/1999, BPOM Indonesia melarang tegas penambahan MSG pada makanan pendamping ASI maupun susu formula.

Hal tersebut untuk menghindari risiko gangguan kesehatan yang mungkin timbul, karena pencernaan anak-anak yang belum kuat. 

2. Dietary Fiber

Serat yang bisa membantu menurunkan kolesterol. Suatu makanan disebut tinggi serat apabila memiliki 5mg per takaran penyajian.

Makanan yang termasuk ke dalam dietary fiber ini adalah:

  • Biji-bijian
  • Biji gandum
  • Buah-buahan
  • Sayuran
  • Kacang-kacangan

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Serat Si Kecil dengan Jenis Buah-buahan Ini

3. Lecithin

Biasanya ditambahkan ke dalam cokelat dan snack yang dipanggang (cookies misalnya).

Lecithin biasanya terkandung dalam kuning telur, kedelai dan ikan.

4. Modified Food Starch

Dibuat dari jagung, kentang, gandum atau jenis tepung lainnya, digunakan sebagai pengental dalam sebuah makanan.

5. Gula

Dalam label makanan, Moms biasa menemukan dua macam gula, yaitu gula alami dan gula tambahan.

Ingatlah selalu untuk mengecek jumlah gula yang ditambahkan ke produk makanan atau minuman.

Baca Juga: Atasi Sembelit Hingga Baik untuk Diet, Ini Dia 17 Manfaat Lobak untuk Kesehatan

Kenali Beberapa Istilah Penting dalam Label Kemasan Makanan

Istilah dalam Label Kemasan (istock.com)
Foto: Istilah dalam Label Kemasan (istock.com)

Selain memahami cara membaca label nutrisi dan bahan pembuat makanan, Moms juga harus cermat dalam membaca istilah yang ada dalam label kemasan.

Jangan sampai terkecoh dengan beberapa istilah yang terlihat “menggiurkan”. Yuk, simak istilah-istilah berikut ini!

1. All Natural

Meskipun terdengar sangat alami, namun makanan berlabel all natural ini masih memungkinkan mengandung:

  • Pengawet
  • Sodium (garam)
  • High fructose corn syrup

2. Sugar Free

Label ini bukan berarti menyatakan bahwa produk tersebut tanpa gula.

Namun biasanya produk sugar free memiliki kadar gula kurang dari 0,5 gr per takaran penyajian.

3. Gluten Free

Gluten merupakan salah satu jenis protein yang biasa terkandung di dalam gandum hasil persilangan (Triticale), gandum biasa, dan barley.

Makanan yang memiliki kemasan bertuliskan gluten-free atau bebas gluten berarti makanan tersebut tidak mengandung protein gluten.

Biasanya anak dengan gangguan perkembangan autisme dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) disarankan untuk mengonsumsi gluten free products.

4. Istilah Lain yang Memicu Alergi

Ada pula beberapa bahan yang memicu alergi, sehingga masuk ke dalam label kemasan, yaitu:

  • PF: bebas kacang
  • TNF: bebas kacang tanaman
  • DF: bebas kandungan susu
  • EF: bebas kandungan telur

Baca Juga: Waspada, Dampak Buruk Makanan Chiki dan Snack Kaya MSG pada Anak

Itu dia Moms cara membaca label nutrisi dan istilah lable kemasan lainnya.

Setelah mengetahui beragam istilah dalam label kemasan makanan anak, apakah Moms jadi lebih jeli dalam memilih produk untuk keluarga?

Yuk, berbagai pengalaman di kolom komentar di bawah ini!

  • http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/page/4/bagaimana-cara-membaca-informasi-nilai-gizi
  • https://www.momsindonesia.com/article/redirect/lifestyle/ketahui-cara-membaca-label-fakta-gizi-pada-makanan-dan-minuman-kemasan
  • https://www.healthline.com/nutrition/how-to-read-food-labels
  • https://baltimore.cbslocal.com/2020/12/17/reading-food-labels-consumer-tips/
  • https://www.preventioninstitute.org/publications/claiming-health-front-of-package-labeling-of-childrens-food

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb