01 Oktober 2019

Catat! Ini 5 Cara Mengatasi Bulimia

Mulai dari perbaikan nutrisi, psikoterapi, hingga dukungan keluarga
Catat! Ini 5 Cara Mengatasi Bulimia

Pengobatan bulimia tidak hanya dari sisi medis. Konseling nutrisi, psikoterapi, dan dipadu dengan obat-obatan perlu dikombinasikan untuk mengatasi bulimia.

Tujuannya, tidak hanya untuk memulihkan perilaku makan normal, tetapi juga untuk mengobati komplikasi medis dan mengatasi masalah psikologis yang menjadi penyebab bulimia. Dukungan keluarga juga menjadi faktor penting keberhasilan pengobatan bulimia.

Pada dasarnya, cara mengatasi bulimia tergantung pada kondisi masing-masing pasien. American Psychiatric Association (APA) merekomendasikan penanganan bulimia dimulai dengan kombinasi konseling gizi dan psikoterapi, cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif.

Berikut cara mengatasi bulimia yang dapat dilakukan.

Baca Juga: Mengenal Diabulimia, Gangguan Makan yang Paling Berbahaya di Dunia

1. Konseling Nutrisi

Nutritional-Counseling-Services- michirospecialists.co.jpg
Foto: Nutritional-Counseling-Services- michirospecialists.co.jpg

Untuk menghentikan siklus makan gila-gilaan dan ‘perilaku kompensasi’ (mengeluarkan kembali makanan yang dikonsumsi), pasien perlu menyusun dan mengatur waktu makan.

Selain itu, menyesuaikan asupan kalori harian dengan jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan berat badan.

Mengatur pola makan yang bernutrisi dan bebas gula dapat membantu mengurangi kebiasaan makan berlebih. Selain itu, berhenti konsumsi alkohol, kafein, penambah rasa, garam berlebih, dan rokok.

Konsumsi makanan seimbang, ditambah dengan vitamin C 1.000 miligram, vitamin B kompleks 50 miligram, dan suplemen multivitamin.

2. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau Terapi Perilaku Kognitif

images (25).jpg
Foto: images (25).jpg

Foto: Pearlofthesearetreat.com

CBT membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pemikiran yang menyimpang (tentang diri mereka sendiri dan makanan) yang menjadi penyebab perilaku bulimia dan menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasi tekanan hidup.

CBT biasanya membutuhkan 20 sesi pertemuan selama lima bulan. Sesi tersebut untuk menganalisis perilaku dan menemukan cara untuk mengubah pemikiran pasien yang mendasari kebiasaan bulimia.

Selain itu, CBT biasanya dikombinsikan dengan dengan obat-obatan atau menambahkan jenis psikoterapi lainnya secara bertahap, seiring dengan membaiknya pasien.

Hal tersebut untuk membantu pasien mengatasi gejala psikologis dan menghindari kekambuhan.

Baca Juga: 3 Alasan Bulimia dan Anoreksia Dapat Memengaruhi Kesuburan

3. Self-Help

selfhelp.jpg
Foto: selfhelp.jpg

Foto: Standard.co.uk

Menyadari ada perilaku yang salah, kemudian melakukan penanganan dengan mencari kelompok yang mendukung penanganan bulimia, dapat membantu beberapa pasien. Akan tetapi, terapi ini tidak semaksimal terapi lainnya.

4. Obat-obatan

GettyImages-107429764%202.jpg
Foto: GettyImages-107429764%202.jpg

Foto: Allure.com

Antidepresan dapat membantu mengurangi gejala bulimia bersamaan dengan melakukan psikoterapi. Antidepresan untuk mengatasi bulimia yang diijinkan oleh Food and Drug Administration (FDA) adalah fluoxetine (Prozac), sejenis Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI).

SSRI dengan cepat mengurangi frekuensi makan berlebihan dan meningkatkan mood. Untuk mengurangi risiko kekambuhan, sebagian besar dokter merekomendasikan penggunaan antidepresan terus-menerus selama minimal sembilan bulan hingga satu tahun lebih.

5. Dukungan Keluarga

Week22_FamilyMemberSupports.jpg
Foto: Week22_FamilyMemberSupports.jpg

Foto: Tpoftampa.com

Perawatan dengan bantuan dukungan keluarga dapat membantu orang tua melakukan intervensi untuk menghentikan perilaku makan yang tidak sehat pada anak-anak atau remaja.

Tujuannya, di samping membantu pasien bulimia, untuk membantu keluarga menangani masalah-masalah yang bulimia bisa pada anak-anak di usia remaja dan anggota keluarga lain.

Sebuah studi pada 80 pasien bulimia dengan rentang usia 12-19 tahun, hasilnya terapi keluarga lebih efektif daripada psikoterapi suportif (yang mengeksplorasi masalah psikologis umum daripada mencoba mengubah pola makan).

Setelah enam bulan perawatan, sebanyak 39 persen dari pasien muda yang menjalani terapi keluarga berhenti dari kebiasaan bulimia.

Baca Juga: Pahami dan Waspadai Risiko Bulimia Selama Kehamilan Berikut Ini

Penanganan bulimia membutuhkan dukungan berbagai pihak, terutama keluarga. Pasalnya, keluarga merupakan support system yang dapat membantu keberhasilan berbagai terapi penanganan bulimia.

Masakan penuh nutrisi yang dibuat dengan cinta oleh Moms juga akan sangat berarti lho!

(SWN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb