24 Juni 2022

Childfree, Ketika Pasangan Memilih Tidak Ingin Punya Anak, Ketahui Beragam Alasannya di sini

Memilih punya anak atau tidak, yang penting hidup harus bahagia!
Childfree, Ketika Pasangan Memilih Tidak Ingin Punya Anak, Ketahui Beragam Alasannya di sini

Menikah dan memiliki anak adalah bagian dari kebahagiaan sebagian besar orang. Namun belakangan, banyak pasangan yang memilih untuk childfree. Apakah Moms dan pasangan adalah salah satunya?

Kenyataannya, banyak pasangan yang tampaknya masih menginginkan dikarunia anak seiring meningkatnya minat penggunaan teknologi IVF atau bayi tabung.

Namun, fakta lainnya juga banyak wanita masih sering dipermalukan karena memilih untuk tidak menjadi ibu atau childfree.

Baca Juga: Yuk Simak 10 Tips Menjadi Keluarga Bahagia!

Apa itu Childfree?

apa itu childfree
Foto: apa itu childfree (freepik.com/pressfoto)

Foto: apa itu childfree? (freepik.com/pressfoto)

Childfree adalah keputusan untuk tidak mau memiliki anak dengan berbagai pertimbangan dan alasan yang mendasari pasangan yang bersangkutan.

Namun, sampai saat ini banyak yang menilai bahwa childfree bertentangan dengan norma agama dan budaya.

Meski begitu, saat ini konsep DINKS (Double Income No Kids) sedang naik daun.

Faktanya, apa pun alasan untuk tidak memiliki anak, menjadi childfree tidak didasari oleh anggapan bahwa bayi sangat mengerikan.

Ini hanya tentang gaya hidup yang dipilih. Karena bagaimanapun keputusan untuk hidup sebagai childfree adalah pilihan pribadi.

Alasan tidak punya anak bisa bermacam-macam, mulai dari karir, perjalanan, keuangan, dan lainnya.

Jika pasangan memilih untuk bebas anak, bukan berarti hidup tidak membosankan atau membosankan atau tanpa arah bagi mereka!

Bahkan, dilansir dari Michigan State University, para peneliti menemukan seperempat orang dewasa yang memilih untuk childfree mereka tetap bisa hidup dengan bahagia.

Pasangan yang memilih keluar dari peran sebagai orang tua tampaknya lebih menghargai pasangannya.

Childfree merupakan pilihan hidup bagi sebagian orang saat ini, bahkan wanita muda.

Mulai banyak orang yang berpandangan dan menyadari manfaat yang berbeda dengan childfree.

Dengan demikian, mereka membuat keputusan berdasarkan informasi untuk menjalani kehidupan childfree.

Ada juga pasangan yang sudah menikah dan memiliki hobi bepergian dan bekerja keras untuk mempertahankan hobi mereka.

Di tengah kesibukannya sebagai pekerja, mereka membutuhkan waktu luang untuk pergi mendaki atau bersantai di tepi pantai, yang semuanya mungkin tidak akan tercapai dengan kehadiran anak di sekitar mereka.

Baca Juga: Punya Anak dengan Seabrek Aktivitas? Kenapa Tidak!

Alasan Pasangan Memilih Childfree

Alasan Pasangan Memilih Childfree
Foto: Alasan Pasangan Memilih Childfree (pexels.com)

Foto: alasan pasangan memilih childfree (Orami Photo Stock)

Pasangan childfree adalah pasangan yang sengaja memilih untuk tidak memiliki anak, sehingga tidak menyerah pada tekanan sosial dan patriarki untuk memiliki anak.

Bukan berarti mereka egois. Sekali lagi, memutuskan untuk childfree adalah pilihan pribadi.

Memiliki anak hanya untuk menyenangkan masyarakat di sekitar, meski tidak menginginkannya adalah konyol.

Terlebih ketika finansial Moms dan Dads untuk membesarkan anak tidak mendukung. Lebih baik menjadi egois daripada menjadi bodoh.

Memiliki anak bukanlah suatu pencapaian, terutama jika Moms dan Dads ragu-ragu untuk berkomitmen dalam mengasuh anak.

Berikut adalah beberapa alasan ketika pasangan memutuskan untuk hidup tanpa anak, seperti dilansir dari Bonobology.

1. Masalah Keuangan

Menurut artikel Times of India, biaya membesarkan anak dari konsepsi hingga perguruan tinggi adalah sekitar 7 juta Rupee India atau lebih dari 1 milyar rupiah.

Belum termasuk uang untuk hiburan, kesehatan, dan pengeluaran lain-lain untuk anak tersebut.

Jadi pada dasarnya, memiliki anak berarti Moms harus memilih antara memiliki mobil atau rumah mewah atau membesarkan anak.

Bertanya-tanya mengapa tidak memiliki anak itu baik? Pilihannya terlihat sedikit sederhana sekarang, bukan?

2. Faktor Lingkungan

Sudah jadi rahasia umum, dunia sedang sekarat dengan adanya perubahan iklim yang akan berdampak di masa depan, populasi meningkat, es di kutub mencair.

Tingkat kriminalitas tinggi juga menjadi pertimbangan pasangan untuk hidup sebagai childfree daripada harus membesarkan anak di lingkungan yang seperti itu.

Baca Juga: Hubungan Suami Istri Setelah Punya Anak, Benarkah Jadi Lebih Dekat?

3. Selalu Dapat Bepergian

Jika Moms dan Dads adalah tipe pasangan yang bekerja keras sepanjang weekday, dan menginginkan perjalanan liburan tanpa ribet hanya bersama pasangan, maka keputusan menjadi childfree adalah hal tepat.

Salah satu alasan populer bagi pasangan untuk tidak memiliki anak adalah karena mereka ingin menghabiskan waktu bepergian menikmati waktu tanpa harus memikirkan segala kebtuhan anak.

Keputusan untuk childfree bisa membuat Moms pergi kemana pun dan kapan pun, tanpa perlu memertimbangkan lokasi ramah anak, tanpa perlu menghadapi anak yang mendadak rewel.

4. Mendekorasi Rumah Sesuka Hati

Moms bisa mendekorasi rumah dengan barang pecah belah favorit tanpa takut anak-anak memecahkannya.

Selain itu, tirai dan dinding rumah juga akan bebas dari coretan-coretan Si kecil.

Tidak ada susu yang tumpah, tidak ada mainan yang tergeletak, dan rumah selalu dalam kondisi rapi.

Baca Juga: 9 Kebiasaan yang Jadi Penyebab Kemandulan, Segera Hentikan!

5. Bisa Tidur Nyenyak

Moms bisa mendapatkan tidur yang cukup dan bahkan tertidur di sofa sambil menonton acara tv favorit tanpa khawatir.

6. Seks di Mana Saja dan Kapan Saja

Para orang tua, kapan terakhir kali Moms dan Dads bersenang-senang tanpa gangguan? Apakah punya anak mengganggu kehidupan seks Moms dan Dads?

Salah satu alasan untuk childfree adalah karena mereka berpotensi menghambat kehidupan pernikahan Moms dan Dads hingga tidak memungkinkan kalian menikmati seks yang hebat.

Hukum Childfree dalam Islam

Hukum Childfree dalam Islam
Foto: Hukum Childfree dalam Islam

Foto: hukum childfree dalam Islam (Orami Photo Stock)

Dalam Islam, terdapat beberapa tindakan penolakan wujud anak berdasarkan kajian fiqih, dilansir dari Islam NU, yaitu:

  • Tidak menikah.
  • Menahan diri tidak berhubungan intim setelah menikah.
  • Tidak memasukkan sperma ke dalam rahim (tidak inzâl).
  • Menumpahkan sperma di luar vagina ('azl).

Semua tindakan tersebut sama halnya dengan childfree.

Imam Al-Ghazali menjelaskan, bahwa tindakan ‘azl atau menumpahkan sperma di luar vagina hukumnya boleh seperti hukum memilih tidak menikah sama sekali.

Pendapat Imam Al-Ghazali yang menyatakan menolak anak sebelum potensial wujud atau sebelum sperma berada dalam rahim perempuan adalah boleh, mendapat dukungan dari Az-Zabidi yang menyatakan:

إِذْ لَا يَجِبُ عَلَيْهِ النِّكَاحُ إِلَّا عِنْدَ وُجُودِ شُرُوطِهِ. فَإِذَا تَزَوَّجَ لَا يَجِبُ عَلَيْهِ إِلَّا الْمَبِيتُ وَالنَّفَقَةُ. فَإِذَا جَامَعَ لَا يَجِبُ عَلَيهِ أَنْ يُنْزِلَ. فَتَرْكُ كُلِّ ذَلِكَ إِنَّمَا هُوَ تَرْكٌ لِلْفَضِيلَةِ

Artinya: “Karena sebenarnya seorang lelaki tidak wajib menikah kecuali saat terpenuhi syarat-syaratnya.

Sebab itu, bila menikah maka ia tidak wajib melakukan apa pun kecuali menginap di suatu tempat bersama istri dan menafkahinya.

Bila ia menyetubuhinya, maka tidak wajib baginya untuk inzâl atau memasukan sperma ke rahim istri.

Karena itu, meninggalkan semua hal tersebut hanyalah meninggalkan keutamaan, tidak sampai makruh apalagi haram.” (Az-Zabidi, V/380).

Namun demikian kebolehan ini dapat berubah sesuai berbagai faktor yang memengaruhinya.

Jika childfree yang dalam praktiknya dilakukan dengan menghilangkan sistem reproduksi secara total, maka hukumnya adalah haram.

Yang Mana Lebih Bahagia?

Yang Mana Lebih Bahagia?
Foto: Yang Mana Lebih Bahagia?

Foto: punya anak atau childfree (Orami Photo Stocok)

Apakah seseorang cenderung lebih bahagia dengan anak-anak atau justru yang childfree?

Ini jelas merupakan pertanyaan yang jauh lebih kompleks daripada yang terlihat.

Karena faktor individu akan memainkan peran besar dalam keputusan seseorang akan childfree dan bagaimana hal itu akan berjalan baik untuk mereka.

Dikutip dari Science Focus, tahap awal saat bayi lahir merupakan kondisi yang sangat intens, setidaknya bagi ibu.

Proses melahirkan dan menyusui menyebabkan sistemnya dibanjiri hormon oksitosin, "hormon cinta", yang memperkuat ikatan emosional dan menyebabkan seseoranh mengalami lebih banyak kesenangan dengan hubungan interpersonal.

Dan sulit membayangkan hubungan interpersonal yang lebih kuat daripada hubungan antara ibu dan bayi.

Jadi, emosi yang seorang ibu alami setelah memiliki anak akan jauh lebih intens daripada yang mungkin seseorang alami ketika memilih childfree.

Baca Juga: Ayah Mengalami Perubahan Setelah Memiliki Anak? Benarkah?

Hal ini juga berlaku untuk ayah dan jenis orang tua lainnya juga. Ibu kandung mungkin memiliki koneksi paling langsung dengan bayinya karena bayi tumbuh di dalam tubuhnya sendiri.

Terlebih, setiap otak manusia terprogram untuk merespons bayi secara positif.

Bau yang mereka keluarkan, fitur wajah mereka yang besar, dan kerentanan mereka.

Otak seseorang mengalami respons yang tinggi terhadap semua ini, sehingga memaksa untuk melindungi dan terikat.

Namun, pengalaman ikatan yang intens dan kebahagiaan yang tak hingga ini pada akhirnya mungkin bisa saja hilang.

Bukannya orang tua tidak mencintai anak-anak mereka atau menyesalinya, tetapi bayi dan kemudian anak-anak, sangat menuntut, sehingga orang tua bertanggung jawab penuh atas mereka.

Malam-malam tanpa tidur, popok kotor, pengeluaran, kekacauan, fakta bahwa hidup seorang ibu bukan lagi milik pribadinya, dapat benar-benar meningkatkan stres dan emosi negatif.

Kesenangan yang dimiliki bersama serta kesenangan melihat mereka dewasa, yang mungkin saja tidak dapat dirasakan orang-orang yang memilih childfree.

Secara keseluruhan, pengalaman emosional keluarga yang childfree dan yang tidak, akan cukup berbeda.

Meskipun begitu, berdasarkan penelitian di Public Library of Science, menunjukkan bahwa pasangan yang childfree dengan pasangan yang sudah punya anak, tidak ditemukan adanya perbedaan dari kepuasan hidup.

Dari penelitian tersebut telah membantah sejumlah pendapat yang mengatakan bahwa memiliki anak dikatakan dapat hidup lebih bahagia daripada yang tidak.

Namun, tentu semuanya kembali pada pilihan masing-masing dan juga pastinya sesuai kesepakatan bersama pasangan.

Apapun pilihannya, childfree atau tidak, akan memberikan dampak positif dan negatif tersendiri yang mana harus diatasi oleh masing-masing sesuai dengan konsekuensi pilihan tersebut.

Karena, sejatinya apa pun pilihan Moms dan Dads, baik itu punya anak atau tidak, punya anak banyak atau sedikit, semua harus dijalani dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Dan yang jauh lebih penting dari itu semua, yang penting menikmati kehidupan dengan sebaik-baiknya, dan bahagia!

  • https://msutoday.msu.edu/news/2021/childfree-adults
  • https://www.bonobology.com/awesome-reasons-childfree/
  • https://www.sciencefocus.com/the-human-body/does-having-kids-make-you-happy/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8208578/
  • https://islam.nu.or.id/nikah-keluarga/hukum-asal-childfree-dalam-kajian-fiqih-islam-CuWgp

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb