06 April 2024

Ciri-ciri dan Contoh Hadits Shahih dari Rasulullah SAW

Hadits shahih ini dapat menjadi pegangan dalam beribadah
Ciri-ciri dan Contoh Hadits Shahih dari Rasulullah SAW

Hal-hal mengenai hadits shahih sebenarnya harus diketahui oleh umat Islam.

Sebab, hadis jenis ini benar-benar bersumber dari Rasulullah SAW.

Sebagai pedoman umat Islam selain Alquran, ini merupakan petunjuk dari beliau kepada manusia saat berada di dunia.

Segala perbuatan umat Islam yang jelas bersumber dari Allah SWT dan Rasul-Nya akan menghasilkan pahala apabila dikerjakan.

Agar tidak salah mengamalkan hadis, kenali ciri-ciri hadits shahih berikut ini!

Baca Juga: 3+ Hadis tentang Niat dan Maknanya, Wajib Tahu!

Mengenal Jenis-Jenis Hadits

Alquran
Foto: Alquran (Orami Photo Stocks)

Melansir Arobiyah Institute, ditinjau dari segi kekuatannya, hadis terbagi menjadi 3, yakni hadits shahih, hadits hasan, dan hadits daif (dhaif).

Secara istilah, hadits shahih ini adalah hadis yang memiliki persyaratan terpercaya sebagai perkataan, perbuatan, atau persetujuan Rasulullah SAW.

Menurut Syeikh Utsaimin, hadits shahih merupakan hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi (orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits) yang adil, sempurna, dan dhabith, dengan sanad yang bersambung, serta selamat dari syadz dan illat yang merusak.

Mengetahui kebenaran sebuah informasi yang mengatasnamakan Rasulullah (hadits) sangatlah penting.

Para ulama hadits membagi hadits berdasarkan kualitasnya dalam tiga kategori, yaitu hadits shahih, hadits hasan, hadits dhaif.

1. Hadits Shahih

Hadits shahih ialah hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang berkualitas dan tidak lemah hafalannya, serta di dalam sanad dan matannya tidak ada syadz dan illat.

Mahmud Thahan dalam Taisir Musthalahil Hadits menjelaskan tentang pengertian hadits shahih, yakni:

ما اتصل سنده بنقل العدل الظابط عن مثله إلى منتهاه من غير شذوذ ولا علة

Artinya: “Setiap hadits yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit dari awal sampai akhir sanad, tidak terdapat di dalamnya syadz dan ‘illah.

Baca Juga: 114 Daftar Surat Alquran dan Artinya serta Keutamaan Membaca Alquran yang Wajib Dipahami

2. Hadits Hasan

Hadits hasan hampir sama dengan hadits shahih, yaitu hadits yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit, serta tidak terdapat syadz dan ‘illah.

Perbedaan dari kedua jenis hadits ini adalah kualitas hafalan perawi hadits hasan tidak sekuat hadits shahih.

Ulama hadits sebenarnya berbeda-beda dalam mendefinisikan hadits hasan.

Menurut Mahmud Thahhan, definisi yang mendekati kebenaran adalah definisi yang dibuat Ibnu Hajar.

Menurut beliau, hadits hasan ialah:

هو ما اتصل سنده بنقل العدل الذي خف ضبطه عن مثله إلى منتهاه من غير شذوذ ولا علة

Artinya: “Hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi adil, namun kualitas hafalannya tidak seperti hadits shahih, tidak terdapat syadz dan ‘illah.

3. Hadits Dhaif

Hadits dhaif ialah hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits shahih dan hadits hasan.

Dalam Mandzumah Bayquni, disebutkan bahwa hadits hasan adalah:

وكل ما عن رتبة الحسن قصر # فهو الضعيف وهو اقسام كثر

Artinya: “Setiap hadits yang kualitasnya lebih rendah dari hadits hasan adalah dhaif dan hadits dhaif memiliki banyak ragam.

Dilihat dari definisinya, dapat dipahami bahwa hadits shahih adalah hadits yang kualitasnya paling tinggi, kemudian di bawahnya adalah hadits hasan.

Para ulama juga sepakat bahwa hadits shahih dan hasan dapat dijadikan sebagai sumber hukum.

Sementara hadits dhaif ialah hadits yang lemah dan tidak bisa dijadikan sebagai sumber hukum.

Baca Juga: 3+ Hadis tentang Niat dan Maknanya, Wajib Tahu!

Pengertian Hadits Shahih

Alquran
Foto: Alquran

Pengertian hadits shahih dibagi berdasarkan pendapat beberapa ulama, namun yang paling terkenal diberikan oleh Imam Ibnu Ash-Shalah:

هو الحديث المسند الذي يتصل إسناده بنقل العدل الضابط عن العدل الضابط إلى منتهاه، ولا يكون شاذا ولا معللا

Artinya: "Hadits yang bersambung sanadnya dengan dinukilkan oleh perawi yang adil lagi dhabith dari perawi yang adil dan dhabith juga, hingga ke akhir sanadnya, serta hadits tersebut tidak syadz, juga tidak memiliki ‘illah (cacat).” (Ulumul Hadits: 11-12)

Secara bahasa, yang dimaksud dengan dhabith adalah isim fa’il dari (ضَبَطَ – يَضْبطُ) dhabatha – yadhbithu, yang berarti menghafalnya dengan pasti.

Sedangkan menurut istilah, dhabith yang dimaksud adalah hafizh yang teliti dan benar. Artinya, riwayat-riwayat yang tepat sesuai ajarannya.

Baca Juga: Kelebihan Menanam di Polybag, Murah dan Fleksibel!

Dari pengertian hadits tersebut, terdapat beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh sebuah...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb