04 September 2018

Dampak Buruk Memukul Bokong untuk Menghukum Anak

Bukannya kapok, anak justru jadi trauma
Dampak Buruk Memukul Bokong untuk Menghukum Anak

 

Zaman dahulu, menghukum anak yang tidak patuh dengan kekerasan fisik dianggap sebagai hal yang lumrah. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, memukul anak atau menghukum dengan kekerasan sudah menjadi suatu hal yang patut dihindari.

Bahkan, Perancis baru-baru ini mengeluarkan undang-undang yang melarang orangtua menghukum anaknya dengan kekerasan fisik. Kekerasan fisik yang dimaksud sangat luas cakupannya, mulai dari memukul, menampar, atau memukuli bokong anak.  

Kebijakan pemerintah Perancis ini dinilai sebagai suatu kemajuan dalam upaya menghentikan kekerasan terhadap anak. Harapannya orangtua akan mencari cara lain yang lebih manusiawi dalam mendidik anak-anaknya.

Namun, benarkah hukuman dengan kekerasan benar-benar memberikan dampak buruk buat anak? Cari tahu jawabannya, yuk.

 

Anak Tidak Jera

Menurut seorang pakar psikologi, Sandra Graham-Bermann, anak yang dihukum dengan kekerasan tidak akan merasa jera. Ia memang akan merasa ketakutan ketika dipukuli atau dihukum. Namun, anak tetap tidak bisa memahami mengapa perbuatannya salah. Di masa depan pun anak akan melakukan kenakalan yang sama.

 

Masalah Emosional dan Perilaku

Anak yang biasa dihukum dengan kekerasan fisik cenderung tumbuh menjadi orang yang kasar dan agresif. Ini karena anak melihat kekerasan dan hukuman keras adalah satu-satunya cara untuk meluruskan suatu masalah atau untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Pada banyak kasus, anak juga menunjukkan perilaku pemberontak.

  

Trauma Masa Kecil

Jika anak mendapatkan hukuman yang cukup parah dari orangtuanya, anak bisa tumbuh dengan trauma masa kecil. Akibatnya, saat beranjak dewasa anak kesulitan membangun relasi yang positif dengan orang lain.

Hal ini disebabkan oleh rasa takut dan terancam, bahkan ketika berhubungan dengan orang-orang terdekatnya. Anak tumbuh dengan pikiran bahwa orangtua yang seharusnya melindunginya bisa menyakitinya, apalagi orang asing.

  

Moms bisa kok mendidik anak tanpa harus menggunakan kekerasan. Ingat, ketegasan itu tidak identik dengan hukuman fisik. Jadi, ketika anak sudah sangat keterlaluan dan Moms sudah tidak bisa menahan emosi lagi, ambil jeda dulu.

Suruh anak masuk ke kamarnya dan berpikir soal perbuatannya, sementara Moms bisa melakukan hal lain untuk menenangkan diri. Tanpa dipukuli atau dihukum, anak bakal bersikap lebih terbuka dan mau mendengarkan omongan Moms.

Daripada memukul bokong anak ketika ia berbuat onar, lebih Moms jelaskan apa saja konsekuensi dari tindakannya tersebut. Bantulah anak untuk memahami mengapa perbuatannya tidak bisa diterima. 

 

Bagaimana, Moms? Apakah masih mau menggunakan kekerasan fisik pada anak atau ingin mencoba cara lain yang lebih lembut tapi efektif?

 

(IA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb