30 Agustus 2019

Do's & Don’ts Menghadapi Balita Tantrum

Jangan ajak anak bicara saat tantrum, Moms
Do's & Don’ts Menghadapi Balita Tantrum

Si Kecil lagi-lagi mengamuk. Kali ini karena tidak boleh makan permen, tadi pagi karena tidak mau mandi. Moms rasanya sudah kehabisan akal dan kesabaran untuk menghadapi balita berusia dua tahun ini.

Moms, tantrum adalah hal yang wajar terjadi pada balita karena ia belum mengerti cara mengekpresikan perasaannya dengan baik.

Agar bisa menghadapinya dengan lebih baik, Moms perlu tahu hal yang perlu dilakukan dan harus dihindari saat menghadapi balita tantrum.

DO: Perhatikan Pemicu Tantrum

1-DO Perhatikan Pemicu Tantrum.jpg
Foto: 1-DO Perhatikan Pemicu Tantrum.jpg

Foto: raisingchildren.net.au

Tantrum bisa terjadi saat anak lapar atau haus, lelah atau mengantuk, kurang sehat, atau mengalami transisi seperti memiliki adik baru.

Setelah mengetahui pemicunya, Moms bisa mencegah tantrum terjadi kembali dengan menerapkan rutinitas (misalnya makan, tidur, atau mandi) di waktu yang sama setiap hari.

Antisipasi tantrum dengan menyiapkan camilan dan minuman atau memberikan pilihan pada anak agar ia merasa dilibatkan dan lupa akan tantrumnya.

Baca Juga: Bisakah Tantrum Menyakiti Si Kecil?

DO: Tetap Tenang

2-DO Tetap Tenang.jpeg
Foto: 2-DO Tetap Tenang.jpeg (Orami Photo Stock)

Foto: lifehack.org

Memang tak mudah untuk tetap tenang dan sabar saat Si Kecil mengamuk.

Tapi, karena anak senang mencontoh, ia akan lebih mudah anteng jika Moms melakukan hal yang sama. Ini beberapa hal yang bisa Moms lakukan:

  • Tarik nafas dalam-dalam dan percaya bahwa tantrum ini akan berlalu
  • Posisikan diri Moms selevel dengan anak
  • Letakkan tangan Moms di bahu atau punggung anak
  • Berbicaralah dengan suara yang tenang dan lembut
  • Berempatilah kepada anak. Biarkan ia tahu bahwa Moms mendengarkan mereka dan memahami kenapa mereka marah
  • Jangan abaikan Si Kecil. Tantrum menguras energi dan emosi anak. Jika Moms bersikap tak peduli, anak akan merasa tidak aman.

DO: Ajarkan Anak Mengekspresikannya dengan Cara yang Lebih Baik

3-DO Ajarkan Anak Mengekspresikannya dengan Cara yang Lebih Baik.jpeg
Foto: 3-DO Ajarkan Anak Mengekspresikannya dengan Cara yang Lebih Baik.jpeg

Foto: sheknows.com

Jika anak sudah menunjukkan tanda akan tantrum, alihkan perhatiannya dengan melakukan kegiatan lain. Misalnya, minta dia membantu Moms atau ajak ia bermain. Dia akan lupa akan marahnya.

Jika tantrum terlanjur terjadi, peluk anak setelah dia agak tenang dan katakan bahwa mengamuk bukanlah hal yang baik.

Ajak dia untuk melampiaskan emosinya dengan menggambarkan perasaannya, memukul bantal, atau berteriak di luar.

Baca Juga: 7 Makanan yang Bisa Redakan Tantrum Balita, Moms Mau Coba?

DO: Bantu Anak Mengenali Perasaannya

4-DO Bantu Anak Mengenali Perasaannya.jpg
Foto: 4-DO Bantu Anak Mengenali Perasaannya.jpg

Foto: kidsmentalhealthinfo.com

Balita belum punya kosakata yang luas dan belum bisa mengenali maupun mengomunikasikan perasaan mereka.

Bantulah mereka dengan menyebutkan nama perasaan yang mereka alami dan bahasa tubuh yang mereka gunakan. Misalnya “Kamu sedang marah, ya… Itu kamu teriak-teriak dan memukul-mukul sofa.”

DON’T: Mengajak Anak Bicara Saat Tantrum

5-DON’T Mengajak Anak Bicara Saat Tantrum.jpg
Foto: 5-DON’T Mengajak Anak Bicara Saat Tantrum.jpg

Foto: ytimg.com

Mengajak anak bicara atau menanyakan alasan anak mengamuk hanya akan membuat tantrum berlangsung lebih lama. Saat mengamuk, anak tak bisa mendengar Moms, apalagi berpikir logis.

Biarkan anak meluapkan perasaannya saat tantrum. Moms bisa membantu anak mengidentifikasi emosinya dan mengatakan bahwa Moms akan bicara lagi setelah anak tenang.

Jika Si Kecil sudah lebih kalem, barulah Moms bisa menanyakan alasannya mengamuk dan apa yang sebaiknya ia lakukan lain kali alih-alih tantrum.

Baca Juga: Tantrum Si Kecil Ternyata Hal yang Baik, Ini 5 Alasannya

DON’T: Menyerah

6-DON’T Menyerah.jpg
Foto: 6-DON’T Menyerah.jpg

Foto: todaysparent.com

Kadang, karena pusing dengan tangisan anak, kita merasa ingin menyerah saja dengan mengabulkan permintaan Si Kecil.

Tapi, hal ini bisa berakibat buruk untuk jangka panjang, Moms. Anak akan melihat bahwa mengamuk membuat Moms menuruti keinginannya, sehingga tantrum malah akan sering terjadi.

Jadilah Moms yang peduli tapi tegas dan konsisten. Hindari pula menyogok anak saat ia tantrum karena itu sama saja dengan menyerah.

DO: Kenali Tantrum yang Tidak Normal

7-DO Kenali Tantrum yang Tidak Normal.jpg
Foto: 7-DO Kenali Tantrum yang Tidak Normal.jpg

Foto: Thinkstock

Tantrum hanyalah fase yang akan berlalu dan menghilang saat anak berumur sekitar empat tahun.

Namun, jika anak menyakiti diri sendiri dan menyerang orang lain dengan melempar, menendang, memukul, atau tindakan berbahaya lainnya, Moms perlu segera menghentikannya.

Hubungi ahlinya untuk mengonsultasikan perilaku anak tersebut.

Semoga dengan membaca pembahasan di atas, Moms bisa menghadapi tantrum dengan lebih bijak, ya.

(EMA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb