Eduseries: “Aku Merasa Makin Bersalah dengan Anakku, namun Saat Ini Aku Harus Tetap Bekerja”

Seri: Menjadi Ibu Pekerja yang Bahagia
Eduseries: “Aku Merasa Makin Bersalah dengan Anakku, namun Saat Ini Aku Harus Tetap Bekerja”

Cerita Pengantar

“Ma….bantuin bikin gambar pesawat dong…, aku enggak bisa nih ngikutin contohnya Bu Guru di zoom ” pinta Rara kepada Mama nya,

“Maaf ya Nak, mama belum bisa bantuin nih, masih meeting. Rara gambar sendiri dulu aja ya...” kata mama Ami

“Oke Ma…” kata Rara dengan akspresi agak kecewa.

“Aku jadi merasa makin bersalah dengan Anakku, tidak bisa membersamainya dengan penuh, tapi saat ini aku harus tetap bekerja...” (Mama Ami berkata dalam hati sambil menghela nafas panjang)

Moms & Dads,

Apakah pernah mengalami hal yang sama dengan cerita di atas? Dilema yang sering dihadapi oleh para Ibu yang bekerja, perasaan terbelah antara ingin bersama dengan anak dan kewajiban untuk bekerja demi masa depan anak.

Dalam Orami Eduseries ini, Moms & Dads akan belajar mengenai:

  1. Parenting by Guilt
  2. Menjaga Keseimbangan
  3. Menjadi Ibu bekerja yang bahagia

Bagian 1: Parenting by Guilt

Eduseries 2.jpg
Foto: Eduseries 2.jpg

Dewasa ini, semakin banyak Moms tidak hanya berperan sebagai Ibu rumah tangga melainkan juga ikut ambil peran untuk bekerja, baik bekerja kantoran maupun berbisnis sendiri.

Keputusan untuk tetap bekerja bukan hanya karena adanya tekanan finansial, seperti harus membantu suami dalam mencari nafkah tetapi juga menjadi sebuah bagian dari aktualisasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih bahagia dengan diri sendiri. Tentu saja hal tersebut adalah sebuah kewajaran, karena seorang ibu juga perlu ruang untuk menumbuhkan dirinya.

Namun, menjadi seorang ibu yang bekerja seringkali mengalami perasaan dilema. Apasih yang menyebabkan perasaan dilema itu muncul? Biasanya perasaan dilema muncul karena merasa kurang bisa memaksimalkan kehadirannya untuk anak dan suami, ini disebabkan karena sifat ibu yang pada dasarnya senang mengasuh (nurture). Sebagai contoh, perasaan bersalah dapat muncul ketika Moms merasa tidak bisa memberi dukungan saat anak membutuhkan, misalnya tidak bisa membersamai Si Kecil saat sekolah online.

Perasaan dilema ini bisa jadi cukup tinggi sehingga meninggalkan perasaan bersalah yang mendalam. Hal ini justru akan mempengaruhi pola interaksi yang terjadi antara Ibu dan anak, yang seringkali menjadi kurang menyehatkan karena adanya perasaan bersalah selama proses pengasuhan.

Moms & Dads, ternyata perasaan dilema ini bisa semakin bertambah kuat ketika seorang ibu dihadapkan pada tuntutan masyarakat mengenai sosok Ibu yang ideal, yang harus mampu melakukan perannya secara sempurna baik di rumah maupun di dalam pekerjaan yang ditekuninya (Amy Westervelt dalam buku berjudul “Forget Having It All.)

Catatan Kecil

Perasaan bersalah yang terlalu besar akan menyulitkan mom untuk bisa fokus pada kebutuhan anak ataupun mengatur prioritas. Hal ini bisa dirasakan oleh anak dan justru akan menjadi tantangan untuk membangun kedekatan yang sehat.


Bagian 2: Menjaga Keseimbangan

Eduseries 3.jpg
Foto: Eduseries 3.jpg

Menjaga keseimbangan peran itu sangat penting lho, Mom. Apalagi ketika Mom memilih untuk menjadi pekerja, baik sebagai pegawai kantor atau memiliki bisnis sendiri. Hal ini tentu saja tidak mudah karena seringkali ada hal yang pada akhirnya perlu diprioritaskan. Tapi jangan khawatir, selama Mom menyadari bahwa penempatan prioritas utama adalah anak, pada prakteknya, upaya mencapai keseimbangan dapat dilakukan secara dinamis, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Misalnya, weekend ini ternyata harus bekerja, prioritasnya adalah pekerjaan, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa weekend depan bisa dihabiskan bersama anak. Dengan pengaturan keseimbangan yang baik, Mom dapat mengurangi perasaan bersalah yang muncul.

Pada prakteknya tentunya tidak akan mudah, apalagi kalau pekerjaan yang ditekuni oleh Mom sangat menyita perhatian dan waktu. Atau pekerjaan tersebut mengharuskan Mom untuk banyak melakukan perjalanan ke luar kota sehingga harus meninggalkan anak di rumah. Tentunya akan terasa sangat berat terutama saat anak masih kecil.

Perasaan bersalah karena tidak memiliki waktu cukup untuk bisa mengamati tumbuh kembang anak bisa semakin besar dan akhirnya bisa mempengaruhi pekerjaan yang dilakukan.

Catatan Kecil

Jika memang pekerjaan menjadi sangat menyita perhatian, ada baiknya untuk bisa membuat pertimbangan mengenai hal ini. Apalagi jika Mom tidak bahagia saat bekerja. Jangan lupa untuk membicarakan kepada pasangan, ataupun orang terdekat Mom untuk mendapatkan masukan dan bantuan.


Bagian 3: Menjadi Ibu Pekerja yang Bahagia

Eduseries 4.jpg
Foto: Eduseries 4.jpg

Menjadi Ibu pekerja mungkin tidak menjadi pilihan untuk kebanyakan orang. Namun jika hal ini yang menjadi pilihan Mom saat ini, ada baiknya Mom bisa menerapkan beberapa tips dibawah ini untuk membantu mengurangi perasaan bersalah karena meninggalkan anak-anak di rumah apabila diasuh oleh orang lain:

  1. Menyakinkan Diri
    Ada baiknya untuk benar-benar meyakinkan diri bahwa peranan saat ini memang yang perlu dan ingin Mom lakukan, yaitu menjadi working mom.

    Dengan meyakinkan diri bahwa dengan bekerja akan membantu Mom menjadi Ibu yang lebih baik akan menolong Mom untuk benar-benar menjalani peran sebagai working mom dengan lebih baik, dan mengurangi perasaan bersalah.
  2. Mengatur Emosi dengan Baik
    Bekerja bisa menyita waktu dan emosi ya, Mom, untuk itu dibutuhkan kemampuan pengelolaan emosi yang baik supaya Mom dapat memisahkan kehidupan kantor/pekerjaan dengan kehidupan rumah.

    Apakah Mom pernah mengalami perasaan lelah di salah satu peran dan mempengaruhi peran lainnya? Misalkan saat Mom ada masalah di kantor dan akhirnya membawa masalah tersebut ke rumah? Jika hal terbut terjadi, Mom akan menjadi unreachable di mata anak-anak atau suami. Mungkin pengaruhnya juga akan muncul dalam bentuk perilaku yang lebih mudah marah atau tidak responsive dengan kebutuhan anak atau suami. Nah, untuk mencegah hal tersebut terjadi, Mom perlu mengamati tanda-tanda overload sehingga bisa segera mengambil waktu untuk menyelami yang dirasakan agar tidak mempengaruhi lingkungan sekitar, terutama kepada anak-anak.
  3. Libatkan suami
    Kerjasama yang baik dengan suami menjadi penting banget Mom, terutama kalau jenis pekerjaan Mom sangat erat dengan penugasan ke luar kota atau mengharuskan travelling, sehingga ada waktu tertentu yang tidak berada dirumah.

    Melibatkan suami dalam pengasuhan memberikan peran agar anak tetap merasakan kehadiran orang tuanya meskipun Mom harus pergi beberapa saat. Komunikasikan juga dengan suami apa saja yang kira-kira dibutuhkan serta membuat perjanjian pembagian tugas dalam proses pengasuhan, misalnya kegiatan A, B dan C adalah tugas Mom sedangkan kegiatan D, E, F adalah tugas Dad.

    Pembagian tugasnya juga tidak perlu terlalu kaku, bisa disesuaikan dengan kondisi rumah tangga Moms & Dads semua. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk saling memberikan bantuan dan dukungan, terutama ketika ada situasi-situasi khusus dalam pekerjaan.
  4. Temukan Waktu
    Seperti kata pepatah “mencari waktu akan sulit dilakukan, tetapi waktu harus ditemukan”. Mom bisa menemukan waktu khusus agar bisa bersama dengan anak secara penuh, baik secara emotional and secara fisik.

    Kehadiran secara emosi akan sangat berarti bagi anak karena ia bisa merasakan bahwa Mom & Dad hadir bukan sebagai kewajiban tetapi sebagai bentuk cinta kasih kepada anak.
  5. Sadari bahwa tidak ada Ibu yang sempurna
    Tuntutan untuk berhasil menjalani seluruh peran antara ibu dan pekerja tentu saja dapat membuat Mom menjadi stress atau tertekan. Sehingga jangan pernah membandingkan Mom atau anak-anak Anda dengan orang lain.

    Sebab dengan membandingkan akan membuat Mom merasa selalu kurang dan pada akhirnya malah memperkuat perasaan bersalah. Padahal setiap orang memiliki kondisinya masing-masing yang mungkin tidak bisa dilihat secara dalam oleh orang lain.

Catatan Kecil:

Sebagai seorang ibu yang harus berperan dengan maksimal di pekerjaan dan rumah dapat melelahkan sehingga mengambil waktu untuk diri sendiri menjadi sangat penting. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk anak-anak. Selalu ingat bahwa ibu yang bahagia akan menularkan kebahagiannya ke seluruh rumah.

Quote.jpg
Foto: Quote.jpg


Moms and Dads, jadilah yang pertama mereview Orami Parenting Eduseries!

Klik di sini!


  • https://www.healthline.com/health/parenting/mom-guilt#effects
  • https://www.abc.net.au/news/2019-12-11/expert-tips-for-parents-on-dealing-with-parental-guilt/11582810
  • https://hbr.org/2020/09/how-to-let-go-of-working-mom-guilt

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb