08 Februari 2023

8 Bahaya Vape untuk Kesehatan, Tidak Lebih Aman dari Rokok!

Vape dan rokok tembakau bisa merusak otak, lho Moms
8 Bahaya Vape untuk Kesehatan, Tidak Lebih Aman dari Rokok!

Moms pernahkah mendengar bahwa vape lebih baik dari rokok biasa? Sedangkan pada kenyataannya bahaya vape sama dengan rokok pada umumnya.

Vape kini sudah sangat dikenal di kalangan masyarakat dari usia dewasa muda hingga tua.

Sayangnya, jika vape dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dan jangka panjang, akan memberikan risiko pada kesehatan lho.

Sebelum Moms mengetahui bahaya vape, yuk cari tahu terlebih dahulu apa itu vape.

Baca Juga: Waspada, Berikut 7 Bahaya Merokok bagi Kesehatan

Apa itu Vape?

Apa Itu Vape?
Foto: Apa Itu Vape? (Orami Photo Stock)

Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vape dikenal juga sebagai rokok elektrik.

Vape bekerja dengan memanaskan cairan dan menghasilkan aerosol atau campuran partikel kecil di udara.

Vape hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran mulai dari kecil, seperti seukuran pensil atau pulpen, hingga besar.

Umumnya, vape bekerja dengan menggunakan baterai, memiliki elemen pemanas, dan tempat untuk mencampur cairan.

Cairan di dalam vape biasanya mengandung nikotin dan perasa. Cairan ini dikenal dengan sebutan e-juice, e-liquid, hingga cairan vape.

Secara spesifik, kandungan cairan vape tergantung dari jenis dan merek yang beredar.

Namun, kebanyakan cairan vape merupakan campuran dari bahan-bahan seperti air, gliserin nabati, dan propilen glikol.

Sebagai pelengkap, cairan vape tidak jarang diberikan perasa atau aditif yang berbeda-beda kandungannya sehingga membuat vape hadir dalam berbagai rasa.

Pengguna vape akan menghirup aerosol dan masuk ke dalam paru-paru. Ketika uap dikeluarkan, yang menghirup uap tersebut pun berisiko mengalami masalah kesehatan.

Sejauh ini berdasarkan Food and Drug Administration (FDA) bahan-bahan vape merupakan food based yang aman untuk dikonsumsi.

Namun melansir dari Medical News Today, ketika cairan ini dipanaskan dan menguap ke udara, perlu dipertanyakan tentang keamanannya bagi kesehatan.

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Menggunakan Vape? Ini Kata Dokter Kandungan!

Vape dan Rokok Tembakau, Mana yang Lebih Berbahaya?

Ilustrasi Perempuan Vape
Foto: Ilustrasi Perempuan Vape (Orami Photo Stocks)

Seperti yang sudah disinggung di atas, bahaya vape dan rokok konvensional kerap dibandingkan.

Tidak jarang vape dipercaya lebih tidak berbahaya dibanding rokok konvensional.

Sedangkan, bahaya vape sama saja dengan bahaya rokok konvensional, lho Moms.

Meski menurut dr. Budhi Antariksa, Ph.D, Sp.P (K), perbedaan utama antara vape dengan rokok konvensional adalah tembakau.

"Rokok konvensional mengandung tembakau, sementara rokok elektrik tidak," jelas Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan Konsultan Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik ini.

Lalu, bukan berarti hal tersebut jadi tolok ukur bahwa rokok konvensional lebih berbahaya bagi tubuh dan rokok elektrik atau vape lebih aman.

"Perlu diingat bahwa tembakau (bahan utama kandungan rokok) bukanlah satu-satunya penyebab kanker dan penyakit serius lainnya.

Ada banyak sekali kandungan dalam vape maupun rokok yang berdampak negatif untuk kesehatan," jelas dokter yang praktik di RS Pondok Indah, Puri Indah, Jakarta Barat ini.

Rokok dan vape kerap disandingkan untuk dicari tahu mana yang lebih aman atau lebih berbahaya dibandingkan yang lainnya.

Namun, sebelum mengetahui aman atau tidaknya, Moms perlu mengetahui kandungan keduanya.

Rokok dan asapnya mengandung berbagai bahan kimia berbahaya, di antaranya:

Tidak hanya rokok konvensional, vape juga mengandung berbagai bahan kimia berbahaya.

Uap yang keluar dari vape bukanlah uap air biasa. Dilansir dari American Cancer Society, uap dari vape mengandung bahan-bahan kimia berikut:

  • Nikotin
  • Volatile organic compounds (VOC)
  • Bahan kimia perasa
  • Formaldehyde

Akan tetapi, sulit untuk mengetahui secara pasti apa saja bahan kimia yang ada di dalam rokok elektrik.

"Sebab, sebagian besar produk kerap tidak mencantumkan semua zat yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa vape sama bahayanya dengan rokok konvensional," pungkasnya.

Baca Juga: Waspadai 5+ Bahaya Alkohol untuk Pernapasan dan Tubuh!

Bahaya Vape atau Rokok Elektrik Menurut Dokter

Ilustrasi Bahaya Vape
Foto: Ilustrasi Bahaya Vape (Orami Photo Stocks)

Centers for Disease Control and Prevention menemukan bukti bahwa vape dapat menyebabkan kejang dan kerusakan paru serius hanya setelah 1 tahun mengonsumsinya atau bahkan kurang dari setahun.

Hingga saat ini, tidak ada fakta yang membuktikan bahwa bahaya atau bahaya vape lebih rendah dibandingkan dengan rokok.

Berbagai penelitian terhadap rokok elektrik menunjukkan hasil sebagai berikut:

  • Vape atau rokok elektrik diklaim mengandung zat berbahaya seperti Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA), Diethylene Glycol (DEG), dan karbon monoksida.
  • Penggunaan rokok elektrik dalam jangka panjang bisa meningkatkan kadar plasma nikotin secara signifikan setelah 5 menit penggunaannya. Peningkatan nikotin ini menimbulkan efek kesenangan sementara di otak, yang membuat seseorang menjadi ketagihan atau ketergantungan.
  • Rokok elektrik ini juga meningkatkan kadar plasma karbon monoksida dan frekuensi nadi secara signifikan yang dapat mengganggu kesehatan.
  • Memiliki efek akut pada paru seperti pada rokok konvensional, yaitu kadar nitrit oksida udara eskalasi menurun secara signifikan dan tahanan jalan napas meningkat signifikan.

Bahkan, salah satu bahaya vape atau rokok elektrik juga termasuk mendorong budaya merokok pada anak dan remaja.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi peringatan kepada seluruh negara di dunia untuk melarang anak, remaja, ibu hamil, dan wanita usia produktif mengisap rokok elektrik.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) 2018, prevalensi merokok pada remaja usia 10 sampai 18 tahun mengalami peningkatan sebesar 1,9 persen dari 2013 (7,20 persen) ke 2018 (9,10 persen).

Rokok elektrik atau rokok tembakau (konvensional) sama-sama berdampak buruk untuk kesehatan tubuh.

Lebih baik jaga kesehatan dan perkuat imunitas tubuh dengan menjauhinya.

Baca Juga: Mengenal Alkohol Denat pada Skincare, Amankah?

8 Bahaya Vape Lainnya

Setelah Moms mengetahui apa itu vape dan cara kerja vape, kini Moms harus mengetahui efek samping yang mungkin akan ditimbulkan bagi pengguna rokok elektrik satu ini.

1. Meningkatkan Risiko Asma dan COPD

Bahaya Vape
Foto: Bahaya Vape (Brisbanebulkbillingdoctor.com.au)

Melansir dari Johns Hopkins Medicine, bahaya vape yang pertama adalah bisa meningkatkan risiko asma dan COPD.

COPD dikenal juga sebagai Chronic Obstructive Pulmonary Disease.

COPD adalah kondisi yang menyerang paru-paru dengan menghalangi udara yang masuk sehingga membuat penderitanya kesulitan bernapas.

Kerusakan paru-paru akibat COPD tidak bisa disembuhkan, lho Moms!

Hal ini senada dengan American Journal of Preventive Medicine, orang yang menghisap rokok elektrik berisiko 6 kali lebih besar dibanding yang tidak menggunakan produk tembakau sama sekali.

Baca Juga: 13 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal, dari Minum Air Putih hingga Hindari Rokok

2. Kerusakan Otak

Terlepas dari rokok elektrik atau rokok biasa, keduanya memiliki kandungan nikotin.

Seperti yang diketahui, nikotin merupakan zat berbahaya terutama jika dikonsumsi oleh remaja.

Dilansir dari WebMD, penggunaan nikotin bisa berpengaruh terhadap otak yang mengontrol suasana hati, memori, perhatian, dan kontrol impuls.

Secara sederhana, nikotin mengambil peran dalam koneksi antara otak dan sel-sel di otak. Kerusakan otak yang memengaruhi suasana hati bisa mempercepat proses penuaan.

Sekaligus bisa membuat otak lebih rentan terhadap penyakit neurodegeneratif.

3. Bersifat Racun

Ilustrasi Racun
Foto: Ilustrasi Racun (familydoctor.org)

Bahaya vape lainnya adalah vape bersifat racun bagi tubuh. Bahan kimia yang digunakan untuk membuat cairan vape memiliki efek toksik yang akan berisiko kanker.

Berdasarkan studi di 2015 berjudul Hidden Formaldehyde in E-Cigarette Aerosols, memanaskan propilen glikol dan gliserol dalam rokok elektrik menimbulkan senyawa yang melepaskan formaldehida.

Formaldehida merupakan karsinogen golongan 1, artinya kandungan ini berpotensi menyebabkan kanker. Terlebih bagi pengguna rokok elektrik di usia remaja.

Baca Juga: Tips Mendengarkan Brainwave dan Manfaatnya untuk Kesehatan Otak

4. Membuat Adiktif

Baik rokok elektrik maupun rokok biasa, keduanya memiliki kandungan adiktif yang sama seperti heroin dan kokain.

Bahkan pengguna rokok elektrik diakui lebih banyak kandungan nikotinnya daripada produk tembakau yang dibakar.

Kandungan nikotin yang lebih besar dari rokok biasa, membuat efek samping vape lebih adiktif dibanding rokok pada umumnya.

5. Buruk Bagi Jantung

Ilustrasi Jantung
Foto: Ilustrasi Jantung (Orami Photo Stock)

Nikotin merupakan kandungan utama dari rokok elektrik dan rokok biasa, keduanya sama-sama menyebabkan adiktif.

Jika menghentikan rokok secara tiba-tiba, tekanan darah akan meningkat dan memacu adrenalin.

Apabila tekanan darah meningkat, detak jantung pun turut meningkat dan memungkinkan terjadinya serangan jantung.

Terlebih jika menggunakan rokok biasa dan vape secara bergantian, penyakit paru-paru kronis, asma, hingga penyakit kardiovaskular akan meningkat secara signifikan.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Kardiovaskular, Penyebab Kematian Nomor Satu di Indonesia

6. Mengganggu Kesehatan Mental

Bahaya vape selanjutnya adalah menganggu kesehatan mental. Walau terkesan sepele, tapi efek samping vape memengaruhi mental.

Menurut CDC, ketika seseorang bergantung pada rokok atau sudah ditahap kecanduan, berhenti merokok mengakibatkan gejala penarikan atau withdrawal nikotin sementara.

Gejala putus nikotin bisa termasuk ke lekas marah, gelisah, merasa cemas atau tertekan, sulit tidur, sulit berkonsentrasi, dan sangat menginginkan nikotin.

Agar gejala ini berkurang, membuat penggunanya harus terus mencari nikotin.

Khusunya bagi remaja yang menggunakan vape untuk mengatasi kecemasan, bisa membuat siklus ketergantungan di masa depan.

7. Berisiko Peradangan

Berdasarkan temuan Frontiers in Physiology, bahan perasa di cairan vape, bisa menyebabkan respons inflamasi dengan meruak sel paru-paru. Temuan ini menggunakan cairan vape yang tidak mengandung nikotin

Peradangan paru-paru bisa berubah menjadi peradangan kronis. Ketika kondisi peradangan kronis di paru-paru terjadi, maka akan berisiko membutuhkan transplantasi paru-paru.

8. Asap Vape Mengandung Logam Berat

Vape identik dengan asap yang banyak. Meskipun asapnya tidak bau seperti rokok, asap tersebut tetap berbahaya.

Asap dari vape mengandung bahan kimia berbahaya, termasuk timah dan logam berat lainnya.

Perasa yang ada pada vape juga bisa memicu penyakit paru-paru. Jika dihirup, asap tersebut bisa meningkatkan risiko kesehatan.

Cara Menghentikan Ketergantungan Vape

Ilustrasi Terapi
Foto: Ilustrasi Terapi (Freepik.com/Shurkin_son)

Setelah Moms dan Dads mengetahui bahaya vape yang cukup berat, ada lho beberapa cara untuk menghentikan vape atau rokok tembakau.

Ketergantungan terhadap vape dan rokok disebabkan oleh zat yang sama, yaitu nikotin.

Untuk berhenti dari ketergantungan tersebut, ada sejumlah modalitas yang dapat dilakukan.

Beberapa di antaranya adalah,

  • Nicotine replacement therapy (NRT) atau terapi pengganti nikotin.
  • Behavioural therapy atau terapi perilaku.
  • Hipnoterapi.
  • Nicotinic antagonist therapy.

Baca Juga: 9 Obat Asam Urat Alami, Mulai dari Pisang hingga Tanaman Tradisional!

Bahaya Vape untuk Ibu Hamil

Ilustrasi Hamil
Foto: Ilustrasi Hamil (Pexels.com/Leah Kelley)

Vape mengandung zat nikotin yang berbahaya, terutama bagi janin.

Berdasarkan sejumlah penelitian, ibu yang memiliki kebiasaan merokok berisiko melahirkan bayi dengan ukuran tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan bayi normal.

Selain itu, ibu perokok juga memiliki risiko angka kelahiran anak yang rendah.

Nah itu dia Moms informasi seputar bahaya vape. Efek samping ini tidak terbatas hanya laki-laki atau perempuan saja lho.

Efek samping ini berpengaruh bagi siapa saja yang mengonsumsi rokok elektrik dan rokok pada umumnya dalam jangka waktu panjang.

  • https://www.hopkinsmedicine.org/news/newsroom/news-releases/vaping-increases-odds-of-asthma-and-copd
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/5-truths-you-need-to-know-about-vaping
  • https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/e-cigarettes/Quick-Facts-on-the-Risks-of-E-cigarettes-for-Kids-Teens-and-Young-Adults.html
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/326489#e-liquid
  • https://www.webmd.com/connect-to-care/vaping/vaping-ecigarette-health-risks-lung-heart
  • https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/e-cigarettes/severe-lung-disease.html
  • https://www.ajpmonline.org/article/S0749-3797(19)30479-9/fulltext
  • https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMc1413069
  • https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fphys.2017.01130/full

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb