22 Agustus 2023

Fakta Dry Ice, Kegunaan hingga Cara Aman Pemakaiannya

Hati-hati saat menggunakan dry ice, Moms!
Fakta Dry Ice, Kegunaan hingga Cara Aman Pemakaiannya

Dry ice, atau es kering, dibuat dari karbondioksida yang berbentuk padat dengan titik beku sekitar -78 derajat Celsius.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa dry ice dapat mengalami proses sublimasi, di mana sebuah padatan berubah menjadi gas.

Biasanya, es kering digunakan sebagai sumber asap di panggung untuk memberikan efek dramatis pada suatu penampilan.

Dari sisi makanan, jenis es ini juga dapat digunakan untuk mengawetkan makanan beku jika tidak ada lemari es atau pendingin elektrik.

Meskipun bermanfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan dry ice.

Simak selengkapnya berikut ini, Moms!

Baca Juga: Memahami Myasthenia Gravis pada Anak, Berikut Penjelasannya

Fakta Dry Ice

Bentuk Dry Ice
Foto: Bentuk Dry Ice (Orami Photo Stocks)

Sebelum mulai menggunakannya, mari simak fakta-fakta tentang dry ice berikut ini, Moms!

1. Sudah Ada Sejak Abad 19

Dry ice pertama kali ditemukan pada 1835 oleh Charles Thilorier, ahli kimia asal Perancis.

Penemuan itu berawal saat ia membuka tutup silinder berisi karbondioksida cair.

Saat itu, dia mengamati bahwa sebagian besar karbondioksida menguap dan menyisakan es kering di dalam wadah.

Sejak saat itu, para ilmuan terus meneliti es kering ini selama 60 tahun berikutnya.

2. Digunakan dalam Industri Hiburan dan Makanan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dry ice paling sering dimanfaatkan oleh para pelaku industri hiburan dan makanan.

Di industri hiburan, karbondioksida padat ini digunakan sebagai asap di atas panggung teater atau acara serupa untuk menambahkan kesan dramatis.

Sementara pada industri kuliner, karbondioksida padat ini digunakan untuk mengawetkan makanan beku agar tidak rusak saat dibawa dalam perjalanan.

Baca Juga: Serba Mewah, Ini Makna Pakaian Adat Sumatera Selatan Aesan Gede dan Pak Sangkong

3. Lebih Berat dari Air

Pada umumnya, es akan mengambang jika dimasukan ke dalam air. Namun, tidak demikian dengan dry ice.

Es kering, yang terbuat dari karbondioksida padat, memiliki massa yang lebih besar dibandingkan dengan air dan udara.

Jadi, saat Moms memasukkan es kering ke dalam air, es tersebut akan tenggelam.

4. Tidak Boleh Dikonsumsi

Moms, jangan coba-coba mengonsumsi dry ice, ya! Sebab, bisa mengakibatkan pembakaran internal dan pelepasan gas saat berubah dari bentuk padat menjadi gas.

Bahkan selain tidak boleh dikonsumsi, penanganan yang tidak benar terhadap es kering juga dapat merusak wadah atau permukaan tempat penyimpanannya.

Jika secara tidak sengaja tertelan, bisa menyebabkan keracunan yang meliputi,

  • Sakit kepala
  • Kesulitan bernapas
  • Mual
  • Muntah.

5. Lebih Tahan Lama

Es kering memiliki daya tahan lebih lama dibandingkan es biasa. Jika disimpan dalam wadah yang sesuai, es kering bisa bertahan hingga 24 jam.

Bahkan, jika es kering disimpan bersama dengan jenis es lainnya, masa tahanannya bisa mencapai 3-4 hari.

Tapi, ada beberapa faktor yang memengaruhi lamanya es kering bisa bertahan, seperti:

  • Wadah penyimpanan
  • Jumlah es kering yang ada di dalamnya
  • Suhu lingkungan di sekitar wadah penyimpanan.

6. Simpan di Tempat Berventilasi

Pastikan untuk menyimpan es kering di tempat dengan sirkulasi udara yang baik guna mengurangi risiko penumpukan karbon dioksida.

Karbon dioksida dalam bentuk gas yang menyublimasi cenderung akan berkumpul di daerah yang lebih rendah dan menggantikan udara yang mengandung oksigen.

Jika disimpan di tempat tanpa sirkulasi udara yang baik, seperti di mobil, bisa menyebabkan kekurangan oksigen jika terhirup, yang bisa berakibat fatal.

Selain itu, usahakan untuk menyimpan es kering di wadah yang tertutup rapat.

Baca Juga: Sebabkan Cedera, Simak Bahaya Baby Walker dan Alternatif yang Lebih Aman untuk Si Kecil

Bahaya Dry Ice

Dry Ice di dalam Mangkuk
Foto: Dry Ice di dalam Mangkuk (Orami Photo Stocks)

Sejatinya, dry ice tidaklah berbahaya.

Namun, terdapat potensi risiko yang perlu diperhatikan jika es kering disimpan di tempat dengan ventilasi yang tidak memadai.

Hal tersebut dapat memicu masalah pada tubuh karena menghirup karbondioksida dalam jumah yang berlebihan.

Studi dalam jurnal Taxicological Reviews menyebutkan, terlalu banyak menghirup karbondioksida dapat menyebabkan peningkatan laju pernapasan, takikardia, aritmia jantung, hingga gangguan kesadaran.

Jika Moms terpapar karbon dioksida dengan konsentrasi melebihi 10%, ini bisa berisiko menyebabkan kejang, koma, atau bahkan kematian.

Selain itu, Moms juga harus diwaspadai risiko dan bahaya dry ice seperti berikut:

1. Frosbite

Frostbite adalah cedera yang disebabkan oleh pembekuan kulit dan jaringan di bawahnya.

Pada tahap awal radang dingin, yang dikenal sebagai frostnip, tidak ada kerusakan permanen pada kulit.

Gejalanya meliputi kulit terasa dingin disertai sensasi ditusuk-tusuk, diikuti oleh mati rasa dan kulit yang meradang atau berubah warna.

Kondisi ini dapat terjadi jika Moms terlalu lama memegang dry ice dengan tangan kosong.

Saat Moms menyentuh es kering tanpa perlindungan, aliran darah dapat terganggu oleh suhu dingin ekstrem dari es tersebut.

Jika Moms mengalami frostbite, sebaiknya segera mencari suhu hangat agar aliran darah kembali lancar.

Apabila kondisinya memburuk, segera pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.

Baca Juga: 9+ Manfaat Batu Germanium, Bisa Mengencangkan Kulit

Asfiksia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga menyebabkan hilangnya...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb