10 Agustus 2017

Fenomena Social Climber, Bagaimana Mama Menyikapinya?

Tak perlu ikut-ikutan, ya, Ma
Fenomena Social Climber, Bagaimana Mama Menyikapinya?

Belakangan sering sekali terdengar istilah social climber. Sebenarnya apa sih pengertian social climber? Secara singkat, social climber adalah individu atau sekelompok orang yang berusaha dengan berbagai cara untuk diterima pada status sosial yang lebih tinggi.

Selalu ingin dilihat lebih mewah dan lebih berkelas mungkin jadi dambaan banyak orang. Tapi kalau sampai menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sebuah pengakuan, apakah itu hal yang baik? Jawabannya pasti TIDAK.

Fenomena social climber kebanyakan terjadi di kalangan wanita. Untuk itu, agar Mama tidak terjerumus ke hal-hal negatif, berikut beberapa saran untuk menyikapinya.

  1. Memilih Teman yang Tepat

Lingkungan memang berperan banyak membentuk karakter seseorang. Untuk itu, sudah seharusnya Mama selektif memilih dengan siapa saja Mama banyak menghabiskan waktu, dan hal-hal positif apa yang sudah Mama dapatkan dari pertemanan yang sudah Mama jalin. Jika teman-teman Mama justru banyak memberi dampak negatif seperti saling berlomba memamerkan barang ini dan itu, sebaiknya Mama menghindari pertemanan yang demikian.

  1. Hindari Gaya Hidup Hedonisme

Hal yang paling mencolok dari para social climber adalah gaya hidup mereka. Mereka adalah orang-orang yang selalu mencari perhatian dengan berbagai cara. Bagi mereka, kesenangan dan kenikmatan materi adalah hal yang utama. Mama tidak merasa nyaman dengan hal yang demikian? Sebaiknya jadilah diri sendiri. Menghindari gaya hidup yang berlebih-lebihan dan hidup sederhana memang jauh lebih menenangkan daripada harus mengupayakan barang-barang mewah tetapi dengan cara yang tidak baik seperti banyak berhutang, memanfaatkan orang lain, atau bahkan mencuri.

Baca juga: 3 Kebiasaan yang Membuat Anda Selalu Merasa Dililit Hutang
  1. Realistis

Para social climber memang selalu berangan-angan dan terobsesi selalu mencari yang lebih dan lebih lagi tanpa mempertimbangkan batas kemampuan mereka. Bagaimanapun, sebagai seorang ibu, Mama harus menjadi contoh yang baik bagi si buah hati. Memaksakan hal yang terlalu tinggi juga tidak baik apalagi dengan menggunakan cara yang melanggar norma atau hukum. Bersikaplah realistis dan tahu batas kemampuan diri lebih mendamaikan daripada terus-terusan mengejar gengsi.

  1. Membangun Prestasi

Penggiat social climber pada umumnya tidak akan merasa percaya diri jika tidak memakai barang mewah. Rasa percaya diri mereka terletak pada apa yang mereka rasa bisa menaikkan status sosial mereka. Padahal membangun prestasi diri jauh lebih baik daripada memiliki barang-barang mewah. Sebagai ibu rumah tangga, membangun prestasi tidak perlu jauh-jauh. Cukup menjadi ibu yang bisa dibanggakan keluarga kecil Mama. Peduli dengan sesama, bijaksana, juga lemah lembut dalam bertutur kata jauh lebih indah daripada bermewah-mewah.

  1. Utamakan Keluarga

Saat ini banyak sekali ibu-ibu muda yang membentuk grup arisan. Banyak pertemuan sana-sini hanya untuk berkumpul demi eksistensi. Bukannya silaturahmi, malah menyombongkan diri. Tak jarang banyak kewajiban rumah yang diabaikan. Padahal jika sudah menikah, sudah seharusnya Mama menomorsatukan keluarga. Hindari pergaulan seperti ini, ya, Ma, karena bagaimanapun berkumpul bersama keluarga tersayang di rumah jauh lebih menenangkan hati.

(LMF)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb