27 Oktober 2021

Susah Mengontrol Emosi dan Perilaku? Waspada Gangguan Kontrol Impuls!

Beberapa jenisnya seperti kleptomania dan pyromania
Susah Mengontrol Emosi dan Perilaku? Waspada Gangguan Kontrol Impuls!

Seseorang dikatakan mengalami gangguan kontrol impuls ketika ia kesulitan untuk mengendalikan emosi dan perilaku.

Hal-hal ini perlu dikendalikan karena termasuk emosi dan perilaku yang tidak baik sehingga bukan hanya bisa merugikan diri orang tersebut, tetapi juga orang lain.

Untuk tahu lebih dalam seputar gangguan kontrol impuls dan bagaimana penanganan agar kondisi buruk ini bisa hilang, Moms simak selengkapnya di sini, ya!

Baca Juga: Asetilkolin, Neurotransmiter Utama dari Sistem Saraf Parasimpatik

Gejala dan Jenis Gangguan Kontrol Impuls

gangguan kontrol impuls
Foto: gangguan kontrol impuls

Foto: Orami Photo Stock

Gejala gangguan kontrol impuls yang mungkin dimiliki semua kelompok usia meliputi:

  • Berbohong
  • Menghancurkan benda-benda
  • Marah sampai meledak-ledah
  • Menyakiti orang lain dan hewan
  • Makan berlebihan

Sementara pada orang dewasa, gejala kontrol impuls yang terganggu juga termasuk:

  • Bermain judi
  • Berbelanja terlalu banyak
  • Membakar sesuatu (mengalami pyromania)
  • Kecanduan internet hingga sulit dikendalikan
  • Hiperseksualitas

Berbeda dengan anak-anak, gejala gangguan kontrol impuls biasanya menimbulkan masalah di sekolah secara sosial maupun akademis. Contohnya:

  • Anak marah dan mengamuk di kelas
  • Sulit menyelesaikan tugas sekolah
  • Sering berkelahi dengan temannya

Gejala gangguan kontrol impuls mungkin sekilas mirip, tetapi biasanya masing-masing jenis punya ciri khas yang berbeda.

1. Oppositional Defiant Disorder

Oppositional defiant disorder (ODD) adalah gangguan perilaku yang biasanya terlihat saat masih anak-anak.

ODD umumnya ditandai dengan kesulitan dalam mengontrol emosi dan perilaku. Meski bisa juga dialami anak perempuan, anak laki-laki cenderung lebih sering mengalami ODD.

Gejala ODD biasanya muncul di usia 5-10 tahun dan mungkin akan hilang sendirinya seiring bertambahnya usia.

2. Intermittent Explosive Disorder (IED)

Intermitten explosive disorder atau gangguan ledakan amarah (IED) umumnya terjadi di akhir masa remaja.

Seseorang dengan IED biasanya bisa marah dan mengamuk hanya karena hal biasa, bahkan sebenarnya sepele bagi orang lain.

3. Gangguan Perilaku

Conduct disorder atau gangguan perilaku (CD) adalah gangguan kontrol impuls yang bisa muncul selama masa anak-anak hingga remaja.

Anak dengan gangguan perilaku cenderung tidak patuh, suka memberontak, dan sulit diatur.

Lagi-lagi, salah satu jenis gangguan kontrol impuls ini lebih banyak dialami anak laki-laki ketimbang perempuan.

Anak yang mengalami gangguan perilaku juga lebih mungkin mengalami:

  • Attention deficit hyperactive disorder (ADHD)
  • Gangguan mood
  • Gangguan perkembangan

Baca Juga: Mengenal Hormon Endorfin, Hormon "Pereda Nyeri" yang Bisa Kurangi Rasa Sakit dan Stres

4. Kleptomania

Kleptomania adalah dorongan kuat untuk mengambil barang orang lain yang bukan miliknya.

Jenis gangguan kontrol impuls ini bisa muncul di usia berapa pun dan cenderung dialami wanita daripada pria.

5. Pyromania

Pyromania adalah gangguan kontrol impuls ketika seseorang sangat tertarik bahkan sampai terobsesi dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan api.

Biasanya remaja dan dewasa lebih sering mengalami pyromania. Ketimbang wanita, gangguan yang satu ini cenderung dialami pria.

Contoh Gangguan Kontrol Impuls

gangguan kontrol impuls
Foto: gangguan kontrol impuls

Foto: Orami Photo Stock

Seperti yang sudah disinggung di awal, gangguan kontrol impuls dapat membuat penderitanya dianggap memiliki sikap yang buruk karena bertentangan dengan norma masyarakat.

Agar lebih jelas, berikut contoh perilaku yang termasuk gangguan kontrol impuls:

  • Mengambil barang-barang milik orang lain (kleptomania)
  • Menyukai api tetapi dalam konteks yang tidak wajar (pyromania)
  • Berjudi
  • Mencuri
  • Bersikap jahat terhadap orang lain

Kontrol impuls yang terganggu ini dapat dikaitkan dengan gangguan neurologis tertentu, misalnya (ADHD).

Mengutip dari American Addiction Centers Photo, berdasarkan data Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV) edisi keempat, sekitar 10,5% dari orang-orang di dunia diperkirakan memiliki gangguan kontrol impuls.

Gangguan ini umumnya cenderung lebih banyak dialami oleh pria ketimbang wanita.

Biasanya, gangguan kontrol impuls terjadi bersamaan dengan gangguan kesehatan mental maupun penggunaan zat terlarang (narkoba).

Baca Juga: Bisa Menyebabkan Kematian, Kenali Radang Selaput Otak Lebih Dekat!

Penyebab Gangguan Kontrol Impuls

gangguan kontrol impuls
Foto: gangguan kontrol impuls

Foto: Orami Photo Stock

Sejauh ini, penyebab gangguan kontrol impuls belum dapat dipastikan.

Namun, faktor genetik dan lingkungan yang dimiliki seseorang bisa meningkatkan risiko memiliki gangguan ini.

Misalnya, anak ODD mungkin memiliki orangtua dengan gangguan mood. Atau anak dengan gangguan perilaku memiliki orangtua yang mengalami:

  • Skizofrenia
  • ADHD
  • Gangguan kepribadian antisosial
  • Menggunakan narkoba

Kondisi keluarga yang kurang baik dan kondusif juga bisa memicu anak mengalami gangguan kontrol impuls.

Jika ini faktor risikonya, berarti mungkin tidak ada faktor genetik terkait gangguan kontrol impuls.

Sementara faktor lingkungan yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah kontrol impuls yakni:

  • Pernah mengalami kekerasan
  • Berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah
  • Berada di lingkungan yang kurang baik untuk tumbuh kembang anak

Baca Juga: Waspada! Kuku Bergelombang Bisa Jadi Sinyal Masalah Kesehatan

Pengobatan dan Terapi

gangguan kontrol impuls
Foto: gangguan kontrol impuls (Essence.com)

Foto: Orami Photo Stock

Terapi umumnya menjadi salah satu pengobatan penting untuk mengendalikan gangguan kontrol impuls, seperti:

  • Terapi bermain untuk anak-anak
  • Terapi kelompok untuk orang dewasa
  • Psikoterapi individu dalam bentuk terapi perilaku kognitif (CBT) maupun terapi bicara lainnya
  • Terapi keluarga

Dokter biasanya juga memberikan resep obat antidepresan, pengatur mood, atau obat lainnya untuk membantu menyeimbangkan zat kimia di otak agar gejala bisa terkendali.

Bagi Moms dan Dads, berikut tindakan yang bisa dilakukan bila si Kecil mengalami gangguan kontrol impuls:

  • Memberikan pengaruh positif terkait gangguan yang dilakukan anak
  • Mendorong atau mangajak anak agar tertarik membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan
  • Tetap konsisten saat mengasuh si Kecil

Moms dan Dads juga bisa mengikuti pelatihan atau terapi khusus untuk orangtua yang bisa membantu mengelola kondisi anak dengan gangguan kontrol impuls.

Tetap semangat, Moms dan Dads!

  • https://americanaddictioncenters.org/co-occurring-disorders/impulse-control-disorder
  • https://www.healthline.com/health/mental-health/impulse-control
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/impulse-control-disorders
  • https://www.psychiatry.org/patients-families/disruptive-impulse-control-and-conduct-disorders/what-are-disruptive-impulse-control-and-conduct-disorders
  • https://psychcentral.com/lib/what-are-impulse-control-disorders#1

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb