09 September 2022

10 Tanda Moms Harus Ganti Kontrasepsi, Sudah Tahu?

Salah satunya ketika mengalami obesitas
10 Tanda Moms Harus Ganti Kontrasepsi, Sudah Tahu?

Sering jadi pertanyaan, kapan waktu yang tepat ganti kontrasepsi pada wanita, ya, Moms?

Alat kontrasepsi adalah hal yang penting untuk dipikirkan.

Hal itu khususnya jika Moms berencana untuk mengatur jarak kelahiran antara kakak dan adik.

Namun, kenyataannya, memilih jenis kontrasepsi yang sesuai untuk diri sendiri bukanlah hal yang mudah.

Yuk, kenali lebih lanjut bagaimana cara memilih alat kontrasepsi yang sesuai.

Kenali juga kapan waktu yang tepat ganti alat kontrasepsi lewat ulasan di bawah ini!

Baca Juga: 12 Bahaya Biji Selasih untuk Kesehatan dan Ibu Hamil, Waspadai!

Tanda-Tanda Tubuh Perlu Ganti Alat Kontrasepsi

Mary Jane Minkin, M.D., seorang profesor OBGYN klinis asal Yale Medical School menyatakan bahwa hampir setengah kelahiran bayi merupakan kehamilan yang tidak direncanakan.

Artinya, belum ada persiapan sebelumnya untuk melakukan program hamil.

Ada beberapa tanda untuk mengetahui bahwa tubuh perlu mengganti alat kontrasepsi yang baru.

Apa saja? Berikut ini daftarnya:

1. Pendarahan di Luar Jadwal Menstruasi

3 Tanda Bahwa Moms Harus Ganti Alat Kontrasepsi 1.jpg
Foto: 3 Tanda Bahwa Moms Harus Ganti Alat Kontrasepsi 1.jpg

Foto: Siklus Haid (todaysparent.com)

Umumnya, pendarahan akibat menggunakan kontrasepsi bisa saja terjadi dalam waktu yang singkat.

Namun, jika terus-menerus terjadi pendarahan akibat pemakaian KB, ini bukanlah hal yang wajar.

Tanda pendarahan ini bisa mengindikasi bahwa hormon yang diberikan terlalu tinggi dosisnya.

Sudah saatnya untuk memikirkan alat kontrasepsi lain yang mungkin lebih sesuai dengan kondisi tubuh.

Selalu konsultasikan dengan dokter kandungan untuk pilihan terbaiknya, ya!

2. Perubahan Mood yang Ekstrem

Perubahan suasana hati atau mood swing bisa jadi masalah yang muncul akibat menggunakan kontrasepsi hormonal.

Mengutip NPS Medicinewise, hormon yang berubah akibat kontrasepsi lantaran kandungan hormon progesteron yang tinggi.

Lonjakan hormon ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari, bahkan meningkatkan risiko depresi.

Apabila mengalaminya, jangan ragu untuk segera berobat ke dokter kandungan.

Dokter biasanya akan mempertimbangkan dosis yang lebih rendah, guna menurunkan risiko perubahan suasana hati yang tak menentu.

Baca Juga: Begini Cara Kerja Promil dengan Pil KB, Efektif untuk Dilakukan!

3. Menurunnya Hasrat Seksual

3 Tanda Bahwa Moms Harus Ganti Alat Kontrasepsi 2.jpg
Foto: 3 Tanda Bahwa Moms Harus Ganti Alat Kontrasepsi 2.jpg

Foto: Hasrat Seksual (everydayhealth.com)

Pil KB biasanya akan menekan ovulasi tubuh dan membuat ovarium menghentikan hormon testosteron dalam tubuh.

Akibatnya, hasrat seksual atau libido pun bisa menurun seiring hormon testosteron yang terikat.

Meskipun di beberapa kasus tak mengganggu kehidupan ranjang, namun tetap saja jangka panjangnya akan menjadi masalah.

Jika kasusnya seperti ini, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengganti kontrasepsi dengan hormon progesteron yang lebih tinggi, seperti copper IUD.

4. Efek Samping Berlebihan

Efek samping pasca pemasangan pil KB adalah hal wajar dan normal yang kerap dirasakan wanita.

Sejumlah efek samping yang mungkin dirasakan seperti sakit kepala, mual, keinginan untuk muntah, serta nyeri dada.

Apabila efek ganti KB ini terjadi terus-menerus, menandakan bahwa cara kerja alat kontrasepsi tersebut tidak optimal.

Efek samping yang berlebihan membuat penderitanya tidak nyaman bahkan mengeluh sakit di beberapa titik tubuh tertentu.

Jangan ditunda lagi, dan segera melakukan penjadwalan untuk ganti KB yang lain.

5. Breakout Kulit

3 Tanda Bahwa Moms Harus Ganti Alat Kontrasepsi 3.jpg
Foto: 3 Tanda Bahwa Moms Harus Ganti Alat Kontrasepsi 3.jpg

Foto: Gangguan Tidur (dissolve.com)

Juga, pil KB biasanya akan membantu masalah jerawat karena menghentikan ovulasi dan testosteron.

Namun jika tetap berjerawat meskipun sudah mengonsumsi pil KB, mungkin sudah saatnya beralih ke jenis kontrasepsi lainnya.

Breakout pada kulit akibat alat kontrasepsi bisa semakin parah karena ketidakcocokan dengan zat aktif tersebut.

Redakan jerawat yang aktif dengan menggunakan masker-masker wajah yang mengandung niacinamide.

Hindari menggunakan produk skincare atau make up yang mengandung pewangi atau paraben.

Baca Juga: Levonorgestrel (Kontrasepsi Darurat): Dosis dan Cara Pakainya

6. Terjadi Kehamilan

Kehamilan yang terjadi setelah menggunakan kontrasepsi menandakan alat tersebut tidak bekerja dengan baik.

Dalam National Health Services menjelaskan, kurang dari 1 dari 100 wanita akan hamil dalam setahun jika menggunakan pil kombinasi dengan benar.

Dikatakan, cara kerja kontrasepsi tersebut 91% efektif.

Lain hal, adanya laporan ditemukan 9 dari 100 wanita mengalami kehamilan setelah menggunakan pil kombinasi.

Apabila ini terjadi di luar perencanaan, segera konsultasi dokter untuk segera mengganti jenis kontrasepsi yang lebih ampuh.

7. Lupa Minum Pil KB

lupa minum pil KB
Foto: lupa minum pil KB

Foto: Lupa Minum Pil KB (Orami Photo Stocks)

Sebagian wanita memilih untuk minum pil KB sebagai alat kontrasepsi mencegah kehamilan.

Namun, banyak juga ditemukan kasus lupa untuk mengonsumsi pil KB karena berbagai faktor.

Tanda tubuh perlu mengganti kontrasepsi apabila rutinitas minum pil KB dilewati terlalu sering.

Ada baiknya mempertimbangkan jenis metode KB lain yang tidak perlu dikonsumsi rutin setiap hari.

Sebab, jika terus lupa meminumnya, maka risiko kehamilan pun menjadi lebih tinggi.

8. Ingin Program Hamil

Apabila pasangan suami istri berencana untuk memiliki anak dalam waktu dekat, sudah waktunya berhenti pakai kontrasepsi.

Ganti kontrasepsi lain sesuai arahan dokter jika ingin melakukan program hamil.

Umumnya, metode KB suntik memerlukan waktu 8-12 minggu sampai siklus haid pada wanita kembali normal.

Aturan yang berbeda pun perlu diikuti berdasarkan jenis kontrasepsi kehamilan yang dipilih.

Baca Juga: Apakah Nanas Bisa Mencegah Kehamilan?

9. Timbul Gangguan Kesehatan Lain

ibu hamil obesitas 01.jpg
Foto: ibu hamil obesitas 01.jpg

Foto: Ibu Hamil Obesitas (Orami Photo Stocks)

Faktor lain tubuh perlu ganti kontrasepsi adalah ketika timbulnya gangguan kesehatan yang mengganggu.

Sejumlah alat kontrasepsi bekerja dengan mengandalkan hormon estrogen dan progesteron.

Adanya lonjakan salah satu hormon tersebut, dapat memicu gangguan kesehatan pada wanita, misalnya kanker payudara.

Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi ke dokter saat berencana ganti alat kontrasepsi.

Selain itu, beberapa penyakit lain yang mungkin dialami akibat KB seperti serangan jantung dan stroke.

10. Obesitas atau Kelebihan Berat Badan

Tanda lain tubuh perlu ganti kontrasepsi ketika adanya lonjakan berat badan terlalu ekstrem.

Dikenal dengan obesitas, hal ini bisa mengganggu aktivitas dan kesehatan tubuh wanita.

Pilihlah alat kontrasepsi kehamilan yang berpeluang kecil menaikkan berat badan.

Melansir Healthline, sejumlah pencegah kehamilan yang minim risiko obesitas seperti KB suntik.

Hal ini pun tak bisa disamaratakan untuk semua wanita dan efek sampingnya akan berbeda-beda.

Baca Juga: Kekurangan Kalsium Saat Hamil, Waspada Risiko Osteoporosis!

Kapan Waktu yang Tepat Ganti Kontrasepsi?

kontrasepsi.jpg
Foto: kontrasepsi.jpg (Orami Photo Stock)

Foto: Kondom Wanita (Orami Photo Stocks)

Waktu yang tepat untuk mengganti kontrasepsi adalah tergantung pada setiap metode yang dipilih.

Misalnya, terkait cara beralih ganti kb suntik ke pil, tidak diperlukan jeda untuk melakukannya.

Setiap wanita bisa langsung memulai peralihan KB suntik ke minum dengan jadwal yang telah ditentukan dokter sebelumnya.

Pil KB biasanya berisi 2 jenis pil yang berisi 21 hormon dan 7 sisanya tidak mengandung hormon atau kosong.

Perlu diminum sesuai waktunya agar pencegah kehamilan dapat bekerja dengan optimal.

Lalu, bagaimana dengan kontrasepsi IUD? Berapa lama IUD harus diganti?

Melansir FKUI, kontrasepsi IUD jenis copper sebaiknya jangan digunakan lebih dari 6 tahun lamanya.

Setelah 6 tahun, bisa ganti kontrasepsi jenis lain yang sesuai dengan rencana program kehamilan.

Risiko atau efek samping pemakaian IUD terlalu lama dalam rahim dapat meningkatkan risiko infeksi.

Infeksi yang terjadi dalam rahim dapat menyebabkan terjadinya peradangan dan pendarahan rahim.

Baca Juga: Mengenal Demiseksual, Ketertarikan Seksual Berdasarkan Kedekatan Emosi

Pilihan Jenis Alat Kontrasepsi

vagina bau amis - Hindari douching.jpg
Foto: vagina bau amis - Hindari douching.jpg (Shutterstock.com)

Foto: Kesehatan Vagina (Orami Photo Stocks)

Mengganti alat kontrasepsi tentu perlu berbagai pertimbangan dari setiap jenisnya.

Ada banyak jenis KB yang berbeda dan umum digunakan. Dari semua jenis, kebanyakan pil yang sering digunakan yakni:

1. Pil Kombinasi

Pil kombinasi umumnya mengandung hormon estrogen dan progesteron sintesis.

Pada pil kombinasi, seseorang meminum pil selama 3 minggu setiap bulan dengan tidak meminum pil tanpa hormon selama 1 minggu.

Pil kombinasi juga tersedia sebagai pil siklus berkelanjutan, artinya seseorang meminum pil hormonal secara terus menerus tanpa jeda.

2. Minipill

Berbeda halnya ganti kontrasepsi ke dalam bentuk minipill. Minipill biasanya hanya mengandung progesteron sintetis.

Saat menggunakan minipill, seseorang meminum pil hormonal yang sama setiap hari tanpa jeda.

Minipill memiliki efek samping yakni mempengaruhi siklus haid wanita.

Seorang wanita bisa saja tidak mengalami haid atau melewatinya beberapa bulan sekali.

Para dokter sering menggunakan pil kontrasepsi ini untuk mengobati penderita sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau endometriosis.

3. Kontrasepsi Lainnya

Alat kontrasepsi lainnya yang termasuk dalam pencegah kehamilan juga cukup efektif.

Beberapa jenis kontrasepsi yang umum digunakan meliputi:

  • Kondom
  • IUD copper
  • IUD hormonal
  • Cincin vagina

Penentuan ganti kontrasepsi ke metode baru perlu dengan pertimbangan dokter dan riwayat kesehatan individu.

Baca Juga: 6 Manfaat Domba Jika Dikonsumsi selama Kehamilan

Manfaat Penggunaan Kontrasepsi

Pil KB Bisa Bantu Meningkatkan Kesuburan? 2
Foto: Pil KB Bisa Bantu Meningkatkan Kesuburan? 2 (Orami Photo Stocks)

Foto: Aneka Jenis Kontrasepsi (Orami Photo Stocks)

Penggunaan alat kontrasepsi tentunya bermanfaat untuk pencegah kehamilan yang tak diinginkan.

Cara kerjanya yakni dengan menghentikan pelepasan sel telur dari ovarium atau berhentinya ovulasi.

Ini pun dibarengi dengan meningkatkan lendir di sekitar leher rahim, sehingga sperma lebih sulit masuk.

Beberapa jenis kontrasepsi lain juga menipiskan lapisan rahim untuk mempersulit sel telur yang telah dibuahi untuk disematkan.

Jika seseorang memutuskan bahwa pil KB tidak tepat untuk digunakan, ada banyak cara lain untuk mencegah kehamilan, Moms.

Jadi, apakah Moms butuh ganti kontrasepsi ke metode yang baru untuk mencegah kehamilan?

Pastikan konsultasi dengan dokter sebelumnya, ya!

  • https://www.nps.org.au/australian-prescriber/articles/hormonal-contraception-and-mood-disorders
  • https://www.nhs.uk/conditions/contraception/how-effective-contraception/#:~:text=Contraceptive%20pill&text=than%2099%25%20effective.-,Fewer%20than%201%20in%20100%20women%20will%20get%20pregnant%20in,get%20pregnant%20in%20a%20year.
  • https://www.healthline.com/health/switching-birth-control-pills#:~:text=How%20to%20transition,and%20ovulation%20can't%20occur.
  • https://fk.ui.ac.id/infosehat/ingin-pasang-kb-spiral-ini-jangka-waktu-yang-disarankan-dokter-kandungan/#:~:text=%E2%80%9CJika%20memasang%20IUD%20jenis%20copper,Mangunkusumo%20(FKUI%2DRSCM).
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/322356
  • https://www.verywellhealth.com/how-to-switch-to-a-new-pill-906840

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb