02 Juni 2022

Kenali Ginekomastia, Pembesaran Payudara yang Terjadi pada Pria

Pria bisa memiliki payudara yang besar juga, lho, Dads!
Kenali Ginekomastia, Pembesaran Payudara yang Terjadi pada Pria

Dads, pernahkah mendengar kondisi yang bernama ginekomastia? Jika belum, perhatikan ulasan berikut ini karena kondisi ini nyatanya berkaitan dengan kesehatan.

Ginekomastia disebut juga pembesaran payudara pada pria, bisa terjadi pada Dads atau anak laki-laki.

Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan payudara menjadi lebih besar dan mungkin tumbuhnya tidak merata.

Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, ginekomastia paling sering terjadi ketika seorang praremaja atau remaja laki-laki sedang mengalami perubahan hormonal pubertas.

Namun, kondisi ini juga bisa terjadi pada bayi yang baru lahir dan pria seiring bertambahnya usia. Lantas, apakah kondisi ini berbahaya?

Baca Juga: Jomblo dan Ibu Tidak Menyusui Berisiko Kanker Payudara, Lho!

Ketahui Gejala Ginekomastia

Ketahui Gejala Ginekomastia.jpg
Foto: Ketahui Gejala Ginekomastia.jpg

Foto: healthywomen.org

Mengetahui gejala ginekomastia yang terlihat tentunya dapat mudah dilihat dari ukuran payudaranya.

Jika pria biasanya memiliki dada yang rata dan bidang, tetapi tidak dengan penderita ginekomastia.

Ginekomastia membuat jaringan payudara membengkak dan payudara akan terasa lebih lembut.

Meski demikian, sebenarnya kondisi ini bukan termasuk hal yang berbahaya.

Akan tetapi, pembengkakan pada jaringan kelenjar payudara tersebut dapat juga terasa nyeri, baik pada salah satu atau kedua payudara. Jaringan dada juga mungkin terlihat asimetris.

Selain itu, dilansir dari laman Medical News Today, gejala ginekomastia yang dapat terlihat lainnya, yaitu areola (area kulit berpigmen yang mengelilingi puting payudara) dapat membesar diameternya.

Seperti dikatakan tadi, ginekomastia memang bukan kondisi yang berbahaya. Namun, kondisi ini dapat memengaruhi rasa percaya diri seorang laki-laki.

“Ginekomastia berpengaruh pada kesehatan mental, harga diri, dan juga perilaku makan seseorang,” ungkap Brian Labow, dari Boston Children’s Hospital.

Untuk itu, diperlukan penanganan yang tepat agar kualitas hidup seseorang dapat terjaga meski ia mengalami ginekomastia.

Perlu diperhatikan, apabila terdapat pembengkakan yang tidak biasa dan bertambah besar dari hari ke hari, nyeri tekan, nyeri, atau keluarnya cairan dari puting susu, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.

Nah, gejalanya sudah dipahami, selanjutnya apa sebenarnya yang menjadi penyebab ginekomastia?

Simak ulasan selanjutnya, ya, Dads!

Baca Juga: 10 Fakta Seputar Kanker Payudara Yang Perlu Mama Tahu

Apa Penyebab Terjadinya Ginekomastia?

Apa Penyebab Terjadinya Ginekomastia?.jpg
Foto: Apa Penyebab Terjadinya Ginekomastia?.jpg

Foto: greekreporter.com

Penyebab terjadinya ginekomastia sebenarnya sangat kompleks, karena beberapa faktor bisa menjadi penyebabnya.

Umumnya, penyebab ginekomastia dapat berasal dari ketidakseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen. Seringnya, kondisi ini memang tidak bisa dicegah.

Estrogen, hormon "wanita", membuat jaringan payudara tumbuh, sementara testosteron, hormon "pria", menghentikan estrogen membuat jaringan payudara tumbuh.

Meskipun masing-masing hormon ini menghasilkan ciri-ciri yang biasa terlihat pada pria dan wanita, pria menghasilkan sejumlah kecil estrogen dan wanita menghasilkan sejumlah kecil testosteron.

Kadar estrogen pria yang terlalu tinggi atau tidak seimbang dengan kadar testosteron menyebabkan ginekomastia.

Dikutip dari Medical News Today, 1 dari 9 bayi laki-laki memiliki jaringan payudara yang teraba.

Hal ini karena mereka telah memperoleh kadar estrogen yang tinggi dari ibu. Ketika kadar estrogen kembali normal, pembengkakan hilang, biasanya dalam beberapa minggu.

Payudara bengkak menjadi lebih umum di antara pria saat mereka mendekati usia paruh baya dan lebih tua.

Pria yang lebih tua menghasilkan lebih sedikit testosteron, dan mereka biasanya memiliki lebih banyak lemak daripada pria yang lebih muda.

Selain itu, kondisi ini juga dapat menghasilkan produksi estrogen yang lebih tinggi.

Di samping itu, ada beberapa faktor lainnya yang juga bisa menyebabkan kondisi ginekomastia.

Beberapa faktor risiko tersebut di antaranya, yaitu:

  • Penyakit ginjal atau hati
  • Pengobatan radiasi testis
  • Kebiasaan mengonsumsi alkohol
  • Sindrom Klinefelter
  • Tumor testis, kelenjar adrenal atau hipofisis
  • Hipertiroidisme dan tumor aktif secara hormonal
  • Penggunaan obat-obatan atau produk herbal tertentu
  • Konsumsi obat-obatan terlarang juga dapat berpengaruh

Baca Juga: 9 Faktor Risiko Kanker Payudara, Apakah Moms Memilikinya?

Ketahui jenis obat-obatan yang dapat menyebabkan payudara pada pria membesar, yaitu:

  • Beberapa jenis obat antibiotik dan obat maag
  • Steroid anabolik
  • Kemoterapi
  • Antidepresan trisiklik
  • Diazepam (Valium) dan beberapa obat lain untuk mengobati kecemasan
  • Beberapa obat HIV, termasuk efavirenz, juga dikenal sebagai Sustiva
  • Anti-androgen, biasanya diresepkan untuk pasien dengan kanker atau pembesaran prostat
  • Beberapa obat jantung, termasuk penghambat saluran kalsium dan digoxin
  • Minyak esensial lavender, yang digunakan dalam krim dan sampo dinilai dapat berpengaruh

Itulah faktor yang menjadi penyebab terjadinya ginekomastia. Kondisi ini juga dapat terjadi dalam beberapa fase, sesuai dengan faktor usianya.

Simak ulasan berikutnya, ya, Moms!

Baca Juga: 5 Cara Mencegah Payudara Kendur setelah Masa Menyusui

Fase Terjadinya Ginekomastia

Fase Terjadinya Ginekomastia
Foto: Fase Terjadinya Ginekomastia

Foto: Orami Photo Stock

Pembesaran payudara pada laki-laki memang bisa memengaruhi rasa percaya diri.

Dilansir dari Cleveland Clinic, ginekomastia terjadi secara alami pada waktu yang berbeda dalam kehidupan pria. Fase-fase tersebut adalah:

Setelah lahir

Anak laki-laki yang baru lahir masih di bawah pengaruh estrogen yang mereka terima dari ibu mereka saat berkembang di dalam rahim.

Lebih dari separuh bayi laki-laki yang baru lahir dilahirkan dengan payudara yang membesar. Ginekomastia hilang dalam waktu 2 sampai 3 minggu setelah lahir.

Saat pubertas

Tingkat hormon berubah selama masa pubertas. Kondisi ini biasanya terjadi saat usia 12 hingga 14 tahun.

Pembesaran payudara biasanya hilang 6 bulan sampai 2 tahun setelah dimulainya pubertas.

Pada usia paruh baya

Puncaknya, pembesaran payudara pada pria terjadi antara usia 50 dan 80 tahun. Diketahui bahwa sekitar 1 dari 4 pria dalam rentang usia ini mengalami pembesaran payudara.

Jika ingin memeriksakan kondisi ini ke dokter, ada beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis hal ini.

Biasanya, dokter akan meninjau semua obat, suplemen, dan produk herbal yang dikonsumsi.

Dokter juga akan meninjau riwayat kesehatan, riwayat kesehatan anggota keluarga, dan memesan tes untuk menentukan apakah penyakit/kondisi lain adalah penyebab ginekomastia.

Jika diperlukan, tes pencitraan payudara atau ultrasound payudara juga dapat dilakukan.

Tes-tes ini biasanya dilakukan untuk mendiagnosis lebih lanjut untuk kanker payudara.

Dokter mungkin juga akan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar hormon.

Baca Juga: Apa Penyebab dan Cara Mengatasi Benjolan di Payudara?

Pengobatan Ginekomastia

Adakah Cara Mengobati Ginekomastia?
Foto: Adakah Cara Mengobati Ginekomastia?

Foto: Orami Photo Stock

Cara mengobati ginekomastia dapat ditentukan berdasarkan penyebabnya masing-masing. Maka dari itu, diagnosis perlu dilakukan terlebih dulu.

Perlu dipahami, sebagian besar kasus ginekomastia terjadi selama masa pubertas.

Kondisi ini biasanya dapat membaik dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan. Ini bisa memakan waktu dari 6 bulan hingga 2 atau 3 tahun.

Jika konsumsi obat tertentu yang menyebabkan pembesaran payudara, Dads perlu berhenti minum obat tersebut.

Jika suatu penyakit menyebabkan terjadinya ginekomastia, penyakit tersebut perlu diobati terlebih dulu.

Selain itu, konseling mungkin direkomendasikan untuk anak laki-laki dan Dads yang merasa sulit untuk mengatasi kondisi ini.

Ginekomastia bisa menjadi kondisi yang memalukan dan mengakibatkan seseorang menghindari situasi yang mengharuskan bertelanjang dada.

Hal ini dapat menyebabkan tidak ingin berada di sekitar orang lain, tingkat kecemasan yang tinggi, stres, dan risiko mengalami depresi.

Maka dari itu, berbicara dengan psikolog mungkin dapat membantu.

Itulah penjelasan tentang ginekomastia. Semoga informasi ini membantu Dads dan juga anak laki-laki yang mungkin sedang mengalami kondisi ini, ya!

  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/266129
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/gynecomastia
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16227-enlarged-male-breast-tissue-gynecomastia
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gynecomastia/symptoms-causes/syc-20351793

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb