01 April 2019

Hamil Setelah Kanker, Apa Memungkinkan?

Kabar baik bagi Moms penyintas kanker!
Hamil Setelah Kanker, Apa Memungkinkan?

Kanker adalah salah satu penyakit terberat karena dapat menyebabkan kematian. Menurut National Cancer Institute, pada 2016 diduga terdapat 15,5 juta penyintas kanker di Amerika Serikat.

Angka tersebut diperkirakan akan bertambah hingga 20,3 juta pada 2026.

Lantas, bagaimana bila pascapengobatan kanker Moms berniat untuk punya anak?

Apakah hamil setelah kanker itu memungkinkan? Apakah prosedur pengobatan yang Moms jalani sebelumnya berdampak terhadap kesuburan dan kemampuan tubuh Moms dalam mengandung?

Baca Juga: Kena Leukemia, Ini Rangkaian Pengobatan Panjang yang Harus Dijalani Anak

Menurut American Society of Cancer Oncology, pengobatan kanker memang memiliki sejumlah risiko terhadap kehamilan di masa depan, di antaranya sebagai berikut.

  • Terapi radiasi dapat memengaruhi sel-sel pendukung dan aliran darah ke rahim. Terapi ini juga dapat memperbesar risiko keguguran, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan masalah lain.
  • Tindakan bedah pada serviks, seperti mengangkat sebagian atau seluruh serviks, dapat memperbesar risiko keguguran atau bayi lahir prematur. Pascaprosedur tersebut, ada kemungkinan serviks tidak mampu atau kuat mendukung perkembangan kehamilan.
  • Obat-obatan untuk kemoterapi memiliki risiko merusak sel-sel jantung dan melemahkan jantung. Akibatnya, jantung harus bekerja ekstra kuat sepanjang kehamilan dan persalinan. Pada sejumlah kasus, kemoterapi bahkan dibarengi dengan terapi radiasi pada bagian perut atas atau dada. Kombinasi prosedur ini sebenarnya dapat meningkatkan risiko timbulnya masalah pada kesehatan jantung.

Baca Juga: Makanan dan Minuman Panas Picu Kanker Kerongkongan, Kok Bisa?

Meski begitu, hamil setelah kanker ternyata bukan hal yang mustahil. Perempuan penyintas kanker tetap memiliki peluang untuk hamil dan melahirkan, walaupun dengan sejumlah catatan.

Dalam situs Cancer.net disebutkan bahwa secara umum kehamilan tidak meningkatkan risiko kembalinya kanker.

Riset juga membuktikan bahwa anak-anak yang dilahirkan oleh penderita kanker atau penyintas kanker tidak berisiko tertular penyakit tersebut.

Namun, Moms penyintas kanker yang ingin hamil biasanya akan diminta menunggu terlebih dahulu sebelum memulai program hamil.

Lamanya waktu menunggu itu tergantung pada beberapa faktor, yaitu tipe dan tahapan stadium kanker, jenis pengobatan, dan usia Moms.

Para ahli kesehatan umumnya menyarankan Moms penyintas kanker untuk menunggu selama minimal enam bulan setelah selesai kemoterapi, baru kemudian memulai program hamil.

Baca Juga: Tak Hanya Mencegah Kanker, Ini 4 Manfaat Lain Rajin Mengonsumsi Bawang

Alasannya, sel telur yang rusak akibat kemoterapi akan “dikeluarkan” dari tubuh secara bertahap di kurun waktu enam bulan tersebut.

Namun, ada juga pendapat lain dari ahli kesehatan yang menyarankan penyintas kanker untuk menunggu 2 hingga 5 tahun pascapengobatan kanker untuk hamil.

Alasannya, kanker termasuk penyakit yang dapat kambuh kembali. Bila di tengah kehamilan ternyata sel kanker aktif kembali, pengobatannya akan lebih rumit.

(AN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb