12 Februari 2018

Haruskah Anak Ikut Macam-macam Kursus?

Orang tua seringkali ambisius. Tidakkah anak terbebani?
Haruskah Anak Ikut Macam-macam Kursus?

Seiring perkembangan zaman, persaingan juga semakin ketat. Mama tentu tidak mau kalau si buah hati sampai tertinggal dari teman-temannya. Mama juga pasti ingin anak menyadari minat dan bakatnya sejak dini. Dengan demikian, anak jadi bisa mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.

Alasan-alasan inilah yang mendorong banyak orang tua mendaftarkan putra dan putrinya ikut berbagai macam kursus untuk anak. Mulai dari les bahasa Inggris, les piano, les berhitung, les berenang, sekolah sepak bola, hingga belajar bela diri.

Namun, mendaftarkan anak ke macam-macam les memiliki pro dan kontra. Untuk membantu Mama mempertimbangkan kursus seperti apa yang sesuai dengan anak, simak ulasan berikut ini.

Mengapa anak perlu ikut kursus tambahan?

Di luar mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, anak juga perlu menambah wawasan dan pengalaman dalam bidang yang diminatinya. Memiliki minat dan ketertarikan pada bidang tertentu sangat penting untuk membangun identitas dan potensinya.

Anak akan menjadi lebih percaya diri dan optimis terhadap masa depannya. Selain itu, anak yang ikut kursus di luar jam sekolahnya akan belajar mengatur waktu serta prioritas. Lingkup pergaulan anak juga jadi semakin luas karena ia berkesempatan mengenal teman-teman dari sekolah lain.

Risiko ikut bermacam-macam kursus untuk anak

Meskipun ikut les baik untuk tumbuh kembang anak, terlalu banyak ikut kursus juga bisa membawa dampak negatif. Sifat alamiah anak-anak adalah bermain. Maka, jika anak jadi tak punya waktu untuk bersantai dan bermain karena sibuk les, ia hanya akan memandang les sebagai beban.

Si kecil jadi tidak menikmati kegiatannya dan tak mendapat kesempatan bergaul. Selain itu, karena harus membagi fokus sekian banyak, anak justru tidak bisa memaksimalkan potensinya yang paling kuat.

Memilih kursus yang sesuai minat anak

Ingatlah bahwa anak ikut kursus hanya untuk melengkapi kegiatan utamanya yaitu belajar di sekolah. Jadi kalau Mama ingin anak mendapat kesempatan untuk mencari dan menggali potensinya, batasi jumlah kursus yang diikuti anak hingga paling banyak dua jenis.

Perhatikan jika si kecil sangat senang menari-nari saat mendengarkan musik atau menonton televisi. Itu berarti sebaiknya Mama mendaftarkan anak ikut les menari, bukan les berhitung. Jika anak gemar beraktivitas fisik, ajak anak untuk ikut les bulu tangkis atau bela diri, bukan les biola.

Kalau anak sangat mahir berhitung sementara pelajaran yang diajarkan di sekolah tidak menantang, Mama bisa mengajaknya ikut les matematika yang tingkat kesulitannya lebih tinggi.

Setelah anak mengikuti les tersebut untuk beberapa waktu, tanyakan apakah anak menikmatinya. Perhatikan juga bila anak sering minta izin pada Mama untuk bolos les. Jika anak tidak menikmatinya, jangan memaksakan anak untuk melanjutkan. Berhenti saja dan cari lagi yang lebih disukai anak.

Dengan begitu, Mama dan si buah hati tidak perlu ikut banyak kursus sekaligus untuk menggali minat dan bakat anak.

(IA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb